• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wakaf Produktif

Langkah-langkah kegiatan

1. Masing-masing kelompok, pilihlah sebuah fenomena wakaf produktif, misalnya di Nahdlatul Ulama, Muhamadiyah, pondok pesantren! 2. Berlatihlah melakukan wakaf produktif dengan teman sekelompok! 3. Praktikkan latihan di depan kelas secara bergiliran! Kelompok lain

mengamati dan memberi nilai sesuai dengan ketentuan dalam tabel di bawah!

4. Jumlahkan nilai masing-masing kelompok, dan tentukan pemenangnya!

Tabel 13.1:

Daftar Nilai Praktik Wakaf Produktif

KELOMPOK NILAI JUMLAH

Perfomance Materi Analisis Aplikasi I

II III Keterangan Nilai:

90 = sangat baik 80 = baik 70 = cukup 60 = kurang

Uraian Materi

PENGERTIAN DAN DASAR FILOSOFIS

WAKAF PRODUKTIF

Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf, pada bagian kedua, pasal 4 dan 5 menyebutkan bahwa tujuan dan fungsi wakaf adalah memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya dengan mengembangkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

Untuk mencapai maksud dan tujuan wakaf agar dapat berkembang dan bermanfaat untuk kemaslahatan umat salah satu langkah strategis yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan peran wakaf sebagai pranata keagamaan yang tidak hanya bertujuan menyediakan sarana ibadah saja,

Wakaf Produktif

akan tetapi juga untuk memajukan kesejahteraan umum, seperti mengembangkan potensi wakaf secara produktif yang hasilnya dapat digunakan untuk kemaslahatan masyarakat luas. Pemunculan wakaf produktif, menjadi pilihan utama, ketika umat sedang dalam keterpurukan kemiskinan yang akut.

Terminologi Wakaf produktif dapat dipahami sebagai wakaf yang dilakukan untuk memperoleh perioritas utama yang bertujuan sebagai upaya pengelolaan wakaf yang lebih produktif dan menghasilkan. Bentuk-bentuk pengembangan potensi wakaf secara produktif adalah dengan cara pengumpulan, investasi, penanaman modal, produksi, kemitraan, perdagangan, agrobisnis, pertambangan, serta usaha-usaha produktif lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah.

Fungsi sosial dari perwakafan mengandung pengertian bahwa unsur kemanfaatan dan kemaslahatan wakaf haruslah menjadi dasar utama yang melandasi perbuatan wakaf, dengan demikian aspek produktifitas harta wakaf merupakan sesuatu yang melekat dan tak terpisahkan dari wakaf tersebut, sehingga konsekuwensi logisnya adalah wakaf harus diamanatkan pada nadzir yang amanah dan professional guna dapat memberdayakan dan mengembangkan potensi wakaf agar menjadi produktif.

Periode pengelolaan wakaf secara profesional ditandai dengan pemberdayaan potensi masyarakat secara produktif. Keprofesionalan yang dilakukan dalam pengelolaan wakaf produktif meliputi; Manajemen Sumber Daya Manusia Ke Nadziran, Pola kemitraan usaha, bentuk pengelolaan benda/harta wakaf bergerak, seperti saham dan sejenisnya serta dukungan political will pemerintah secara penuh yang di implementasikan dalam bentuk undang-undang dan peraturan pemerintah.

Semangat pemberdayaan potensi wakaf secara professional dan produktif dilakukan semata-mata untuk kesejahteraan umat, khususnya di Indonesia, untuk itu dalam pengelolaannya paling tidak ada tiga filosofi dasar yang harus ditekankan ketika hendak memberdayakan wakaf secara produktif yaitu;

1. Pola manajemen yang terintegrasi; aspek ini membutuhakan design secara komprehensip tidak parsial, sehingga seluruh fungsi dan tujuan yang telah dirumuskan dapat terkelola secara optimal.

Wakaf Produktif

2. Asas kesejahteraan Nadzir; Nadzir merupakan factor yang dominan dalam pengembangan dan pemberdayaan harta wakaf secara produktif, sebagai penghargaan atas amanah yang diemban tersebut selayaknya posisi Nadzir diperhatikan secara optimal dengan memberikan penghargaan secara proporsional sesuai dengan kapasitas dan tanggung jawabnya dalam mengupayakan pengembangan wakaf produktif. Dengan demikian Nadzir dapat di kategorikan sebagai profesi alternatif yang dapat diharapkan untuk mendapatkan kesejahteraan. Sebagai gambaran di Turki Badan/ lembaga pengelola Wakaf mendapatkan alokasi bagian 5 % dari net Income, demikian juga di Bangladesh, di India The Central Waqf Caoucil mendapatkan sekitar 6 % dari net Income, sedangkan di Indonesia mendapatkan 10 % dari hasil bersih pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf produktif sebagaimana yang telah diatur dalam UU Nomor: 41 Tahun 2004.

3. Asas Transparansi dan accountability; yaitu Badan Wakaf dan lembaga yang dibantunya harus melaporkan secara berkala terkait dengan proses pengelolaan dana kepada umat dalam bentuk audited financial report, termasuk kewajaran dari masing-masing pos biayanya.1

Hambatan-hambatan dalam wakaf produktif

Wakaf produktif sebagai dana publik merupakan suatu istilah baru dalam perkembangan perwakafan di Indonesia, oleh karena itu dalam peaksanaannya pasti ada kendala-kendala yang dapat menghambat kelancaran pelaksanaan wakaf produktif sebagai dana publik, antara lain:

1. Wakaf produktif oleh sebagian ulama masih dianggap sebagai hasil interpretasi radikal yang mengubah definisi atau pengertian mengenai wakaf.

2. Wakaf produktif sangat potensial sebagai salah satu instrument untuk memperdayakan ekonomi umat Islam akan tetapi belum dieksplorasi semaksimal mungkin.

1 Syafi’i Antonio dalam pengantar buku; Menuju Era Wakaf Produktif, (Mumtaz Bublising, Jakarta; 2005), Viiii.

Wakaf Produktif

3. Wakaf produktif merupakan dana publik karena dihimpun dari masyarakat luas yang seyogyanya dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat secara luas, akan tetapi hal ini belum terlaksana secara maksimal

Rangkuman

Dari berbagai paparan di atas, maka pada bagian ini dapat disimpulkan dalam beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf, pada bagian kedua, pasal 4 dan 5 menyebutkan bahwa tujuan dan fungsi wakaf adalah memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya dengan mengembangkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

2. Untuk mencapai maksud dan tujuan wakaf agar dapat berkembang dan bermanfaat untuk kemaslahatan umat salah satu langkah strategis yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan peran wakaf sebagai pranata keagamaan yang tidak hanya bertujuan menyediakan sarana ibadah saja, akan tetapi juga untuk memajukan kesejahteraan umum, seperti mengembangkan potensi wakaf secara produktif yang hasilnya dapat digunakan untuk kemaslahatan masyarakat luas.

3. Hambatan wakaf produktif sering terjadi disebabkan oleh perbedaan pendapat tentang boleh tidaknya wakaf produktif tersebut.

4. Nazhir sebagai pihak yang diberikan amanah oleh wakif untuk mengelola dana wakaf sekaligus memberikan manfaat kepada mauquf alaih, harus melakukan administrasi yang baik, sehingga menjamin bahwa setiap mauquf alaih mendapatkan manfaat atas dana wakaf. Dalam rangka merealisasikan pengadministrasian ini dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi yang memadai.

Latihan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Jelaskan pengertian wakaf produktif menurut hukum Islam dan hukum positif!

Wakaf Produktif

2. Bagaimana cara agar perbedaan pendapat di kalangan ulama itu dapat dipadukan antara yang satu dengan lainnya?

3. Berdasarkan beberapa hambatan dalam pelaksanaan wakaf produktif, berikan contoh hambatan wakaf produktif yang terjadi di lingkungan saudara!

4. Sebagai mahasiswa, apa yang akan saudara lakukan dalam rangka memotivasi kaum muslimin untuk melakukan wakaf produktif?

5. Sebutkan beberapa contoh wakaf produktif yang maknanya sesuai dengan definisi wakaf produktif menurut hukum Islam atau hukum positif!

Daftar Pustaka

Syafi’i Antonio dalam pengantar buku; Menuju Era Wakaf Produktif.