• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AGUNAN DAN KREDIT TANPA AGUNAN

B. Pengertian dan Tujuan Penggunaan Kredit Tanpa

Apabila dilihat secara etimologis, kata kredit berasal dari bahasa romawi/ latin yaitu ”credere” yang artinya kepercayaaan. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat disebutkan bahwa kredit adalah sebuah kepercayaan, dimana pemberian fasilitas kredit haruslah berdasarkan suatu kepercayaan dari pihak bank selaku kreditur, bahwa pemberian fasilitas kredit tersebut dapat kembali dengan aman dan menguntungkan, serta fasilitas kredit yang diberikan tersebut digunakan untuk tujuan yang sesuai dengan rencana sebagaimana diatur dalam dokumen

perkreditan yang telah disepakati oleh pemohon kredit (debitur) dengan pihak perbankan (kreditur).

Secara umum di dalam prakteknya bahwa kredit adalah identik dengan adanya jaminan atau agunan. Dimana dalam pemberian kredit pihak kreditur sering meminta barang/ harta si debitur sebagai jaminan atau agunan untuk pelunasan utang debitur apabila si debitur tidak melakukan pelunasan/ pembayaran atas utang-utangnya. Namun pada saat sekarang ini bank memberikan peluang kepada nasabah debitur yang ingin memperoleh fasilitas kredit tanpa disertai dengan adanya agunan/ suatu aset yang dijadikan jaminan atas pinjaman tersebut, dengan fasilitas ini akan sangat meringankan dalam melakukan pinjaman, kredit ini disebut dengan nama Kredit Tanpa Agunan.

Kredit Tanpa Agunan merupakan salah satu produk perbankan dalam bentuk pemberian fasilitas pinjaman tanpa adanya suatu aset yang dijadikan jaminan atas pinjaman tersebut. Oleh kerena tidak adanya jaminan yang menjamin pinjaman tersebut maka keputusan pemberian kredit semata adalah berdasarkan pada riwayat kredit dari pemohon kredit secara pribadi, atau dalam arti kata lain bahwa kemampuan melaksanakan kewajiban pembayaran kembali pinjaman adalah merupakan pengganti jaminan.46

Kredit Tanpa Agunan atau disebut juga dengan unsecured loans atau negative pladge atau clean basic dipahami sebagai makna kata apa adanya hal tersebut dapat menyesatkan calon kreditur, karena secara arti kata, makna kata tersebut tidak selaras dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal 8

46

http://kredit-tanpa-agunan-bank.blogspot.com/2009/08/konsultasi-mengenai-kredit-tanpa- agunan.html?m=1 diakses pada 27 November 2014

dan Penjelasannya. Dalam ketentuan tersebut, antara lain diatur bahwa dalam pemberian kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari debitur. Agunan sebagai salah satu unsur pemberian kredit, maka tidak mungkin dalam pemberian kredit tidak didukung oleh adanya agunan yang memadai karena tidak mungkin timbul keyakinan untuk memberikan fasilitas kredit jika debitur tidak mempunyai agunan yang memadai, oleh karena itu pengertian pemberian Kredit Tanpa Agunan atau disebut juga dengan unsecured loans atau negative pladge atau clean basic harus dilihat dari sudut pandang yang lain, seperti dalam hukum perdata.47

Dilihat dari hukum perdata, pengertian agunan kredit antara lain diatur dalam Pasal 1131 KUHPerdata, yang menyatakan bahwa segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya. Sehingga dengan demikian Pasal 1131 KUHPerdata tersebut adalah tidak hanya menentukan bahwa harta kekayaan seseorang debitur demi hukum menjadi agunan bagi kewajiban yang berupa membayar utangnya kepada kreditur yang megutanginya (berdasarkan perjanjian kredit atau perjanjian pinjam-meminjam uang), tetapi juga menjadi agunan bagi semua kewajiban lain yang timbul karena perikatan-perikatan lain, baik perikatan yang timbul karena undang-undang maupun karena perjanjian selain perjanjian selain perjanjian kredit atau perjanjian pinjam-meminjam uang.

47

Harta benda yang diatur dalam Pasal 1131 KUHPerdata merupakan harta benda yang menjadi tanggungan kredit yang bersifat konkruen dimana pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagikan menurut keseimbangan, yaitu menurut besar-kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila diantara para piutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan (Pasal 1132 KUHPerdata).

Menurut pendapat Safir Senduk, tujuan penggunaan Kredit Tanpa Agunan ini bermacam-macam, dapat dibagi menjadi beberapa bentuk pinjaman yaitu:

1. Kredit usaha

Adalah kredit yang digunakan untuk membiayai perputaran usaha atau bisnis sehingga menghasilkan sesuatu yang produktif, seperti usaha perdagangan, usaha industri rumah tangga, usaha jasa konsultasi, dan lain-lain.

2. Kredit konsumsi

Kredit yang digunakan untuk membeli sesuatu yang sifatnya konsumtif, seperti membeli rumah atau kendaraan pribadi. Karena uang itu oleh nasabah akan digunakan untuk tujuan konsumtif, maka resiko bagi bank bahwa nasabahnya tidak mampu membayar pinjamnnya akan lebih besar sehingga pada umumnya suku bunga yang dibebankan kepada nasabah untuk kredit konsumsi akan lebih besar ketimbang bunga kredit untuk tujuan usaha.

3. Kredit serba guna

Adalah kredit yang bisa digunakan untuk tujuan apa saja, bisa untuk konsumsi maupun untuk usaha.48

C. Perkembangan dan Kelebihan Kredit Tanpa Agunan

Seiring dengan perkembangan perekonomian di zaman sekarang ini, maka akan mengakibatkan semakin tingginya kebutuhan manusia akan uang, baik itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, maupun digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan modal usaha yang digunakan untuk mengembangkan usaha dari masyarakat. Kebutuhan konsumen akan dana tunai secara cepat inilah

48

Macam-Macam Produk Kredit, //www.bankswaguna.co.id/macam-kredit.htmn, diakses 27 Desember 2014.

yang disadari oleh kalangan perbankan sebagai sebuah peluang bisnis yang menggiurkan, sebagai kompensasinya maka muncullah Kredit Tanpa Agunan. Kredit Tanpa Agunan merupakan salah satu produk perbankan dalam bentuk pemberian fasilitas pinjaman tanpa adanya suatu aset yang dijadikan jaminan/agunan atas pinjaman tersebut, sebagai akibatnya biasanya bunga atas Kredit Tanpa Agunan relatif lebih tinggi dibanding pinjaman yang mensyaratkan adanya agunan.

Peluang ini secara jeli dimanfaatkan oleh Bank Standard Chartered (StanChart). Sebagai Bank yang pertama kali mengeluarkan produk Kredit Tanpa Agunan ini pada tahun 1995 StanChart memang cukup agresif, dimana target bank asing ini untuk Kredit Tanpa Agunan mencapai Rp. 1,2 Triliun. Jumlah Kredit Tanpa Agunan yang ditawarkan Bank Standard Chartered adalah sampai dengan Rp. 200 Juta.49

Besarnya peluang dalam bisnis Kredit Tanpa Agunan yang masuk dalam kredit konsumtif ini rupanya juga membuat beberapa bank nasional tertarik dengan Kredit Tanpa Agunan tersebut. Bank Mandiri misalnya meluncurkan Kredit Tanpa Agunan yang diberi nama Kredit Bebas Agunan. Besaran kredit yang ditawarkan mulai Rp.5 juta sampai Rp.200 juta. Hebatnya lagi bank milik pemerintah ini berani memberikan pinjaman sampai 5 kali penghasilan atau 2,5 kali limit kartu kredit yang dimiliki. Masa kreditnya pun dapat dipilih dari yang terpendek 12 bulan dan maksimal 36 bulan. Selain itu BNI juga punya produk Kredit Tanpa Agunan yaitu BNI Fleksi. Kredit yang ditawarkan berada dalam

49

rentang Rp 5 Juta sampai Rp 50 Juta. Sedangkan Bank Bukopin tanpa ragu mengeluarkan produk Kredit Tanpa Agunan berlabel Kredit Serba Guna. Hanya dengan pendapatan minimum Rp 2 juta per bulan, maka peminat Kredit Serba Guna ini dapat mendapatkan pinjaman sampai Rp 25 juta.

Jika dicermati sebenarnya Kredit Tanpa Agunan juga membutuhkan agunan hanya saja tidak berupa benda jaminan, yang menjadi jaminan dalam bisnis Kredit Tanpa Agunan adalah gaji para pemohon Kredit Tanpa Agunan. Jadi umumnya syarat utama untuk memperoleh Kredit Tanpa Agunan adalah lampiran slip gaji dari karyawan yang memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap. Penghasilan tetap inilah yang nantinya diharapkan menjadi sumber pembayaran cicilan kredit yang diberikan. Syarat lain adalah adanya minimal masa kerja seseorang di sebuah perusahaan, oleh sebab itu besarnya kredit yang bisa dicairkan lewat Kredit Tanpa Agunan selalu mengacu pada gaji atau penghasilan yang diterima sang nasabah.

Pembatasan jumlah pinjaman yang bisa diberikan pada nasabah, pihak bank hanya menyediakan jangka waktu pinjaman yang pendek. Hal ini untuk meminimalisir resiko yang mungkin timbul. Karenanya sangat jarang ada bank yang menyalurkan Kredit Tanpa Agunan dengan masa cicilan melebihi 5 tahun. Kebanyakan bank hanya menyediakan rentang waktu antara 1 tahun sampai 3 tahun.

Kredit Tanpa Agunan, bila dilihat secara sekilas mirip dengan kartu kredit dimana keduanya mensyaratkan adanya slip gaji atau keterangan penghasilan yang diterima. Perbedaannya yaitu jika dalam kartu kredit diberikan kartu sebagai

alat pencairan kredit yang diberikan, maka dalam Kredit Tanpa Agunan diberikan dana tunai secara sekaligus.

Perkembangan Kredit Tanpa Agunan ini tidak hanya di dalam negeri saja, bahkan di luar negeri juga terjadi pekembangan Kredit Tanpa Agunan. Penggagas munculnya Kredit Tanpa Agunan di luar negeri adalah Grameen Bank. Bank Grameen adalah sebuah organisasi kredit mikro yang dimulai di Bangladesh yang memberikan pinjaman kecil kepada orang yang kurang mampu tanpa membutuhkan collaterall. Sistem ini berdasarkan ide bahwa orang miskin memiliki kemampuan yang kurang digunakan. Yang berbeda dari kredit ini adalah pinjaman diberikan kepada kelompok perempuan produktif yang masih berada dalam status sosial miskin. Pola Grameen Bank ini telah diadopsi oleh hampir 130 negara didunia (terutama di negara Asia dan Afrika). Jika diterapkan dengan konsisten, pola Grameen Bank ini dapat mencapai tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat miskin melalui perempuan.50

Metode yang digunakan Grameen Bank ini berupa group lending, group sanction atau collateral. Berbeda dengan sistem dan prinsip bank konvensional, cara kerja Grameen Bank melalui pemberian kredit kepada orang miskin, yang sebagian besar tidak berpenghasilan tetap. Grameen Bank merancang kredit mikro berbasis kepercayaan bukan kontrak legal. Konkretnya, peminjam diminta membuat kelompok yang terdiri dari lima orang dengan satu pemimpin. Pinjaman diberikan secara berurutan dengan catatan orang kedua baru bisa meminjam setelah pinjaman orang pertama dikembalikan. Pembayaran pinjaman yang

50

dilakukan Grameen Bank diberikan kepada suatu kelompok miskin, dan pembayarannya juga melalui kelompok itu. Jika terdapat nasabah yang tidak mampu membayar, maka teman dalam satu kelompoknya harus membantu supaya orang tersebut mampu membayar. Selain itu, kelompok peminjam dituntut membuat berbagai agenda sosial yang bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Ada kombinasi antara modal uang dan modal sosial.51 Dengan konsep Grameen Bank Yunus mengembangkan konsep kredit mikro yaitu memberi pinjaman skala kecil tanpa agunan untuk usahawan miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum. Untuk menjamin pembayaran utang, Grameen Bank menggunakan sistem kelompok solidaritas. Kelompok-kelompok itu mengajukan permohonan pinjaman bersama-sama, dan setiap anggotanya berfungsi sebagai penjamin anggota lainnya, sehingga mereka dapat berkembang bersama-sama.52

Grameen Bank yang berasal dari kata Grameen berarti ”pedesaan” atau ”desa” dalam bahasa Bangladesh memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Memberikan fasilitas perbankan untuk orang miskin dan perempuan;

b. Menghapuskan eksploitasi orang miskin oleh pemberi pinjaman uang;

c. Menciptakan peluang kerja mandiri karena banyaknya pengangguran di pedesaan Bangladesh;

51

http://www.mudrajad.com/upload/Grameen_Bank%20&%20lemb%20keuangan%20mikro.p df Tanggal akses 27 Februari 2015

52

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22063/3/Chapter%20II.pdf Tanggal akses 27 Februari 2015

d. Membawa kebanyakan wanita kurang mampu dari rumah tangga miskin, dalam format organisasi yang mereka dapat pahami dan kelola sendiri; dan

e. Membalikkan keadaan lingkaran setan kuno ”berpenghasilan rendah, tabungan rendah, dan rendah investasi”, ke dalam lingkaran yang baik dari ”pendapatan lebih, tabungan lebih banyak, lebih banyak investasi.53

Kredit Tanpa Agunan memiliki beberapa kelebihan, antara lain sebagai berikut:

1. Kredit Tanpa Agunan cocok digunakan sebagai pinjaman jangka panjang karena memiliki jangka waktu pinjaman lebih panjang dan limit kredit yang tinggi. Jangka waktu pinjaman Kredit Tanpa Agunan bisa mencapai lima tahun dan limit kredit hingga Rp 200.000.000 sehingga Kredit Tanpa Agunan lebih cocok untuk modal kerja atau investasi.

2. Calon debitur tidak perlu menyerahkan agunan atau jaminan. Cukup menyerahkan beberapa dokumen antara lain: fotokopi KTP, slip gaji, fotokopi tabungan dan fotokopi kartu kredit. Selain itu, penghasilan minimal calon debitur adalah Rp 2.500.000 per bulan.

3. Bunga yang ditawarkan Kredit Tanpa Agunan tergantung limit kredit debitur. Bunga Kredit Tanpa Agunan bisa lebih kompetitif dibandingkan bunga Kredit Pegadaian yang tergantung dari kategori benda yang digadaikan.

53

MF Sembiring, Peranan Sistem Grameen Bank dalam Rangka Peningkatan Perekonomian dalam tanggal 27 Februari 2015

4. Beberapa bank menawarkan asuransi jiwa saat debitur mengambil Kredit Tanpa Agunan. Paket ini bisa jadi sangat bermanfaat jika debitur belum memiliki asuransi jiwa.54

Sementara itu pada Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk produk Kredit Tanpa Agunan (BNI Fleksi), selain tidak adanya agunan berikut adalah benefit yang bisa diambil untuk kredit tanpa agunan ini:

1. Leluasa dalam pemanfaatan.

Pinjaman kredit tanpa agunan ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan konsumtif, seperti biaya uang sekolah anak, biaya pernikahan, pengembangan usaha baru yang baru saja dirintis, hingga dana untuk berlibur.

2. Fleksibel dalam jangka waktu pembayaran.

Satu keunggulan lainnya adalah adanya fleksibilitas dalam pembayaran cicilan. Tenor yang bisa diambil untuk pelunasan adalah maksimal hingga 5 (lima) tahun atau disesuaikan dengan kemampuan mencicil nasabah debitur.55

54

Ciputraentrepreneurship.com/ diakses tanggal 2 Maret 2015. 55

Hasil wawancara dengan Bapak Sony, Team di Bidang Loan Center Medan Bank Negara Indonesia Cabang Kesawan. Pada tanggal 20 maret 2015.

BAB IV

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KREDITUR

DALAM PEMBERIAN KREDIT TANPA AGUNAN PADA

PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK,

KANTOR CABANG USU MEDAN

A. Kriteria penilaian kreditur dalam pemberian Kredit Tanpa Agunan pada

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Kredit Tanpa Agunan merupakan salah satu produk perbankan dalam bentuk pemberian fasilitas pinjaman tanpa adanya suatu aset yang dijadikan jaminan atas pinjaman tersebut. Pada Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Kredit Tanpa Agunan dikenal dengan nama BNI Flexi.

BNI Flexi adalah merupakan fasilitas Kredit Tanpa Agunan yang diberikan kepada pegawai/pensiunan pemegang rekening Taplus yang mempunyai penghasilan tetap (regular income), dengan maksimum kredit disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan gaji atau penghasilan masing-masing calon debitur.

Sasaran BNI Flexi adalah ruang pasar kredit konsumen skala kecil yang masih potensial, yaitu Warga Negara Indonesia (WNI) yang berstatus sebagai berikut :

1. Pegawai Aktif, terdiri dari :

a. Pegawai Negeri termasuk Pegawai Badan Hukum Milik Negara (BHMN)

c. Pegawai Perusahaan Multinasional (PMN)/ Perusahaan Penanaman Moda Asing (PMA) berbadan hukum Indonesia

d. Pegawai Perusahaan Swasta Dalam Negeri. 2. Anggota TNI/POLRI

3. Pensiunan

a. Pensiunan PNS/ BHMN/ BUMN/ BUMD b. Purnawirawan TNI/POLRI

Jumlah maksimum kredit yang dapat diberikan dengan fasilitas BNI Flexi adalah sebagai berikut :

a. Untuk pegawai aktif dan anggota TNI/POLRI, minimal Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan maksimal Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) b. Untuk pensiunan dan purnawirawan TNI/POLRI, minimal Rp. 5.000.000,-

(lima juta rupiah) dan maksimal Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah). Setelah menentukan sasaran/ siapa saja yang patut diberikan BNI Flexi dan juga telah menentukan jumlah maksimum kredit yang dapat diberikan, maka hal yang selanjutnya adalah mengenai pola pemberiannya, dimana pola pemberian BNI Flexi dapat dilakukan dengan pola sebagai berikut :

a. Pola non kerjasama atau perorangan/ individu, yaitu pemberian BNI Flexi kepada individu pemohon secara langsung dan diproses dengan sistem skoring.

b. Pola kerjasama, yaitu pemberian BNI Flexi melalui kerjasama dengan instansi/ perusahaan maupun Koperasi Karyawan sepanjang memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan. Pemberian BNI Flexi dengan pola kerjasama dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Pola Kerjasama Standar, adalah :

a) Sistem pengajuan permohonan kredit dilakukan secara kolektif (dikordinir oleh instansi atau perusahaan).

b) Analisa kredit secara individu pemohon

c) Proses kredit dilakukan oleh Sentra Kredit Konsumen (SKK)/ Cabang STA

2. Pola Kejasama Non Standar, adalah :

a) Sistem pengajuan permohonan kredit dilakukan secara kolektif (dikordinir oleh instansi atau perusahaan).

b) Analisa kredit berupa analisa atas pemberian plafond kepada instansi atau perusahaan/koperasi karyawan.

c) Proses kredit dilakukan oleh Divisi KSN.

d) Bentuk pola Kerjasama Non Standar berupa kerjasama pemberian plafond kepada Instansi atau Perusahaan tempat pemohon bekerja atau Koperasi Karyawan.

Kredit Tanpa Agunan (BNI Flexi) adalah merupakan salah satu produk perbankan dalam bentuk pemberian fasilitas pinjaman tanpa adanya suatu aset yang dijadikan jaminan atas pinjaman tersebut, namun disini ada dipersyaratkan jaminan yang berupa :

a. Surat Kuasa dari debitur kepada Bendaharawan untuk memotong gaji/hak pegawai/pensiunan yang bersangkutan dan menyetorkan rekening Taplus debitur, dan

b. Surat Pernyataan Kesediaan Bendaharawan untuk memotong gaji/hak pegawai/pensiunan yang bersangkutan, dan

c. Asli SK pengangkatan terakhir, atau asli Kartu Taspen, atau ijasah terakhir, atau lainnya.

Untuk menjadi Debitur Kredit Tanpa Agunan (BNI Flexi), calon nasabah debitur wajib mengajukan permohonan kredit secara tertulis dan dilengkapi dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk antara lain :

a. Usia pemohon :

1. Pegawai aktif minimal 21 tahun dan pada usia 55 tahun fasilitas BNI Flexi harus sudah lunas.

2. Anggota TNI/POLRI minimal 21 tahun dan pada usia 55 tahun fasilitas BNI Flexi harus sudah lunas.

3. Pensiunan/Purnawirawan TNI/POLRI, maksimal pada usia 65 tahun fasilitas BNI Flexi harus sudah lunas.

Untuk pegawai aktif yang mempunyai usia pensiun tertentu dibuktikan dengan adanya surat keterangan/ surat keputusan dari instansi/ perusahaan yang berwenang, maka jangka waktu BNI Flexi dapat disesuaikan dengan masa pensiunnya dan maksimal 65 tahun harus sudah lunas serta tetap memperhatikan batas maksimum jangka waktu kredit.

b. Penghasilan bersih

Mempunyai penghasilan bersih (regular income) dan mampu mengangsur dengan ketentuan besarnya penghasilan sebagai berikut :

1. Pola individu

a. Wilayah Jabodetabek minimal Rp. 1.500.000.- b. Luar wilayah Jabodetabek minimal Rp. 1.250.000.- 2. Pola kerjasama Rp. 1.000.000.-

c. Masa kerja : 1. Pegawai aktif

a. PNS (termasuk pegawai BHMN) atau BUMN/BUMD sejak diangkat sebagai pegawai.

b. Pegawai swasta dalam negeri/swasta asing/perusahaan multinasional minimal 2 (dua) tahun sebagai pegawai tetap, atau minimal 1 (satu) tahun sebagai pegawai tetap dengan pengalaman kerja sebagai pegawai tetap di instansi/perusahaan sebelumnya dengan masa kerja 2 (dua) tahun, yang dibuktikan dengan surat keterangan pernah bekerja pada instansi/perusahaan dimaksud.

2. Anggota TNI/POLRI minimal 2 (dua) tahun sebagai anggota.

d. Sudah menjadi pemegang rekening tabungan pada BNI dan atau pada bank lain minimal 3 bulan dengan saldo rata-rata per bulan selama 3 bulan terakhir minimal Rp. 500.000.-

e. Memenuhi persyaratan administrasi lainnya, sebagai berikut : Persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh pegawai aktif :

1. Mengajukan permohonan dengan mengisi formulir aplikasi permohonan kredit konsumen serta wawancara langsung dengan yang menangani kredit.

2. Surat Nikah (apabila telah menikah)

3. Menyerahkan pas foto terbaru ukuran 4x6 (1 lembar) pemohon & suami/ istri.

4. Menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku dari pemohon & suami/ istri.

5. Menyerahkan fotocopy Kartu Keluarga (KK) yang masih berlaku. 6. Menyerahkan slip gaji asli terakhir pemohon dan/atau surat

keterangan asli penghasilan lainnya yang sah.

7. Menyerahkan asli Surat Keterangan masa kerja dari atasan/ unit yang berwenang.

8. Asli SK Pengangkatan Pegawai terakhir atau asli Kartu Taspen (bagi Pegawai Negeri/ TNI-POLRI) atau ijasah asli terakhir.

9. Surat Kuasa dari pemohon kepada bendaharawan untuk memotong./menyalurkan gaji.

10. Surat Pernyataan Bendaharawan bersedia memotong gaji pemohon ke rekening Taplus BNI.

11. Khusus Pegawai BNI, surat rekomendasi/ pernyataan dari Pemimpin Unit.

Persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh pensiunan/ purnawirawan :

1. Mengajukan permohonan dengan mengisi formulir aplikasi permohonan kredit konsumen serta wawancara langsung dengan yang menangani kredit.

2. Surat Nikah (apabila telah menikah)

3. Menyerahkan pas foto terbaru ukuran 4x6 (1 lembar) pemohon & suami/ istri.

4. Menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku dari pemohon & suami/ istri.

5. Menyerahkan fotocopy Kartu Keluarga (KK) yang masih berlaku. 6. Slip asli pensiun dan bukti penghasilan lain (jika ada).

7. Menyerahkan fotocopy SK Pensiun (Pensiunan PNS/Purnawirawan TNI-POLRI).

8. Surat Kuasa dari pemohon kepada bendaharawan untuk memotong./menyalurkan gaji.

9. Surat Pernyataan Bendaharawan bersedia memotong gaji pemohon ke rekening Taplus BNI.

10. Menyerahkan fotocopy rekening koran/ tabungan 3 bulan terakhir.

Setelah calon nasabah debitur mengajukan permohonan kredit secara tertulis dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan seperti diuraikan sebelumnya, maka Unit Proses Kredit akan melakukan proses analisa kredit.

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data-data/dokumen-dokumen persyaratan kredit dari calon nasabah debitur untuk keperluan proses analisa kredit.

b. Pre-screening

Suatu tindakan atau proses evaluasi awal sebelum proses analisa lebih lanjut dilakukan.

c. Verifikasi data

Tahap yang dilakukan untuk memastikan keabsahan/kebenaran data dengan fakta yang sesungguhnya ada di lapangan. Metode/cara yang dilakukan adalah antara lain dengan mewawancari calon nasabah debitur, dan juga dengan meneliti tentang bagaimana pekerjaan atau usaha dari calon nasabah debitur ke tempat kerjanya, dan menanyai bagaimana karakter calon nasabah debitur dalam kesehariannya kepada tetangga ataupun kepada kepala desa setempat. Selain itu juga dengan melakukan On the Spot Checking (OTS) yaitu kunjungan langsung ke tempat usaha/domisili calon nasabah debitur, hal ini dimaksudkan untuk mengecek kebenaran data dengan melihat secara fisik tempat usaha/domisili dan agunan, serta menggali aktifitas usaha debitur. Selain itu juga metode yang juga dilakukan dalam verifikasi data adalah dengan menggunakan Bank Checking yaitu tahap yang digunakan untuk mengamati tentang riyawat atau catatan dari calon nasabah debitur dalam

Dokumen terkait