• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PERANAN PROSPEKTUS DALAM TRANSAKSI EFEK DI

B. Pengertian Efek

Instrumen atau produk yang diperdagangkan di pasar modal disebut dengan efek. Pengertian efek menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.59

Sedangkan pengertian efek menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan (seperti surat saham, surat obligasi dan sebagainya).60 Efek dalam bahasa Inggris disebut securities, dalam bahasa Belanda disebut effecten, dan dalam bahasa Latin disebut effectus. Kata

securities (sekuritas) bersumber pada pengertian bahwa surat berharga tersebut memberikan garansi atau jaminan yang dapat dicairkan (liquid) dengan sejumlah uang sesuai dengan nilai yang tercantum dalam surat berharga itu.61

59

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 5.

60

W.J.S. Poerwadarminta, Op. Cit., hlm. 266.

61

Jenis-jenis efek yaitu: 1. Saham (Stock)

Saham dalam bahasa Belanda disebut andeel, yang berarti andil, sero atau penyertaan modal dalam suatu perusahaan. Dalam Blacks’s Law Dictionary, 6th Edition, dijelaskan pemahaman mengenai saham (share) adalah: share means the unit into which the proprietary in a corporation are divided. Dari dua definisi tersebut dapat dilihat bahwa saham berkaitan erat dengan pembentukan modal dan adanya badan hukum perusahaan. Oleh Schilfgaarde, dikatakan bahwa saham adalah suatu hak terhadap harta kekayaan suatu perseroan. Bahkan dikatakannya bahwa saham adalah suatu hak atas bagian dari sesuatu terhadap harta kekayaan suatu perseroan.62

a) Berdasarkan Cara Peralihan yaitu: Jenis-jenis saham yaitu:

1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock/Aan Toonder)

Saham yang tidak mempunyai nama pemilik saham tersebut. Dengan demikian saham ini sangat mudah untuk diperalihkan.

2. Saham Atas Nama (Registered Stock/Op Naam)

Saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Cara peralihan saham yang demikian harus melalui prosedur tertentu.

62

b) Berdasarkan Hak Tagihan yaitu: 1. Saham Biasa (Common Stock)

Saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling akhir dalam hal pembagian dividen, hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Saham jenis ini paling banyak dikenal di masyarakat.

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham yang memberikan prioritas pilihan (preferen) kepada pemegangnya, seperti:

a. Berhak didahulukan dalam hal pembayaran dividen.

b. Berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan saham biasa.

c. Mendapat prioritas pembayaran kembali permodalan dalam hal perusahaan dilikuidasi.

3. Saham Istimewa

Pemegang saham istimewa (golden share) mempunyai hak lebih dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Hak lebih itu terutama dalam proses penunjukkan direksi perusahaan. Di dalam hukum pasar modal Indonesia, saham istimewa dikenal dengan nama saham dwiwarna. Saham ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan jumlahnya satu buah.63

63

c) Berdasarkan Pemberian yaitu: 1. Saham Bonus

Jenis saham yang diberikan kepada pemegang saham lama tanpa penyetoran ke kas perseroan. Penerbitan saham bonus dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara modal perseroan dengan kekayaan perseroan.

2. Saham Pendiri

Saham yang diberikan kepada orang yang berjasa ikut mendirikan PT sebagai wujud penghargaan. Saham bonus ini seperti halnya saham biasa dan mengandung hak-hak seperti halnya saham biasa. Pemegang saham jenis ini tidak diharuskan membayar harga nominalnya ke dalam kas perseroan.64

2. Obligasi (Bond)

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi dana (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi dana (emiten). Jadi, surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut telah membeli utang perusahaan yang menerbitkan obligasi. Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yang terutang. Pada umumnya, instrumen ini memberikan bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem ekonomi

64

menurun, nilai obligasi naik dan sebaliknya, jika bunga meningkat, nilai obligasi turun.65

a) Berdasarkan Cara Pengalihan yaitu: Jenis-jenis obligasi yaitu:

1. Obligasi Atas Unjuk (Bearer Bond)

Ciri-ciri penting dari obligasi atas unjuk meliputi:

a. Nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi.

b. Setiap sertifikat obligasi disertai dengan kupon bunga yang dilepaskan setiap pembayaran bunga dilakukan.

c. Sangat mudah untuk dialihkan.

d. Kertas sertifikat obligasi dibuat dari bahan berkualitas tinggi seperti bahan pembuat uang.

e. Bunga dan pokok obligasi hanya dibayarkan kepada orang yang dapat menunjukkan kupon bunga dan sertifikat obligasi.

f. Kupon bunga dan sertifikat obligasi yang hilang tidak dapat dimintakan penggantian.

2. Obligasi Atas Nama (Registered Bond)

Untuk pokok pinjaman, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi beserta kupon bunga dan untuk pokok bunga nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi. Nama dan alamat pemilik dicatat di perusahaan emiten untuk memudahkan dalam pengiriman bunga. Sedangkan untuk pokok dan bunga, nama pemilik tercantum

65

dalam sertifikat obligasi, tetapi tidak ada kupon bunga, karena bunga langsung disampaikan kepada pemilik yang namanya tercantum dalam daftar perusahaan emiten.

b) Berdasarkan Jaminan yaitu:

1. Obligasi dengan Jaminan (Secured Bond/Debentures)

Obligasi yang diberi agunan (collateral) untuk pelunasan pokok pinjaman beserta bunganya yang berupa harta kekayaan perusahaan, bisa berupa tanah, gedung, dan lain-lain.

2. Obligasi tanpa Jaminan

Obligasi yang tidak didukung oleh agunan.

3. Obligasi dengan Penanggungan Utang (Guaranteed Bonds)

4. Obligasi yang diterbitkan dengan Jaminan Hak Tanggungan dan Agunan Aset (Mortgage and Other Asset Backed Bonds)

Obligasi jenis ini banyak terdapat di Amerika Serikat, Jerman, Meksiko, dan Inggris. Tanah dengan Hak Tanggungan dan Aset Non-Tanah mengalami proses sekuritisasi kemudian dijadikan jaminan untuk obligasi yang dikeluarkan senilai harga yang ditaksir.

c) Berdasarkan Cara Penetapan dan Pembayaran Bunga yaitu: 1. Obligasi dengan Bunga Tetap

Obligasi ini memberikan bunga tetap yang dibayar setiap periode tertentu.

2. Obligasi dengan Bunga Tidak Tetap

3. Obligasi tanpa Bunga (Zero Coupon)

Jenis obligasi ini tidak mempunyai kupon bunga dan sebagai konsekuensinya pemilik tidak memperoleh pembayaran bunga secara periodik. Keuntungan yang diperoleh dari pemilikan obligasi ini diukur dari selisih antara nilai pada waktu jatuh tempo (sebesar nilai pari atau nilai nominal) dengan harga pembelian.

4. Obligasi yang Tidak Terbatas Jatuh Temponya (Perpectual Bond) Salah satu jenis obligasi yang tidak mempunyai batas jatuh temponya. Perusahaan yang menerbitkan surat berharga ini tidak mempunyai kewajiban untuk mengembalikan utang tersebut, kecuali perusahaan tersebut dilikuidasi.

5. Obligasi dengan Bunga Mengambang (Floating Rate Bond)

Obligasi ini menjanjikan untuk memberikan suku bunga secara mengambang.

d) Berdasarkan Nilai Pelunasan yaitu:

Obligasi dikaitkan dengan merosotnya nilai uang. Di sini nilai pelunasan obligasi dikaitkan dengan indeks harga tertentu, seperti klausula emas, klausula perak, valuta asing, indeks harga konsumen.

e) Berdasarkan Konvertibilitas (Convertible Bond) yaitu:

Jenis obligasi ini memberikan hak bagi pemegangnya untuk menukarkn obligasi yang dimilikinya dengan saham (common stock) dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan syarat-syarat pinjaman.

f) Berdasarkan Penerbit yaitu:

Banyaknya dan tersebarnya emiten di beberapa daerah, maka obligasi juga berasal dari lembaga atau daerah tertentu, oleh karena itu dilihat dari pihak yang menerbitkannya, maka obligasi dapat dibedakan atas:

1. Obligasi Pemerintah Pusat

Setiap obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah adalah obligasi tanpa jaminan (non-secured bond). Di Indonesia saat ini hanya obligasi Bank Indonesia yang dipasarkan di pasar internasional yang dimaksudkan untuk bench mark bagi obligasi BUMN dan perusahaan swasta nasional.

2. Obligasi Pemerintah Daerah

Obligasi Pemerintah Daerah (Pemda) belum diperkenalkan di Indonesia, walaupun dari segi potensi ada beberapa Pemda yang mempunyai prospek mengeluarkan obligasi dalam rangka menambah dana investasi Pemda.

3. Obligasi Perusahaan Swasta

Obligasi ini dikeluarkan oleh perusahaan komersial swasta dalam rangka penghimpunan dana untuk kegiatan usaha bisnisnya.

4. Obligasi Asing (Foreign Bonds)

Obligasi jenis ini adalah obligasi yang diterbitkan dan diperdagangkan di suatu negara dalam mata uang negara setempat, tetapi penerbitnya adalah badan hukum asing. Misalnya, Leyland plc menerbitkan obligasi yang diperdagangkan di bursa Tokyo senilai 50 juta Yen.

5. Obligasi Sampah (Junk Bonds)

Obligasi ini adalah obligasi yang credit rating di bawah tingkat PBB. Obligasi ini ditawarkan dengan bunga yang lebih tinggi. Agak spekulatif, tetapi studi Michael Milken pada awal 1970-an di beberapa bursa di dunia menghasilkan kesimpulan yang mengejutkan. Obligasi sampah memberikan pendapatan yang lebih tinggi ketimbang obligasi yang berkredit rating bagus (investment grade bonds).

g) Berdasarkan Waktu Jatuh Tempo yaitu:

Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo yang berbeda-beda yang dapat dikelompokkan ke dalam 3 golongan, yaitu:

1. Obligasi jangka pendek (sampai dengan 1 tahun). 2. Obligasi jangka menengah (dua sampai lima tahun). 3. Obligasi jangka panjang (lebih dari lima tahun).66 3. Right

Right adalah instrumen derivatif yang ditawarkan kepada publik melalui pasar modal sesuai dengan mekanisme yang berlaku di pasar modal. Adapun yang dimaksud dengan right adalah penerbitan surat hak kepada pemegang saham lama perusahaan publik untuk membeli saham baru yang hemdak diterbitkan. Dengan right itu pemegang saham lama berhak untuk didahulukan mendapatkan penawaran beli dari perusahaan secara proporsional pada harga

66

yang telah ditetapkan sebelumnya untuk jangka waktu pendek, tetapi pemilik

right tidak mendapatkan dividen, karena ia bukan bukti pemilikan (equity). 67 4. Waran (Warrant)

Waran (warrant) adalah suatu opsi (options) untuk membeli sejumlah tertentu instrumen keuangan (saham) pada waktu tertentu dengan harga tertentu. Pada dasarnya waran (warrant) ini adalah sama dengan opsi (options), yaitu hak untuk membeli sejumlah saham, namun waran (warrant) ini dikeluarkan oleh pihak issuer atau perusahaan yang menerbitkan efek.68 Pengertian waran (warrant) menurut Penjelasan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang Efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 (enam) bulan atau lebih sejak Efek dimaksud diterbitkan.69

5. Kontrak Berjangka Atas Indeks Efek (Index Futures)

Indeks efek adalah kontrak atau perjanjian antara 2 pihak yang mengharuskan mereka untuk menjual atau membeli produk yang menjadi variabel pokok di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Objek yang dipertukarkan disebut underlying asset.

Setiap pihak sebelum membuka kontrak harus menyetorkan margin awal dan karena kontrak tersebut memiliki waktu yang terbatas, maka pada saat jatuh tempo, posisi kontrak harus ditutup pada berapapun harga yang terjadi bursa.

67

Ibid., hlm. 203.

68

Ibid., hlm. 204.

69

Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 5.

Margin itu sendiri harus berada pada suatu level harga tertentu dan jika margin tersebut turun di bawah level tersebut, yang biasanya diakibatkan kerugian yang sangat besar, lembaga kliring akan meminta investor untuk menambah dananya kembali. Bagaimanapun, harus diperhatikan bahwa seluruh transaksi pada kontrak berjangka dilakukan di bursa efek.70

6. Opsi (Options)

Pengertian opsi (options) menurut Penjelasan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu hak yang dimliki oleh Pihak untuk membeli atau menjual kepada Pihak lain atau sejumlah Efek pada harga dan dalam waktu tertentu.71

7. Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities)

Efek beragun aset (asset backed securities) adalah efek yang disekuritisasi. Artinya, aset tersebut dinilai dengan efek yang kemudian diperjualbelikan. Sekuritisasi aset merupakan suatu proses menjadi suatu piutang atau tagihan yang kemudian ditransformasikan ke dalam efek yang dijamin dengan aset tersebut. Kumpulan piutang atau tagihan tersebut diubah menjadi investasi yang diperdagangkan di pasar modal.72

Dasar hukumnya adalah Pasal 1 huruf b Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), yang menyebutkan bahwa Efek Beragun Aset adalah Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang

70

Adrian Sutedi, Op. Cit., hlm. 49.

71

Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 5.

72

portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat utang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement) dan Arus Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.73

8. Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA)

Pengertian kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) menurut Pasal 1 huruf a Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities) adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Efek Beragun Aset dimana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif.74

1. Efek Penyertaan

Dari keseluruhan jenis efek tersebut, dapat dikategorikan sebagai berikut:

Yang dimaksud dengan efek penyertaan adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk ikut serta ke dalam equity suatu perusahaan, yakni menjadi pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Ke dalam efek penyertaan ini termasuk:

73

Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), Pasal 1 huruf b.

74

Peraturan Bapepam Nomor IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), Pasal 1 huruf a.

a. Saham-saham dengan berbagai jenisnya,

b. Dan juga derivatifnya seperti right, warrant, dan options, c. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif,

d. Kontrak berjangka atas efek, dan lain-lain. 2. Efek Utang

Yang dimaksud dengan efek utang adalah efek dimana penerbitnya (issuer) mengeluarkan atau menjual surat utang, dengan kewajiban menebus kembali suatu masa nanti sesuai kesepakatan di antara para pihak. Tentunya utang tersebut disertai dengan bunga, baik yang dihitung secara diskon (discount rate) ataupun secara perhitungan bunga biasa (interest bearing). Akan tetapi, khususnya terhadap efek di pasar modal, bunga secara diskon jauh lebih sering dipraktekkan. Termasuk ke dalam efek utang ini adalah obligasi,

commercial paper, surat pengakuan utang, dan bukti utang. 3. Efek Konversi (Semi Ekuiti)

Yang dimaksud dengan efek konversi adalah efek yang sebenarnya efek utang tetapi kemudian pada saat yang telah ditentukan dapat menukarkannya efek utang tersebut dengan efek penyertaan. Baik pertukaran tersebut diwajibkan, atau ada pilihan dari pihak pemegang efek yang bersangkutan. Inilah yang disebut dengan “Obligasi Konversi”.

4. Efek Derivatif

Ada juga beberapa jenis efek yang ditawarkan kepada publik yang sebenarnya hanya kelanjutan saja dari efek yang telah terlebih dahulu

dipasarkan. Termasuk ke dalam jenis efek derivatif ini antara lain adalah

right, warrant, options,dan lain-lain.75

1. Transaksi Bursa

C. Peranan Prospektus dalam Transaksi Efek di Pasar Modal

Prospektus digunakan dalam kegiatan penawaran efek Emiten kepada masyarakat sebelum efek yang ditawarkan tersebut diperdagangkan di bursa efek. Kegiatan memperjualbelikan efek emiten di bursa efek inilah yang disebut dengan perdagangan efek di pasar sekunder. Di dalam perdagangan efek di pasar sekunder, ada mekanisme dan tahap-tahap yang mengatur bagaimana cara untuk melakukan transaksi efek.

Sebelum membahas mengenai mekanisme dan tahap-tahap dalam pasar sekunder, ada baiknya kita mengetahui bentuk dan jenis transaksi yang dapat dilakukan di pasar sekunder. Secara umum transaksi di dalam pasar sekunder dapat dibedakan dalam:

Adalah kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh bursa efek mengenai jual beli efek, pinjam-meminjam efek, atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek.

2. Transaksi di Luar Bursa

Adalah transaksi antar perusahaan efek atau antara perusahaan efek dengan pihak lain yang tidak diatur oleh bursa efek, dan transaksi antar pihak yang bukan perusahaan efek.

75

3. Transaksi Nasabah Pemilik Rekening

Adalah transaksi yang dilaksanakan oleh perusahaan efek untuk kepentingan rekening nasabahnya sesuai dengan kontrak antara perusahaan efek dengan nasabah tersebut.

4. Transaksi Nasabah Umum

Adalah transaksi melalui pemesanan efek dalam penawaran umum oleh pemodal yang tidak mempunyai rekening efek pada perusahaan efek.

5. Transaksi Nasabah Kelembagaan

Transaksi efek antara perusahaan efek dengan nasabah tertentu yang didasarkan pada perjanjian antara perusahaan efek dengan nasabah kelembagaan tersebut seperti perusahaan asuransi, reksa dana, bank atau lembaga keuangan lainnya yang tidak mempunyai rekening efek pada perusahaan tersebut.76

1. Transaksi Marjin

Selain 5 (lima) jenis transaksi efek di atas, dikenal juga bentuk transaksi yang dilakukan dalam pasar sekunder, antara lain:

Adalah transaksi efek oleh nasabah dimana pembiayaannya sebagian dilakukan oleh perusahaan efek (perantara pedagang efek) dengan jaminan saham atau dana yang dibeli.

2. Transaksi Titipan

Adalah transaksi yang dilakukan oleh perusahaan efek (perantara dagang efek) atau pesanan dari perantara pedagang efek lain dimana imbalannya

76

diberikan dalam bentuk pembagian komisi atas transaksi tersebut berdasarkan persetujuan mereka.

3. Transaksi Pinjam-Meminjam Efek (Securities Lending and Borrowing)

Adalah transaksi yang dilakukan antar perusahaan efek (perantara dagang efek) dengan tujuan untuk menghindari gagal serah dari perusahaan efek. 4. Transaksi Menjual atau Membeli Efek dengan Perjanjian Membeli atau

Menjual Kembali (Repurchasing Agreement Reverse Repo)

Adalah transaksi dimana perantara perdagangan efek menjual efek kepada nasabah atau pihak lain dengan harga tertentu dan membeli kembali efek yang sejenis pada tanggal tertentu dengan harga yang sama ditambah dengan bunga atau dengan harga yang lebih tinggi.77

Untuk dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi nasabah di salah satu perusahaan efek. Perusahaan efek harus mempunyai izin yang dikeluarkan oleh Bapepam (UUPM Pasal 8). Investor dapat menjadi nasabah di salah satu atau beberapa perusahaan efek. Perusahaan efek akan menjadi perantara nasabah dalam proses jual beli saham. Proses untuk menjadi nasabah di perusahaan efek sama ketika membuka rekening untuk menjadi nasabah di bank. Investor membuka rekening dengan mengisi dokumen pembukaan rekening yang memuat identitas nasabah lengkap (termasuk tujuan investasi dan keadaan keuangan) serta keterangan tentang investasi yang akan dilakukan.78

Setelah nasabah tercatat di perusahaan efek, maka nasabah dapat melakukan order jual atau beli di perusahaan efek yang bersangkutan. Biasanya

77

Ibid., hlm. 121-122.

78

perusahaan efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli saham. Jumlah deposit yang diwajibkan bervariasi; ada yang sebesar Rp 25.000.000,00, ada yang sebesar Rp 15.000.000,00, dan seterusnya, namun ada juga perusahaan efek yang menentukan misalnya 50% dari nilai transaksi yang akan dilakukan. Jadi, jika seorang nasabah akan melakukan transaksi sebesar Rp 10.000.000,00 maka yang bersangkutan diminta untuk menyetor sebesar Rp 5.000.000,00.79

Dalam perdagangan saham, jumlah yang dijualbelikan dilakukan dalam satuan perdagangan yang disebut dengan lot. Di Bursa Efek Indonesia, satu lot

berarti 500 saham, dan itulah batas minimal pembelian saham. Lalu dana yang dibutuhkan menjadi bervariasi karena beragamnya harga saham-saham yang tercatat di bursa. BEI memberikan ilustrasi, misalnya harga saham ABC Rp 1.000,00, maka dana minimal yang dibutuhkan untuk membeli satu lot saham tersebut menjadi (500 dikali Rp 1.000,00) sejumlah Rp 500.000,00. Sebagai ilustrasi lain, jika saham XYZ harga per sahamnya Rp 2.500,00 maka dana minimal untuk membeli saham tersebut berarti (500 dikali Rp 2.500,00) sebesar Rp 1.250.000,00.80

Transaksi efek diawali dengan order (pesanan) untuk harga tertentu. Pesanan tersebut dapat disampaikan baik secara tertulis maupun lewat telepon dan disampaikan kepada perusahaan efek melalui sales atau dealer. Pesanan tersebut harus menyebutkan jumlah yang akan dibeli atau dijual dan dengan menyebutkan

79

Ibid.

80

harga yang diinginkan. Sebagai contoh, seorang pemodal menelepon kepada

dealer dimana ia akan menjadi nasabah, dan menyampaikan bahwa ia berminat untuk melakukan pembelian atas saham ABC sebanyak 2 lot (1.000 saham) pada harga Rp 3.000,00 per saham. Pesanan tersebut setelah diteliti oleh perusahaan efek (misalnya, apakah dana atau saham yang akan dibeli atau dijual ada, batas limit perdagangan dan sebagainya) kemudian disampaikan kepada pialang di lantai bursa (floor trader) untuk dilaksanakan. Pesanan jual atau beli para pemodal dari berbagai perusahaan akan bertemu di lantai bursa. Setelah terjadi pertemuan (match) antar order tersebut, maka proses selanjutnya adalah proses terjadinya transaksi.81

Setelah transaksi terjadi, maka harus menerbitkan daftar transaksi bursa sebagai dasar penyelesaian transaksi. Daftar tersebut dikirimkan ke anggota bursa, lembaga kliring dan penjamin (dalam hal ini adalah PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia/PT. KPEI), dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian (dalam hal ini PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia/PT. KSEI) sebagai dasar penyelesaian efek.82

Berdasarkan daftar tersebut, ditentukan hak dan kewajiban masing-masing anggota bursa. Dalam proses pemenuhan kewajiban tersebut, PT. KPEI berfungsi sebagai lembaga kliring dan penjamin antar anggota bursa. Sedangkan PT. KSEI berfungsi sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian, yaitu sebagai sentral penyimpanan efek yang ditransaksikan di bursa.83

81

Ibid.

82

M. Paulus Situmorang, Op. Cit., hlm. 124.

83

Transaksi efek yang terjadi membawa konsekuensi kepada nasabah jual atau beli untuk menerima atau menyerahkan efek atau dana melalui perusahaan efek masing-masing sesuai dengan pesanan. Pemilik saham atau kuasanya dapat meminta kepada emiten atau biro administrasi (BAE) atau melalui perusahaan

Dokumen terkait