• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGATURAN INTERNET BANKING DI INDONESIA

E. Tinjauan Kepustakaan

4. Pengertian cyber crime

Istilah cyber crime saat ini merujuk pada suatu tindakan kejahatan yang berhubungan dengan dunia maya (cyber space) dan tindakan kejahatan yang menggunakan komputer. Ada ahli yang menyamakan antara tindak kejahatan cyber (cyber crime) dengan tindak kejahatan komputer, dan ada ahli yang membedakan diantara keduanya. Meskipun belum ada kesepahaman mengenai defenisi kejahatan teknologi informasi, namun ada kesamaan pengertian universal mengenai kejahatan komputer.

Secara umum yang dimaksud dengan kejahatan komputer atau kejahatan di dunia cyber (cybercrime) adalah “Upaya memasuki dan atau menggunakan fasilitas komputer atau jaringan komputer tanpa ijin dan dengan melawan hukum dengan atau

15

Ibid, hal.21

16

tanpa menyebabkan perubahan dan atau kerusakan pada fasilitas komputer yang dimasuki atau digunakan tersebut.17

Kejahatan diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai crime. Dalam the Lexicon Webster Dictionary pengertian crime dijabarkan sebagai :

Bila seseorang menggunakan komputer atau bagian dari jaringan komputer tanpa seijin yang berhak, tindakan tersebut sudah tergolong pada kejahatan komputer. Keragaman aktivitas kejahatan yang berkaitan menimbulkan perbendaharaaan bahasa baru, misalnya hacking,cracking, virus, time bomb, worm, troyan horse, logical bomb, spaming, hoax, dan lain-lain sebagainya. Masing-masing memiliki karakter berbeda dan implikasi yang diakibatkan oleh tindakannya pun tidak sama.

18

17

Dikdik M.Arif Mansur, op.cit., hal.8

18

Leden Marpaung, Kejahatan Terhadap Perbankan (Erlangga:Jakarta, 1993), hal.2

“An act or ommision, especially one of grave nature, punishable by law as porbidden by statute or injurious to the public welfare”.

Kata injurious to the public welfarei (yang merugikan/membahayakan kemakmuran/kesejahteraan masyarakat) yang merupakan hal yang sangat diharapkan bahkan dicita-citakan oleh setiap warga masyarakat di dunia.

Barda Nawawi Arief menunjuk pada kerangka (sistematik) Draft Convention on Cyber Crime dari Dewan Eropa (Draft No. 25, Desember 2000). Beliau menyamakan peristilahan antara keduanya dengan memberikan defenisi cybercrime

sebagai “crime related to technology, computers and internet” atau secara sederhana berarti kejahatan yang berhubungan degan teknologi, komputer dan internet.

Dalam beberapa literatur, cybercrime sering diidentikkan sebagai computer crime. The U.S. Departement of Justice memberikan pengertian computer crime

sebagai “…any ilegal act requiring knowledge of computer technologi for its perpetration, investigation, or prosecution”.

Pengertian lainnya diberikan oleh Organization of European Community Development, yaitu “any illegal, unethical or unuthorized behavior relating to the automatic processingand/or the transmission of data.

Andi Hamzah dalam bukunya Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer menyatakan bahwa “Kejahatan di bidang komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal”.

Menurut Freddy Haris, cybercrime merupakan suatu tindak pidana dengan karakteristik-karakteristik sebagai berikut:19

1. Unauthorized acces (dengan maksud untuk memfasilitasi kejahatan), 2. Unauthorized alteration or destruction of data,

3. Mengganggu/merusak operasi komputer, 4. Mencegah/menghambat akses pada komputer.

F. Metode Penelitian

1. Jenis, Sifat, dan Pendekatan penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian yuridis normatif. Metode penelitian normatif disebut juga sebagai penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu suatu penelitian yang menganalisis

19

hukum baik yang tertulis dalam buku (Law as it is written in the book), maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui proses pengadilan (law it is decided by the judges through judicial proses).20 Metode penelitian normatif juga merupakan prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan dari sisi normatifnya.21

Logika keilmuan yang juga dalam penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu hukum yang objeknya hukum itu sendiri. Adapun penelitian hukum normatif yaitu berdasarkan data sekunder dan menekankan pada langkah-langkah spekulatif-teoritis dan analitis normatif-kualitatif.22

2. Data (Bahan Hukum)

Dalam penelitian pada umumnya dibedakan antara data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat dan dari bahan-bahan pustaka. Yang diperoleh dari masyarakat dinamakan data primer (data dasar), sedangkan yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka lazimnya dinamakan data sekunder.23

Data sekunder dapat berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Bahan hukum primer yaitu semua dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak-pihak yang berwenang yakni berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan judul skripsi ini.

20

Amiruddin dan Zainal Asikin, pengantar metode penelitian hukum, (Jakarta : Grafitti Pers 2006), hal.118

21

Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Bandung: Citra Aditia Bakti,2007,) hal.57

22

J. Soerapto, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, (Jakarta : Pradnya Paramitha, 2003), hal. 3

23

Soerjono soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,

Bahan hukum sekunder yaitu semua dokumen resmi yang merupakan informasi atau hasil kajian tentang perlindungan hokum nasabah bank dalam penggunaan fasilitas internet banking atas terjadinya cyber crime seperti buku-buku teks, seminar hukum, karya tulis ilmiah, jurnal hukum, dan beberapa sumber dari situs internet yang berkaitan dengan persoalan yang dikemukakan penulis dalam skripsi ini.

Bahan hukum tersier yaitu semua dokumen yang berisi konsep-konsep dan keterangan-keterangan yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus, ensiklopedia, biblografi, dan lain lain.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh dan mengumpulkan data-data bagi penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan (library research). Dalam penelitian ini dicoba mengumpulkan data-data melalui studi kepustakaan dengan menggunakan peraturan perundang-undangan, buku-buku bacaan, jurnal- jurnal, artilek-artikel, dan penjelajahan situs internet yang berkaitan dengan masalah yang ingin dikemukakan dalam penulisan skripsi ini.

4. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data- data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.24

24

Lexy Moelwong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hal.103

Adapun jenis analisis data yang dilakukan dalam skripsi ini adalah analisis data kualitatif, yaitu dengan cara menguraikan data-data sekunder yang telah diperoleh secara sistematis. Kegiatan analisis dilakukan dengan pemeriksaan dan inventarisasi terhadap data-data yang telah terkumpul berkaitan dengan judul skripsi ini. Sehingga analisis yang dilakukan dapat memberikan jawaban mengenai perlindungan nasabah bank dalam penggunaan fasilitas internet banking atas terjadinya cyber crime.

Dokumen terkait