• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKA A. Putusan

B. Disennting opinion

1. Pengertian Disennting opinion

Dalam Black’ Law Dictionary, Disennting opinion diartikan sebagai opini dari seorang atau lebih hakim yang tidak sependapat dengan kesimpulan yang dicapai oleh mayoritas hakim dalam suatu majelis, perbedaan pendapat terletak pada alasan dan prinsip-prinsip yang digunakan oleh mayoritas hakim dalam memutus perkara tersebut (Disagree with the result reached by the majority and this disagrees with the reasoning and/or the principles of law used by the majority

in deciding the case).26Menurut Bagir Manan, disennting opinion adalah pranata yang membenarkan perbedaan pendapat hakim (minoritas) atas putusan pengadilan.27 Sedangkan menurut Pontang Moerad, disennting opinion merupakan opini atau pendapat yang dibuat oleh satu atau lebih anggota majelis hakim yang tidak setuju dengan keputusan yang diambil oleh mayoritas anggota majelis hakim.28

Jadi disennting opinion dapat disimpulkan sebagai pendapat dari satu atau lebih hakim dalam membuat pernyataan yang memeperlihatkan perbedaan pendapat terhadap putusan dari mayoritas hakim dalam majelis hakim yang memutuskan suatu perkara dalam musyawarah hakim.

Disennting opinion itu sendiri berasal dan lebih sering digunakan di

Negara-negara yang menganut sistem hukum anglo saxon seperti Amerika Serikat dan kerajaan Inggris. Pada sistem hukum tersebut disennting opinion digunakan jika terjadi perbedaan pendapat antara seorang hakim dengan hakim lain yang putusannya bersifat mayoritas. Pendapat hakim yang berbeda dengan putusan tersebut akan ikut dilampirkan dalam putusan dan menjadi disennting opinion.29

Di Amerika Serikat yang menjadi perdebatan oleh para hakim adalah kasus yang diperiksa. Hal tersebut dimaksudkan agar terciptanya suatu hukum baru karena secara prinsip para hakim tersebut berpegang teguh pada pemikiran “judge made law” dimana para hakim tersebut dituntut untuk senantiasa dapat menjawab

26Henry Cambell Black, Black’s Law Dictionary, Abriged Sixth Edition, (West Group, 1998), 754.

27Bagir Manan, Disennting Opinion Dalam Sistem Peradilan Indonesia, Varia Peradilan No. 253 (Tahun Ke XXI, 2006), 13

28Pontang Moerad, Pembentukan Hukum Melalui Putusan Pengadilan Dalam Perkara Pidana, (Bandung: PT. Alumni, 2005), 111.

30

dan memberikan kepastian hukum terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul dalam masyarakat. Umumnya disennting opinion juga ditemukan di Negara- negara yang bertradisi common law di mana lebih dari satu hakim mengadili perkara. Tetapi, sejumlah Negara yang menganut tradisi hukum kontinental telah memperbolehkan disennting opinion oleh hakim, terutama di pengadilan yang lebih tinggi.30

Kedudukan disennting opinion adalah sebagai yurisprudensi untuk kasus-kasus serupa yang menjadi persoalan perbedaan pendapat, namun itu tidak bisa dijadikan sebagai dasar hukum hanya sebagai referensi karena mengikuti sistem hukum civil law yang hanya mengakui hukum yang dikodifikasikan.31

Disennting opinion adalah perbedaan pendapat tentang amar putusan

hukum dalam suatu kasus tertentu, manfaatnya adalah untuk meruntut fakta hukum (lex factum) yang keliru diterapkan dalam suatu putusan hakim Pengadilan, hal

mana dipandang perlu untuk ditangguhkan sementara, diuji materil atau dibatalkan apabila putusan belum mempunyai kekuatan hukum tetap, jadi ketika ada pendapat yang berbeda (disennting opinion) dari salah satu hakim tapi putusan itu belum mempunyai kekuatan hukum tetap, maka menjadikan putusan itu harus ditangguhkan sementara, diuji materilnya atau dibatalkan.32

Disennting opinion adalah opini atau pendapat yang dibuat oleh satu atau

lebih anggota majelis hakim yang tidak setuju (disagree) dengan keputusan yang

30Peter De Cruz, Perbandingan Sistem Hukum Coomon Law, Civil Law Dan Socialist Law, (Bandung: Nusa Media, 2010), 68.

31Peter De Cruz, Perbandingan Sistem Hukum Coomon Law, Civil Law Dan Socialist Law, 70.

32H.F. Abraham Amos, Legal Opinion: Aktualisasi Teoritis Dan Empirisme, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 17

diambil oleh mayoritas anggota majelis hakim. Jadi, pada dasarnya disennting opinion adalah pendapat tertulis yang dikeluarkan oleh seorang hakim yang tidak

setuju dengan keputusan mayoritas hakim dalam suatu majelis. Disennting opinion adalah pendapat yang berbeda secara substantive sehingga menghasilkan amar yang berbeda. Misalnya, mayoritas hakim menolak permohonan yang bersangkutan, tetapi hakim minoritas mengabulkan permohonan yang bersangkutan, atau mayoritas hakim mengabulkan, sedangkan minoritas hakim menyatakan tidak dapat menerima permohonan. atau mayoritas hakim menyatakan tidak dapat menerima permohonan, tetapi hakim minoritas menolak permohonan yang bersangkutan.

Putusan Mahkamah Agung Konstitusi memang hanya mengenal tiga alternatif putusan, yaitu mengabulkan, menolak dan menyatakan tidak diterima (Niet Onvankelijke Verklaard). Jika kesimpulan hakim minoritas untuk salah satu dari ketiga pilihan itu berbeda dari kesimpulan hakim mayoritas, maka pendapat hakim minoritas yang berbeda itu disebut disennting opinion.33

Namun demikian, jika kesimpulan akhirnya sama, tetapi argumen yang diajukan berbeda, maka hal itu tidak disebut sebagai disennting opinion melainkan concurrent opinion atau consenting opinion. Kadangkadang ada dua argumen yang memang saling bertentangan dan tidak saling melengkapi. Akan tetapi, kesimpulan akhirnya sama, yaitu samasama mengabulkan, sama menolak, ataupun sama-sama menyatakan tidak dapat menerima permohonan yang bersangkutan. Dalam

33Jimly Asshiddiqie, Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), 199.

32

hal demikian ini, pendapat hakim minoritas yang berbeda dari pendapat mayoritas juga dapat dimuat dalam putusan sepertihalnya disennting opinion.34

Disennting opinion juga disebut dengan minority opinion, karena yang tidak

sependapat adalah pihak terkecil. Apabila pendapat seorang hakim dianggap benar oleh seluruh anggota majelis untuk dijadikan dasar putusan, itu disebut dengan majority opinion. Hampir mirip dengan disennting opinion ini adalah concurring opinion, yaitu dalam hal seorang hakim sependapat dengan kesimpulan yang

diambil oleh mayoritas hakim, tetapi tidak sependapat dengan keakuratan dasar-dasar hukum yang digunakan.35