• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Materi Muatan

TINJAUAN UMUM

A. Pengertian dan Materi Muatan

Istilah tentang aturan desa dalam pasang surut pengaturan tentang desa di NKRI, mengalami berbagai macam penyebutan sebelumnya. Penyebutan mengenai aturan desa dipengaruhi oleh konfigurasi politik hukum saat itu. Jika dirunut dalam peraturan perundang-undangan yang pernah ada, pada UU No 19 Tahun 1965, aturan desa disebut dengan „keputusan desapraja‟. Pada masa orde

56 Ibid. Hlm 248 57

53

baru, peraturan desa tidak dikenal. Sebab peraturan desa yang dikenal saat itu hanyalah Keputusan Desa, sebagaiamana diatur dalam Pasal 18 UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Daerah. Keputusan Desa baru berubah nama menjadi peraturan desa melalui UU No 22 Tahun 1999. Peraturan desa juga dicantumkan dalam hierarkhi peraturan perundang-undangan menurut UU No 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, dan terakhir dalam UU No. 6 Tahun 2014. Pergantian istilah tidak merubah mekanisme pembentukannya di tingkat Desa, Peraturan Desa ditetapkan antara Kepala Desa bersama Lembaga Pemerintahan Desa lainnya.58

Merujuk pada bunyi pasal 7 UU No. 6 Tahun 2014, “Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.” Pertama-tama dari kandungan pasal tersebut diketahui bahwa peraturan desa adalah termasuk dalam peraturan undangan. Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan sesuai pasal 1 angka 2 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan adalah “peraturan tertulis yang memuat norma

hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.”

Setiap jenis peraturan perundang-undangan memuat materi tertentu, yang satu berbeda dengan yang lain. Hal ini mengandung arti bahwa secara substansial pembedaan jenis suatu peraturan perundang-undangan tidak semata-mata

58

54

didasarkan pada bentuk, syarat dan cara pembentukan, serta badan pembentukannya, tetapi juga didasarkan isi yang terkandung di dalamnya. Pada hakikatnya jenis peraturan perundang-undangan mencerminkan sebagai suatu wadah pembedaan suatu wadah disebabkan oleh pembedaan muatan yang diwadahi. 59

Adapun dalam konteks Peraturan Desa, jenis peraturan yang ada di tingkat Desa, selain peraturan Desa adalah Peraturan Kepala Desa dan Peraturan Bersama Kepala Desa. Peraturan Kepala Desa adalah peraturan pelaksanaan dari Peraturan Desa. Adapun Peraturan Bersama Kepala Desa adalah peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa dari 2 (dua) Desa atau lebih yang melakukan kerja sama antar-Desa. Peraturan Bersama Kepala Desa tersebut merupakan perpaduan kepentingan Desa masing-masing dalam kerja sama antar-Desa.60

Sementara dari segi muatan materi yang terkandung dalam Peraturan Desa meliputi: a. kewenangan berdasarkan hak asal usul61; b. kewenangan lokal berskala Desa62; c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan d. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau

59 Nimatul Huda. Hukum.. Op. Cit Hlm. 247 60 Lihat Pasal 70 UU No. 6 Tahun 2014

61 Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul paling sedikit terdiri atas: a. Sistem organisasi masyrakat adat; b. Pembinaan kelembagaan masyarakat; c. pembinaan lembaga dan hukum adat; d. pengelolaan tanah kas desa; dan e. pengembangan peran masyarakat desa. Lihat Pasal 34 ayat (1) PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. 62 Kewenangan Lokal berskala Desa paling sedikit terdiri atas kewenangan: a. pengelolaan tambahan perahu; b. Pengelolaan pasar desa; c. Pengelolaan tempat permandian umum; d. pengelolaan jaringan irigasi; e. pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat desa; f. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pengelolaan perpustakan desa dan taman bacaan; i. pengelolaan lumbung desa; j. pengelolaan air minum berskala desa; dan k. pembuatan jalan desa antar permukiman ke wilayah pertanian. Lihat Pasal 34 PP No. 43 ayat (2) Tahun 2014.

55

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.63

Pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal berskala Desa diatur dan diurus oleh Desa. Pelaksanaan kewenangan yang ditugaskan dan pelaksanaan kewenangan tugas lain dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diurus oleh Desa.64

Penugasan dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah kepada Desa meliputi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakat Desa, dan Pemberdayaan masyarakat Desa. Penugasan tersebut disertai biaya.65

Penyelenggaraan kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa didanai oleh APBDesa. Penyelenggaraan kewenangan lokal berskala Desa selain didanai oleh APBDesa, juga dapat didanai oleh APBN dan APBD. Penyelenggaran kewenangan desa yang ditugaskan oleh Pemerintah didanai APBN yang dialokasikan pada bagiananggaran kementrian/lembaga dan disalurkan melalui satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota. Penyelenggaran kewenangan desa yang ditugaskan oleh Pemerintah Daerah didanai oleh APBD. 66

Materi muatan yang secara khusus disebut di dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 untuk ditetapkan dengan peraturan desa adalah pembentukan dusun atau dengan sebutan lain, susunan organisasi dan tata kerja pemerintah desa,

63 Lihat Pasal 19 UU No. 6 Tahun 2014 64 Lihat pasal 20 dan 21 UU No. 6 Tahun 2014 65 Lihat Pasal 22 UU No. 6 Tahun 2014 66

56

APBDes, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, Pengelolaan Keuangan Desa, Pembentukan Badan Usaha Milik Desa, dan Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan.

Menurut pasal 69 ayat 3 UU No. 6 Tahun 2014, Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa merupakan kerangka hukum dan kebijakan dalam penyelenggaran Pemerintahan Desa dan Pembangunan Desa. 67

Penetapan Peraturan Desa merupakan penjabaran atas berbagai kewenangan yang dimiliki Desa mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Sebagai sebuah produk hukum, peraturan Desa tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi dan tidak boleh merugikan kepentingan umum, yaitu: terganggunya kerukunan antar warga masyarakat, terganggunya akses terhadap pelayanan publik, terganggunya ketentraman dan ketertiban umum, terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan/atau diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras, antar golongan, dan gender. 68