BAB II LANDASAN TEOR
3. Pengertian Buku Saku
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, buku saku adalah buku yang berukuran kecil yang dapat disimpan dalam saku dan mudah di bawa kemana- mana.23 Selain itu Setyono, Sukarmi & Wahyuningsih berpendapat buku saku bisa
diartikan sebagai “buku yang ukurannya kecil, ringan, mudah di bawa kemana-
mana, dan bisa di baca kapan saja”.24
Definisi secara umum buku saku dari pengertian tersebut adalah buku yang berukuran kecil yang berisi informasi dan dapat di simpan dalam saku sehingga mudah di bawa kemana-mana, melalui buku saku peserta didik dapat memperoleh informasi tanpa banyak membuang waktu untuk mengetahui inti dari informasi tersebut. Jadi menurut penulis buku saku merupakan buku yang berukuran kecil, materi yang dijelaskan tidak begitu banyak yang berarti simpel, mudah dibawa kemana-mana dan mudah untuk dipelajari. Buku Saku ini tentunya termasuk media cetakan yang mana, media ini memiliki kelebihannya yaitu:
1) Peserta didik dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing- masing. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan peserta didik baik yang cepat maupun yang lamban membaca dan memahami. Namun pada akhirnya semua peserta didik diharapkan dapat menguasai materi pelajaran itu.
2) Dapat mengulangi materi dalam media cetakan peserta didik akan mengikuti urutan pikiran secara logis.
23
Kamus Bahasa Indonesia, http://kbbi.web.id/ajar (29 Januari 2016) 24
Settyono, Sukarmi & Wahyuningsih, Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berupa Buletin dalam Bentuk Buku Saku untuk Pembalajaran Fisiska kelas VII Materi Gaya Ditinjau dari Minat Baca Siswa,(Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika. Universitas Sebelas Maret), Vol.1, No.1, h.118
3) Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetakan sudah merupakan hal yang biasa terjadi dan ini dapat menambah daya tarik serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual.
4) Meskipun ini informasi media cetakan harus diperbaharui dan direvisi sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang ilmu itu, materi tersebut dapat diproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.
Selanjutnya adapun keterbatasan pada media cetak buku saku ini yaitu: 1) Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetak buku saku;
2) Biaya percetakan akan mahal apabila ingin menampilkan lisensi, gambar, atau foto yang berwarna-warni.
3) Proses percetakan media seringkali memakan waktu beberapa hari sampai berbulan-bulan, tergantung kepada peralatan percetakan dan kerumitan informasi pada halaman cetakan.
4) Pembagian unit-unit pelajaran dalam media cetakan harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan dapat membosankan peserta didik.
5) Umumnya media cetakan dapat membawa hasil yang baik jika tujuan pelajaran itu bersifat kognitif, misalnya belajar tentang fakta dan keterampilan.
6) Jika tidak di rawat dengan baik, media cetakan cepat rusak dan hilang.25
25
a. Kelebihan dan Kekurangan Buku Saku
Buku saku ini adalah buku saku matematika materi himpunan yang memiliki kelebihan-kelebihan yaitu:
1) Buku saku ini merupakan buku yang mudah dipergunakan dan mudah dibawa kemana-mana, hal itu berdasarkan pada pengertiannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia buku saku adalah buku berukuran kecil yang dapat dimasukkan kedalam saku dan mudah di bawa kemana-mana. 2) Buku saku ini mudah dipahami peserta didik karena menyajikan materi
singkat dan tampilan gambar-gambar sebagai materi himpunan yang berdasarkan pada buku Azhar Arsyad yang berjudul “Media
Pembelajaran” bahwa menurut Levie yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal, menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta dengan konsep.26
3) Buku saku ini menyajikan warna-warna yang menarik belajar peserta didik, dikarenakan pada kajian penulis dalam sebuah jurnal yang disusun
oleh Elvira Firdausi Nuzula dan Abdur Rahman As’ari mengemukakan
bawa menurut hasil penelitian Mubel Rudisial mengenai gambar-gamnar yang disukai anak-anak menunjukkan bahwa suatu penyajian situasi yang
26
sempurna realismenya adalah pewarna, karena pewarna pada gambar akan menumbuhkan kesan realistik.27
4) Buku saku ini menjelaskan materi secara jelas dan sederhana atau singkat yang memudahkan pemahaman peserta didik terutama dalam hal indera pandangannya, karena berdasarkan buku Azhar Arsyad yang berjudul
“Media Pembalajaran” bahwa menurut Bough dalam Achsin
menyebutkan kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandangan, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya.28
Adapun beberapa kekurangan buku saku materi himpunan ini adalah: 1) Bahasanya kurang bagus dan terlalu tinggi, sehingga sulit untuk
dipahami oleh peserta didik.
2) Materi yang terlalu banyak dan bahasan materi hanya menyangkut yang pokok. Tidak ada penjelasan lebih lanjut sehingga materi pelajarannya bisa mudah dipahami oleh peserta didik.
3) Selain itu buku juga terkadang cenderung membosankan sehingga peserta didik malas untuk membacanya.
4) Desain yang terdapat dalam buku saku terkadang menggunakan gambar yang kurang menarik dan perpaduan warnanya juga kurang menarik perhatian pesertaa didik.
27Elvira Firdaus Nuzula, Abdur Rahman As’ri, Pengembangan Buku Saku volume Kubus, Balok dan Luas sebagai Media Pembalajaran untuk siswa SMP,(online)
28
b. Ciri-ciri Buku Saku
Buku saku ini adalah buku saku matematika materi himpunan yang memiliki ciri-ciri yaitu:
1) Buku saku matematika ini menyajikan gambar-bambar yang berwarna pada setiap materi himpunan.
2) Buku saku matematika ini menjelaskan konsep setiap materi himpunan dengan jelas dan sederhana atau secara singkat.
3) Buku saku matematika ini berwarna dan berukuran kecil sehingga dapat dibawa keman-mana.
4) Buku saku ini memiliki karakteristik yang menarik dalam penjelasan setiap materi himpunan.
5) Buku saku matematika ini materinya disesuaikan dengan pelajaran peserta didik kelas VII yang telah ada.