• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Pengertian dan Batasan Lanjut Usia

Menurut pengertian gerontologi, lansia adalah suatu tahap dalam hidup manusia mulai dari bayi, anak-anak, remaja, tua dan lansia dan bukan penyakit malainkan suatu proses alami yang tidak bisa dihindarkan. Tidak ada batasan yang pasti mengenai umur lansia (Nugroho, 2008).

Menurut Undang-Undang R.I. No. 13 / tahun 1998, Bab I pasal 1 ayat 2 dikatakan bahwa Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.

Menurut WHO, Lansia dikategorikan menjadi 4 golongan usia yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45-59 tahun, usia lanjut (elderly)

sedangkan usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun (Maryam, 2008; Nugroho, 2008, Darmojo, 1999).

Menurut Watson (2003), lansia adalah kelompok penduduk yang rentan terhadap masalah baik masalah ekonomi, sosial budaya, kesehatan maupun psikologis. Dari beberapa pengertian lansia diatas disimpulkan bahwa untuk penelitian ini pembagian usia yang dipakai adalah lansia dengan kelompok umur ≥ 60 Tahun ke atas.

Tujuan hidup manusia adalah menjadi tua tetapi tetap sehat (healthy aging).

Healthy aging artinya menjadi tua dalam keadaan sehat. Menurut Darmojo (1999),

menjadi tua harus disertai dengan usaha menjaga kesehatan untuk mencegah agar proses menua tidak disertai dengan proses patologik atau sakit.

2.3.1. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penuaan

Proses menua dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor dari dalam tubuh individu (endogenic aging) dan faktor dari luar individu (exogenic aging).

1. Endogenic aging, terjadi dari dalam tubuh individu yang secara alami tubuh akan

mengalami kemunduran terus menerus. Proses ini terjadi seperti jam yang terus berputar.

2. Exogenic aging, yaitu lingkungan (environment) dimana seseorang hidup dan

faktor sosio budaya yang disebut dengan gaya hidup (life style). Faktor exogenic

aging lebih dikenal dengan faktor resiko. Faktor-faktor exogenic ini yaitu

lingkungan dan gaya hidup (pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan istirahat dan kebiasaan merokok) saling memengaruhi satu sama lain.

Faktor-faktor endogenic aging dan exogenic aging ini sulit untuk dipisahkan karena saling memengaruhi dengan erat. Bila faktor tersebut tidak dapat dicegah terjadinya maka orang tersebut akan lebih cepat meninggal dunia (Darmojo, 1999; Tamher, 2009).

2.3.2. Permasalahan yang Terjadi pada Lansia 1. Permasalahan Fisiologis

Menurut Hadi Martono (1997), dalam Darmojo (1999) terjadinya perubahan normal pada fisik lansia yang berakibat pada masalah fisik usia lanjut. Masalah tersebut akan terlihat dalam jaringan dan organ tubuh seperti kulit menjadi kering dan keriput, rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian atau menyeluruh, pendengaran berkurang, indra perasa menurun, daya penciuman berkurang, tinggi badan menyusut karena proses osteoporosis yang berakibat badan menjadi bungkuk, tulang keropos, massanya dan kekuatannya berkurang dan mudah patah, elastisitas paru berkurang, nafas menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ didalam perut, dinding pembuluh darah menebal dan menjadi tekanan darah tinggi otot jantung bekerja tidak efisien, adanya penurunan organ reproduksi, terutama pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria (Maryam, 2008; Darmojo, 1999).

2. Permasalahan Psikologis

Menurut Hadi Martono (1997) dalam Darmojo (1999), beberapa masalah psikologis lansia antara lain:

b. Duka cita (bereavement), duka cita terjadi karena ditinggal mati oleh pasangannya.

c. Depresi, pada lansia stress lingkungan sering menimbulkan depresi dan kemampuan beradaptasi sudah menurun.

d. Gangguan cemas, lansia sering mengalami kecemasan mengenai kesehatannya.

3. Permasalahan Sosial

Menurut Setiabudhi (1999), permasalahan sosial lansia secara umum yaitu: a. Masih besarnya jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.

b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati, berhubung terjadi perkembangan pola kehidupan keluarga yang secara fisik lebih mengarah pada bentuk keluarga kecil.

c. Lahirnya kelompok masyarakat industri yang memiliki cirri kehidupan yang lebih bertumpu kepada individu dan menjalankan kehidupan berdasarkan perhitungan untung rugi, lugas dan efisien yang secara tidak langsung merugikan kesejahteraan lansia.

d. Masih rendahnya kuantitas tenaga professional dalam pelayanan lansia dan masih terbatasnya sarana pelayanan pembinaan kesejahteraan lansia.

e. Serta belum membudayanya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.

4. Permasalahan Ekonomi

Menurut Setiabudhi (1999), masalah lanjut usia merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari kodisi sosial ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, para lanjut usia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kependudukan dan merupakan unsur penting dalam proses pembangunan ekonomi. Ada beberapa hal yang yang berkaitan dengan masalah ekonomi yaitu :

a. Kedudukan lanjut usia dalam pranata sosial/masyarakat b. Masalah perumahan dan transportasi

c. Kedudukan lanjut usia dalam keluarga

d. Jaminan hari tua atau jaminan sosial, pemeliharaan e. Penyaluran kegiatan bagi lanjut usia.

f. Masalah kesehatan dan gizi. 2.3.3. Karakteristik Lansia

Beberapa karakteristik lansia yang perlu diketahui untuk mengetahui beberapa masalah kesehatan lansia adalah:

1. Jenis Kelamin; Lansia lebih banyak pada wanita. Terdapat perbedaan kebutuhan dan masalah kesehatan yang berbeda antara lansia laki-laki dan wanita. Misalnya: lansia laki-laki sering menderita sakit hipertrofi prostat, maka wanita mungkin menghadapi osteoporosis.

2. Status Perkawinan; Status masih pasangan lengkap atau sudah hidup janda/duda akan memengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun psikologis.

3. Living Arrangement; Keadaan pasangan, tinggal sendiri atau bersama istri, suami, anak atau keluarga lainnya. Tanggungan keluarga, masih menanggung anak atau anggota keluarga. Tempat tinggal, rumah sendiri, tinggal dengan anak. Dewasa ini kebanyakan lansia masih hidup sebagai bagian dari keluarganya, baik lansia sebagai kepala keluarga ataupun bagian dari keluarga anaknya. Namun akan cenderung bahwa lansia akan ditinggalkan oleh keturunannya dalam rumah yang berbeda.

4. Kondisi Kesehatan; Kondisi umum, kemampuan untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam kegiatan sehari-hari seperti: mandi, buang air kecil dan besar. Frekwensi sakit, frekwensi sakit yang tinggi menyebabkan menjadi tidak produktif lagi bahkan mulai tergantung kepada orang lain. Bahkan ada yang karena penyakit kroniknya sudah memerlukan perawatan khusus. Secara individu pengaruh proses ketuaan menimbulkan berbagai masalah. Salah satu adalah permasalahan yang berkaitan dengan penduduk lansia adalah permasalahan kesehatan, sebab perjalanan penyakit lansia mempunyai ciri tersendiri yaitu bersifat menahun, semakin berat dan sering kambuh. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengetahui penyakit/masalah sedini mungkin. Dengan demikian proses penyakit dapat dihambat atau dicegah sedini mungkin agar tetap dalam keadaan sehat, baik fisik maupun mental serta sosial, sehingga masih berguna bagi masyarakat dan sesedikit mungkin merupakan beban keluarganya. Usia lanjut adalah suatu fenomena alamiah sebagai akibat proses menua. Oleh

karena itu fenomena ini bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu keadaan yang wajar yang bersifat universal. Proses menua bersifat regresif dan mencakup proses organobiologis, psikologik serta sosiobudaya.

5. Keadaan Ekonomi; Sumber pendapatan resmi, pensiunan ditambah sumber pendapatanan lain kalau masih aktif. Penduduk lansia di daerah pertanian menunjukkkan proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan di daerah non pertanian. Lapangan kerja sektor pertanian cukup banyak menyerap tenaga kerja lansia, disamping sektor perdagangan dan jasa. Sumber pendapatan keluarga, ada tidaknya bantuan keuangan dari anak/keluarga lainnya, atau bahkan masih ada anggota keluarga yang tergantung padanya. Kemampuan pendapatan, lansia memerlukan biaya yang lebih tinggi, sementara pendapatan semakin menurun sampai sebera besar pendapatan lansia dapat memenuhi kebutuhannya (Bustan, 2007).

Dokumen terkait