• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belajar merupakan istilah yang lazim dikalangan masyarakat. Belajar merupakan proses perubahan perilaku yang terjadi pada manusia dan proses belajar dapat mengantar para peserta didik menuju perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial.

Banyak ahli memberikan batasan definisi tentang belajar. Menurut Burton (Suriyanti, 2009:7) dalam bukunya: The Gidance of Learning Activities adalah sebagai berikut: “Learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environment, which feels a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment”.

Menurut Winkel (Abd. Haling, 2007:2):

Belajar pada manusia merupakan suatu proses psikologis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bersifat konstan/menetap. Perubahan-perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru yang segera nampak dalam perilaku nyata.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2005):

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih; berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Wikepedia (2017)

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah (Hariyanto, 2010)

Belajar dapat pula diartikan secara luas dan secara sempit. Secara luas, belajar diartikan sebagai kegiatan psikologis menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Secara sempit, belajar diartikan sebagai usaha penguasaan materi pelajaran (Haling, 2007:2).

Dari pengertian belajar mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, dimana perubahan tingkah laku ini sebagai hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Perubahan itu sesuatu yang disadari, yakni individu yang belajar menyadari terjadinya perubahan atau merasakan adanya perubahan dalam dirinya;

2. Perubahan itu bersifat kontinu dan fungsional, yakni perubahan yang terjadi pada individu berlangsung terus menerus dinainis dan berguna bagi kehidupan atau bagi proses belajar selanjutnya;

3. Perubahan yang diakibatkan oleh belajar mempunyai tujuan dan terarah. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar terjadi karena adanya tujuan yang akan dicapai dan terarah untuk mencapai tujuan itu.

b. Belajar sebagai suatu perubahan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, belajar itu sendiri adalah proses dan bukan tujuan.

c. Belajar merupakan pengalaman, yakni rangkaian interaksi individu dengan lingkungannya.

Menurut Thorndike (Hamzah. B. Uno, 2013:11) bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respon (yang juga bisa berupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Jelasnya, menurut Thorndike, perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau yang nonkonkret (tidak bisa diamati).

Dari beberapa pengetian tentang belajar maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang disadari yang berlangsung untuk mencapai perubahan tingkah laku, perubahan ini merupakan hasil dan pengalaman yang disengaja bukan karena faktor kebetulan sebagai hasil analisis dari latihan atau pengalaman seseorang dimana sebelum melakukan kegiatan belajar tersebut mereka tidak dapat melakukannya.

Adapun beberapa prinsip-prinsip belajar (Haling, 2007:5) yaitu:

a. Belajar suatu proses aktif di mana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinainis antara peserta didik dengan lingkungannya.

b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi peserta didik. Tujuan akan menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.

c. Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu peserta didik harus sanggup mengatasinya secara tepat.

d. Belajar itu merupakan bimbingan. Bimbingan itu baik dari guru atau tuntunan dari buku pelajaran sendiri.

e. Jenis belajar yang paling utama ialah belajar untuk berpikir kritis, lebih baik dari pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.

f. Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk pemecahan masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah-masalah tersebut telah disadari bersama dalam suatu kelompok tertentu.

g. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga pengertian-pengertian.

h. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai.

i. Belajar harus disertai kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan/hasil. j. Belajar dianggap berhasil bila dapat dipindahkan

Menurut Gagne (Said, 2013:1) kegiatan belajar manusia dapat dibedakan atas 8 jenis, dari jenis belajar yang paling sederhana, yaitu belajar isyarat (signal learning) sampai jenis belajar yang paling kompleks, yaitu pemecahan masalah (problem solving).

1. Belajar isyarat (signal learning)

Belajar isyarat adalah kegiatan belajar yang terjadi secara tidak disadari (tidak disengaja), sebagai akibat dari adanya suatu stimulus tertentu.

2. Belajar stimulus-respons (stimulus-respons learning)

Belajar stimulus-respon adalah kegiatan belajar yang terjadi secara disadari (disengaja), yang berupa dilakukannya sesuatu fisik sebagai sesuatu reaksi (respon) atas adanya sesuatu stimulus tertentu. Kegiatan fisik yang dilakukan tersebut adalah kegiatan fisik yang di masa lalu memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi orang yang bersangkutan.

3. Rangkaian gerakan (chaining)

Rangkaian gerakan merupakan kegiatan yang terdiri atas dua gerakan fisik atau lebih yang dirangkai menjadi satu secara berurutan, dalam upaya untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu.

4. Rangkaian verbal (verbal association)

Rangkaian verbal merupakan kegiatan merangkai kata-kata atau kalimat-kalimat dengan objek-objek tertentu.

5. Belajar membedakan (discrimination learning)

Belajar membedakan merupakan kegiatan mengamati perbedaan antara sesuatu objek yang satu dengan sesuatu objek yang lain.

6. Belajar konsep (concept learning)

Belajar konsep adalah kegiatan mengenali sifat mana yang terdapat pada berbagai objek atau peristiwa, dan kemudian memperlakukan objek-objek atau peristiwa-peristiwa itu sebagai suatu kelas, disebabkan oleh adanya sifat yang sama tersebut.

7. Belajar aturan (rule learning)

Suatu pernyataan yang memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana harus bertindak dalam menghadapi situasi-situasi tertentu. Belajar aturan adalah kegiatan memahami pernyataan-pernyataan semacam itu sekaligus menggunakannya pada situasi-situasi tertentu yang sesuai.

8. Pemecahan masalah (problem solving)

Pemecahan masalah merupakan kegiatan belajar yang paling kompleks. Suatu soal dikatakan merupakan masalah bagi seseorang apabila orang itu memahami soal tersebut (dalam arti mengetahui apa yang diketahui dan apa yang diminta dalam soal itu), tetapi orang itu belum mendapatkan sesuatu cara yang dapat memecahkan soal itu.

Fase-fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. Menurut Gagne, ada 4 buah fase dalam proses belajar, yaitu:

1. Fase penerimaan (apprehending phase)

Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa langkah. Pertama timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan terakhir adalah pencatatan (dicatat dalam jiwa tentang apa yang sudah diterimanya). 2. Fase penguasaan (Acquisition phase)

Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum. Orang yang telah belajar akan dapat dibuktikannya dengan memperlihatkan adanya perubahan pada kemampuan atau sikapnya.

3. Fase pengendapan (Storage phase)

Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan. 4. Fase pengungkapan kembali (Retrieval phase)

Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dalam ingatan) dengan maksud untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkannya dari tempat penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali. Fase ini meliputi penyadaran akan apa yang telah dipelajari dan dimiliki, serta mengungkapkannya dengan kata-kata (verbal) apa yang telah dimiliki tidak berubah-ubah.

Menurut Gagne, fase pertama dan kedua merupakan stimulus, dimana terjadinya proses belajar,sedangkan pada fase ketiga dan keempat merupakan hasil belajar.

Implikasi Teori Gagne dalam pembelajaran adalah: a. Mengontrol perhatian peserta didik.

b. Memberikan informasi kepada peserta didik mengenai hasil belajar yang diharapkan guru.

c. Merangsang dan mengingatkan kembali kemampuan-kemampuan peserta didik.

d. Penyajian stimulus yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar. e. Memberikan bimbingan belajar.

f. Memberikan umpan balik.

g. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya.

h. Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.

i. Memberikan kesempatan untuk melakukahn praktek dan penggunaan kemampuan yang baru diberikan.

Menurut Haling (2005: 138) beberapa sifat peserta didik dalam pembelajaran adalah:

a. Cepat dalam belajar b. Lambat dalam belajar

c. Peserta didik kreatif

d. Peserta didik gagal/putus sekolah e. Peserta didik berprestasi kurang