LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Bimbingan Dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan Dan Konseling
BAB II
LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Bimbingan Dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan Dan Konseling
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari
bahasa Inggris “guidance”. Kata “guidance” adalah kata dalam bentuk
mashdar (kata benda) yang berasal dari kata kerja “to guide” artinya
menunjukkan, membimbing atau menuntun orang lain ke jalan yang benar.1
Jadi, kata “guidance” berarti pemberian petunjuk, pemberian
bimbingan atau tuntunan kepada orang lain yang membutuhkan. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun, walaupun demikian tidak berarti semua bentuk bantuan atau tuntunan adalah bimbingan. Jika misalnya, ada seorang mahasiswi datang kepada dosen wali sebagai pembimbing akademiknya menyampaikan bahwa sampai saat terakhir pembayaran uang SPP hari ini, uang kirimannya belum datang, kemudian dosen pembimbing akademiknya meminjamkan mahasiswi tersebut uang untuk bayar SPP, tentu bantuan ini bukan termasuk bentuk bantuan yang dimaksudkan dengan pengertian bimbingan (guidance).
1
M. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama,(Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 18
17
Pengertian bimbingan dan bantuan menurut terminologi bimbingan dan konseling harus memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana yang dimaksud dengan pengertian guidance dan konseling.
Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalm Year’s
Book of Education (1995) disebutkan bahwa bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. 2
Stoops dan Walquits berpendapat bahwa bimbingan ialah suatu proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun masyarakat.3
Menurut Crow & Crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan berpendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri.4
2
I, Djumhur, Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung, CV ILMU, 1975), hal. 25
3
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah, 2016), hal. 6 4
L. Crow, dan A. Crow, An Introduction to Guidance, (New york: American Book Company, 1960)
18
Djumhur dan Moh. Surya berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat.5
Bimo Walgito mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya.6
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
5
Djumhur, Surya, Bimbingan dan Penyuluhan, hal. 25 6
Bimo Walgito, Bimbingan san Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1986), hal. 10
19
Istilah konseling berasal dari kata “counseling” adalah kata dalam bentuk mashdar dari “to counsel” secara etimologis berati “to give advice” atau memberikan saran dan nasihat, atau memberi
anjuran kepada orang lain secara tatap muka (face to face). Jadi, counseling berarti pemberian nasihat atau penasihatan kepada orang lain secara individual yang dilakukan dengan tatap muka (face to face). Pengertian konseling dalam bahasa Indonesia, juga dikenal dengan istilah penyuluhan.7
Istilah bimbingan selalu dirangkaikan dengan istilah konseling. Hal ini disebabkan bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang integral. Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan di antara beberapa teknik lainnya, namun
konseling juga bermakna “the heart of guidance program” (hati dari program bimbingan). Menurut Ruth Strang, bahwa “guidance is
breader, counseling is most importance tool of guidance.” (Bimbingan
itu lebih luas, sedangkan konseling merupakan alat yang paling penting dari usaha pelayanan bimbingan).8
Adapun pengertian counseling atau penyuluhan sebagaimana yang berlaku di lingkungan sekolah dan masyarakat memiliki pengertian yang lebih luas dan beragam.
Menurut A. Edward Hoffman, konseling adalah perjumpaan secara berhadapan muka antara konselor dengan konseli atau orang
7
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, hal.10-11 8
20
yang disuluh sedang di dalam pelayanan bimbingan. Konseling dapat dianggap sebagai intinya proses pemberian pertolongan yang esensial bagi usaha pemberian bantuan kepada murid pada saat mereka berusaha memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Namun demikian, konseling tidak dapat memadai bilamana hal tersebut tidak dibentuk atas dasar persiapan yang tersusun dalam struktur organisasi.9 Maka antara bimbingan dan konseling tampak tidak dapat dipisahkan.
Menurut Rogers konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantunya dalam mengubah sikap dan tingkah laku.10
Hansen Cs menyatakan bahwa, konseling adalah proses bantuan kepada individu dalam belajar tentang dirinya, lingkungannya dan metode dalam menangani peran dan hubungan. Meskipun individu mengalami masalah konseling ia tidak harus remedial. Konselor dapat membantu seorang individu dengan proses pengambilan keputusan dalam hal pendidikan dan kejuruan serta menyelesaikan masalah interpersonal.11
Menurut Dra. Hallen A, M.Pd, konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan di mana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan
9A. Edward Hoffman, “An Analysis of Counselor Subroles”, (Journal of Counseling Psychology, 1959,No 1), hal. 61-67
10
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, hal. 12 11
21
langsung dan tatap muka antara guru pembimbing atau konselor dengan klien, dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya, dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.12
Dapat disimpulkan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, atau dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup. Dalam memecahkan permasalahannya ini individu memecahkannya dengan kemampuannya sendiri. Dengan demikian, klien tetap dalam keadaan aktif, memupuk kesanggupannya di dalam memecahkan setiap permasalahan yang mungkin akan dihadapi di dalam kehidupannya.
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling adalah suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien agar klien mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.
12