• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata ilustrasi berasal dari kata bahasa Inggris ilustration, yang artinya gambar, foto, atau lukisan. Sedangkan dalam bahasa latin ilustrasi adalahilustrare yang berarti menjelaskan. Menurut Rachmat Suhernawan dan Rizal Ardhya Nugraha (2010: 29), “gambar ilustrasi adalah gambar yang menceritakan atau memberi penjelasan pada cerita atau naskah tertulis”. Sedangkan menurut Tim Abdi Guru (2004: 10), “gambar ilustrasi merupakan karya seni seni rupa dua dimensi yang digunakan untuk memperjelas suatu pengertian”. Selanjutnya Mikke Susanto (2011: 1990), menyatakan bahwa

Ilustrasi seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan suatu maksud atau tujuan secara visual. Ilustrasi mencakup gambar-gambar yang dibuat untuk mencarminkan narasi yang ada dalam teks atau gambar tersebut merupakan teks itu sendiri. Ilustrasi dalam konteks ini dapat memberi arti dan simbol tertentu sampai hanya bertujuan artistik semata. Ilustrasi ini pada perkembangan lebih lanjut ternyata tidak hanya sebagai sarana pendukung cerita namun dapat pula mengisi ruang kosong. Misalnya dalam majalah, koran, tabloid dan lai-lain yang bentuknya bermacam-macam seperti karya seni sketsa, lukis, grafis, desain, kartun atau lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa gambar ilustrasi adalah visualisasi dari sebuah teks atau tulisan untuk memperjelas maksud menggunakan berbagai teknik seni rupa. Dalam gambar ilustrasi juga terdapat unsur utama gambar ilustrasi, corak gambar ilustrasi, dan ragam gambar ilustrasi. Sebagaimana Tim Abdi Guru (2004: 12-21), mengemukakan sebagai berikut:

a. Unsur Utama Gambar Ilustrasi

Unsur utama dalam gambar ilustrasi adalah berbagai macam gambar yang biasanya terdapat dalam gambar ilustrasi. Unsur-unsur tersebut meliputi gambar manusia, gambar tokoh binatang, dan gambar tumbuhan.

1) Gambar manusia, menggambar tokoh manusia yang sesuai dengan anatomi (kedudukan struktur tulang dan otot) dan proporsi (perbandingan antara bagian tubuh yang satu dengan yang lain) mulai dari anak-anak hingga usia dewasa.

2) Gambar tokoh binatang, adalah menggambar dengan prinsip yang sama dengan menggambar manusia tetapi dengan bentuk yang lebih beragam yaitu binatang darat, binatang udara dan binatang air.

3) Gambar tumbuhan, menggambar tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu menggambar tumbuhan secara sederhana dan menggambar tumbuhan secara utuh.

4) Gambar benda, benda yang berada disekitar kita atau benda yang ada didekat kita dapat kita amati dan kita gambar. Benda disini dapat berupa alat musik, perabot rumah tangga, kandaraan, dan masih banyak yang lainnya.

b. Corak Gambar Ilustrasi

Corak gambar ilustrasi merupakan penggayaan gambar yang dibuat yang dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

2) Karikatural, dibedakan menjadi dua yaitu karikatur (penggayaan gambar dengan cara melebih-lebihkan namun tidak meninggalkan karakter aslinya) dan kartun (gambar yang berisikan humor dan bersifat menghibur).

3) Dekoratif, yaitu menggambar dengan cara menstilir bentuk tanpa meninggalkan ciri khasnya.

c. Ragam Gambar Ilustrasi

Ragam gambar ilustrasi merupakan jenis-jenis gambar ilustrasi seperti komik, cover,vignette, dan karya sastra.

1. Komik, berasal dari kata comik yang berarti lucu atau jenaka yang berisi serangkaian gambar yang saling berhubungan membentuk serangkaian cerita lucu yang disebut komik strip.

2. Cover, berarti sampul atau kulit buku yang isinya mampu mewakili dari keseluruhan isi buku tersebut.

3. Vignette, adalah gambar yang berfungsi untuk mengisi halaman atau kolom yang kosong pada majalah atau surat kabar.

4. Karya sastra, gambar yang dibuat untuk memberi daya tarik pada sebuah karya sastra.

Dalam menggambar ilustrasi terdapat media yang digunakan, menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsuad (2006: 3), mengatakan bahwa “media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian, kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan”. Sebagaimana Tim Abdi Guru (2004: 22-23), menjelaskan bahwa media gambar ilustrasi terdapat dua macam yaitu media hitam

putih dengan menggunakan pena, pensil, ataupun spidol. Dan media pewarna yang berupa cat air dan pensil warna.

Sesuai dengan perkembangan jaman, media yang digunakanpun semakin beragam, khususnya untuk media pewarna sudah tersedia beragam pewarna seperti cat poster, akrilic, crayon, pastel dan cat minyak. Dalam dunia teknologi juga sudah berkembang berbagai program pada komputer untuk menggambar.

Ù. ÚÛÜÛ ÝÞtÞ ßÜyang Relevan

Skripsi Budianto (2007) yang berjudul “Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pembelajaran Karya Seni Rupa Terapan Tiga Dimensi Karya Topeng Berbahan Kertas Tisu Pada Siswa Kelas X C Di SMA N 1 Prambanan” menunjukkan bahwa kreativitas peserta didik mampu meningkat dengan adanya eksplorasi bahan dalam membuat karya.

Namun dalam pelaksanaan pembelajaran ini mengalami kendala yang disebabkan siswa lebih banyak bermain dari pada membuat karya. Oleh karena itu perlu dikaji kembali mengenai segala hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran sehingga peserta didik lebih kreatif dalam berkarya. Dengan demikian, peneliti berusaha untuk memperoleh data yang sebenarnya dilapangan agar penelitian yang akan dilakukan dapat lebih memberi manfaat kepada aktivis pendidikan.

âã âä ää åæçè é æêæëæìäçäãë ãíéîï ðñnêînîlitiðò óôõ ôö ÷øùøõútúôù úùú öøùûûüùôýôù ÷ø ùøú õúú ôùt túôùþ ôýôù ýø õôÿ ( ) ø ùüut üôù õ ôù ôù (y à à) ôtôu t ôþ ôõô t (÷ø ùø õútú ôù tú ùþ ôýôù) yô ù ûþú õôýÿ ôùôýôù õøûüuþú þ ôõô ö ýø õôÿ Action reserch ÷ ôþ ô ôýúýôtùyô öøu÷ ôýôù ôùûýôúôùúÿøt t úùþ ôýôùú ÿøttú ùþ ôý ôù yôù û þúõôýüý ôù ÿø ô ô ÿúýõúý þ ôõôö ôù ûý ô öø öøô ý ôùöôÿ ôõôÿô ö÷ ôúö ôÿôõôútu tø ÷ ø ô ýôù øþ ôùûý ôùöø ùüut üùôùþ ô ( àà á ) ÷ ø ù ûøtú ôù ôþ ôõ ô ÿ ø!ô ûôú !øúýü" ôþ ôõ ô ÿ ø !üô !øù" üý ýøûúôtôù ø õø ýÿú þúú yôù û þú õ ôýüý ôù õø ÷ ôô ÷ø õôýü ÷ø ùþú þú ýô ù þ ôõôö ÿ üôtu ÿútüôÿú ýø÷ø ùþúþúýôù üù" üý öø ö÷ø !ôú ýúôÿú ùôõútôÿþ ôù ýø ôþú õ ôù"ø ù"ôù û ô ôý"ú ý÷ ôý"úýýø÷øùþ úþ ú ý ôùöøø ýô ! ø öô ôöôùöø ø ýô tø ù"ôùû÷ ôý"ú ý÷ ôý" ú ý"ø ÿø !ü"þ ôù útüôÿúþú ö ôùô÷ ôý"ú ý ÷ ôý" ú ý"ø ÿø!ü"þú õ ôýÿôùôý ôù

ø ùø õútú ôù ú ùú öø ùû ûüù ôý ôù tøú öþø õ üt Lewin dalam Burhan Elfanany (2013: 33) PTK merupakan penelitian yang didalamnya terdapat beberapa siklus yang di setiap siklusnya terdiri dari empat langkah, yaitu

1. Perencanaan (planning) 2. Aksi atau tindakan (acting) 3. Observasi (observing) 4. Refleksi (reflecting)

Kemudian dikembangkan oleh John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Selanjutnya dijelaskan oleh Harjodipuro bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan,

dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri agar mau untuk mengubahnya (Burhan Elfanany, 2013: 20-22).

Sesuai dengan Pengertian Penelitian Kelas yang di ungkapkan oleh Kurt Lewin di atas, PTK terdiri dari beberapa siklus dan pada setiap siklus terdapat empat langkah yaitu: perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting),

observasi (observing), refleksi (reflecting). Maka alur penelitian dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1:#lur$eneliti%&'( %) %&in *+l%,-+nurut .urh%&/lf%%&n y 0123456 78 9+fl+ksi :;, +r<%,= $+l%) , %& %% & $+r+n>%& %%& ?iklus 3 9+fl+ksi :;, +r<%,= $+l%) , %& %%& $+r+n>%& %%& ?iklus 1 @%,=l

Salah satu karakteristik PTK menurut Kunandar (2011: 61), adalah partisipatory (collaborative). PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra

dengan pihak lain, yaitu dengan guru atau teman sejawat. Jadi, dalam PTK diperlukannya pihak lain sebagai pengamat untuk mendukung objektivitas dari hasil PTK.

ABC DttingEDnDlitiFG

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP N 1 Turi untuk mata pelajaran Seni Budaya Kelas VIII D dengan materi yang diajarkan adalah gambar ilustrasi.

Penelitian ini dilaksanakan pada akhir semester gasal 2013-2014, yaitu bulan Oktober sampai dengan Novenber 2013. Penentuan waktu penelitian ini menyesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada di sekolah.

PTK ini akan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar yang diukur dengan peningkatan skor nilai kreativitas hasil karya peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran Seni Budaya dengan materi gambar ilustrasi melalui Strategi Pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).

HIJersiKL K MJNO

Sebelum pelaksanaan PTK, terlebih dahulu dibuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam pelaksanaan PTK dengan standar kompetensi 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa, dan kompetensi dasar (KD) 2.3 Mengekspresikan diri melalui karya ilustrai. Disini karya yang akan dibuat adalah gambar ilustrasi. Langkah-langkah dalam persiapan penelitian ini adalah:

a. Peneliti bersama kolaborator menyamakan persepsi dan berdiskusi mengidentifikasi permasalahan yang muncul berkaitan dengan pembelajaran Seni Budaya karya gambar ilustrasi.

b. Merancang pelaksanaan pemecahan masalah dalam pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM.

c. Menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan dan penyediaan sarana atau yang diperlukan yaitu, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, alat dan bahan dalam membuat karya gambar ilustrasi.

d. Menyiapkan instrumen yang berupa lembar format pengamatan. Catatan lapangan, tes berupapre-testdanpost-test, dan pedoman wawancara.

PQRroseSurRTnTlitiUV

Pada PTK ini menggunakan dua siklus yang setiap siklusnya tedapat empat tahapan yaitu Perencanaan (planning), Aksi atau tindakan (acting),

Observasi (observing), Refleksi (reflecting).

U Q Wiklus X

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk melakukan PTK antara lain sebagai berlkut.

a) Memilih gambar ilustrasi sebagai materi mengajar yang sesuai dengan kompetensi dasar kelas VIII semester gasal yaitu mengekspresikan diri melalui karya ilustrasi.

b) Dalam pembelajaran ini peneliti menggunakan teka-teki dalam menyampaikan tema gambar ilustrasi yang akan dibuat.

c) Membuat media berupa kartu yang berisi kalimat yang digunakan untuk memecahkan tema atau menebak tema dan gambar ilustrasi yang sekiranya dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya.

d) Membuat instrumen yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan untuk mewawancarai guru dan beberapa peserta didik.

e) Membuat indikator keberhasilan yang menyangkut peningkatan kreativitas peserta didik menggunakan skala Likert.

b. Aksi atau tindakan (acting)

Aksi atau tindakan adalah proses perbaikan pembelajaran di kelas sesuai dengan strategi pembelajaran yang sudah disiapkan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Peneliti membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi terlebih dahulu untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

2) Peneliti memberi perintah kepada peserta didik untuk membuat 3 buah kelompok.

3) Peneliti menjelaskan teka-teki yang harus dipecahkan oleh peserta didik, yaitu peserta didik harus mencari sejumlah kartu yang sudah diletakkan sekitar ruang kelas. Dari kartu tersebut peserta didik mendapatkan beberapa kalimat sebagai petunjuk, kemudian mendiskusikannya dengan teman sekelompoknya untuk menebak sebuah tema yaitu “liburan sekolah” yang akan digunakan dalam membuat karya gambar ilustrasi.

4) Peserta didik mulai mencari kartu dan mendiskusikannya dengan kelompok. 5) Bagi kelompok yang mampu menjawab dan menebak tema mendapatkan

reward dari guru.

6) Peneliti menunjukkan contoh-contoh gambar ilustrasi yang sudah ditempel di dinding sekitar kelas kemudian mempersilahkan peserta didik untuk melihat dan menggunakannya sebagai acuan membuat gambar ilustrasi sesuai dengan tema liburan sekolah.

8) Peserta didik melakukan kegiatan sesuai dengan perintah peneliti yaitu membuat gambar ilustrasi dengan tema liburan sekolah.

9) Gambar ilustrasi dibuat menggunakan teknik kering (krayon, pastel, dan pensil warna) diatas kertas gambar ukuran A3.

10) Di akhir kegiatan, peserta didik mengumpulkan karya perkelompok kemudian peneliti mengevaluasi karya peserta didik.

11) Satu karya terbaik peserta didik diambil kemudian diberi reward oleh guru. c. Observasi (observing)

Observasi atau sering disebut juga dengan pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi format observasi yang sudah disiapkan. Format observasi berisi tentang berbagai aspek pengamatan dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik.

d. Refleksi (reflecting).

Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi bersama kolaborator atas tindakan yang sudah dilakukan dan mengukur tingkat keberhasilan dari tindakan tersebut, dan hambatan apa saja yang terjadi dan bagaimana cara mengatasinya atau solusi untuk dilakukan pada siklus selanjutnya.

Y Z [iklus \\

a. Perencanaan (planning)

Peneliti bersama kolaborator membuat rencana pembelajaran baru berdasarkan refleksi pada siklus pertama.

b. Aksi atau tindakan (acting)

Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

c. Observasi (observing)

Tim peneliti bersama kolaborator melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.

d. Refleksi (reflecting)

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis serta membuat kesimpulaan atas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apakah pembelajaran tersebut telah mampu meningkatkan kreativitas peserta didik atau memperbaiki masalah dalam PTK tersebut.

]^_eknik`engumpuabl c ada a. Wawancara

Menurut Kunandar (2011: 157), “wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas”. Sedangkan menurut Moleong (2000: 135), “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Dalam wawancara, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada narasumber dapat berupa pertanyaan yang terstruktur maupun tidak terstruktur. Pertanyaan terstruktur disini adalah pertanya yang akan diajukan sudah dipersiapkan terlebih dahulu oleh pewawancara. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah

wawancara yang pertanyaan lebih fleksibel menyesuaikan kondisi atau keadaan, pewawancara hanya membuat garis besar pertanyaannya saja.

Pada penelitian ini digunakan wawancara tidak terstruktur dan sasarannya adalah peserta didik dan guru mata pelajaran Seni Budaya. Hal yang ditanyakan mencakup kegiatan belajar mengajar yaitu mengenai metode, media, hambatan dalam kegiatan pembelajaran, minat peserta didik.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan partisipatif yang dilakukan secara langsung untuk memantau seberapa jauh efek atau hasil yang ditimbulkan mencapai sasaran (Kunandar, 2011: 143). Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk mencari informasi dan memperoleh data yang lebih lengkap, sehingga dalam pelaksanaanya peneliti terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

c. Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiono (2012: 199) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Kuesioner diberikan dan diisi oleh guru Seni Budaya, Peneliti, dan kolaborator. Kuesioner berupa pertanyaan yang berisi tentang penilaian hasil karya gambar ilustrasi dari setiap peserta didik.

ef geknikhnilisis j iki 1. Kualitatif

Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan harian, interaksi maupun aktifitas saat berlangsungnya kegiatan penelitian. Data yang berhubungan dengan penelitian kualitatif tersebut dijabarkan atau dijelaskan secara deskriptif induktif. Analisis secara induktif dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-kepuusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya dan dapat membuat hubungan antar peneliti dan responden menjadi eksplisit dan dapat dikenal (Moleong, 2000: 5). Langkah-langkah dalam menganalisis data secara kualitatif adalah:

a. Perbandingan data, yaitu membandingkan data dari setiap informan untuk memudahkan pengklasifikasi data yang sama.

b. Kategorisasi, pengelompokan data kedalam kategori tertentu. c. Penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram.

d. Menarik kesimpulan secara induktif yaitu data yang sudah dikelompokkan ditafsirkan, sehingga dapat diperoleh kesimpulan-kesimpulan.

2. Kuantitatif

Analisis kuantitatif berupa data statistik deskriptif yaitu hasil data disajikan dalam bentuk diagram dan tabel. Data yang dikumpulkan berupa hasil tes yaitu pretes dan postes dari penilaian hasil karya peserta didik yang berupa skor kreativitas. Dalam penilaian menggunakan acuan skala 5 (Skala Likert)

yaitu: sangat kraetif= 5; kreatif= 4; cukup kreatif= 3; kurang kreatif= 2; sangat tidak kreatif= 1.

. Untuk menilai kreatifitas karya ilustrasi terdapat tiga aspek yang dijadikan sebagai acuan, aspek tersebut yaitu: 1. Bentuk yang diciptakan khas, 2. Teknik inovatif, 3. Konsep cerita kaya. Ketiga aspek tersebut sesuai degan tabel Rubrik Penilaian Produk yang diungkapkan oleh Tri Hartiti Retnowati (2012:16), sebagai berikut:

Tabel 1:lmnel ounrikpqnilmr ms prtuuk

Indikator Deskripsi Level Kriteria

Kreativitas Keaslian bentuk (kemampuan

menciptakan bentuk yang khas), kebaruan teknik dan konsep cerita

4.Sangat baik Terpenuhi 3 aspek:  Bentuk yang

diciptakan khas  Teknik Inovatif  Konsep cerita kaya

3.Baik Terpenuhi 2 aspek:

 Bentuk yang diciptakan khas  Teknik Inovatif  Konsep cerita kaya

2.Kurang Terpenuhi 1 aspek:

 Bentuk yang diciptakan khas  Teknik Inovatif  Konsep cerita kaya 1.Sangat Kurang Tidak terpenuhi 3

aspek:

 Bentuk yang diciptakan khas  Teknik Inovatif  Konsep cerita kaya

Berdasarkan ketiga aspek penilaian kreativitas di atas, akan diperoleh rata-rata jumlah skor dari karya ilustrasi peserta didik. Dari skor yang didapat diperlukan interval nilai skala 5 untuk menentukan kategori dari setiap karya ilustrasi peserta didik. Berikut adalah tabel interval nilai skala 5 menurut Sukardjo yang dikutip oleh Suwarna (2010: 75-76)

Tabel 2.vonwxrsi ykorz{|tuk }xnj{~i il{€yk{|{ 

Nilai Skor Kategori

A

_

Xi + 1, 80 SBi < X Sangat kreatif

B

_ _

X i + 0, 60 SBi < X ≤ Xi + 1, 80 SB Kreatif

C

_ _

Xi - 0, 60 SBi ‚ X ≤ Xi + 0, 60 SB Cukup kreatif

D

_ _

X i - 1, 80 SBi < X ≤ Xi - 0, 60 SB Kurang kreatif

E

_

X ≤ X - 1, 80 SB

Sangat tidak kreatif

Keterangan: _

Xi : Rerata skor ideal.

SB : Simpangan baku skor ideal X : Skor aktual

Berdasarkan kategori yang diperoleh, kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori tersebut menjadi persentase dari setiap kategori. Menurut Anas Sudijono (1996: 40) rumus untuk menentukan persentase adalah sebagai berikut:

p = × 100% Keterangan:

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N =Number of case(jumlah frekuansi/banyaknya individu)

p = Angka persentase

ƒ„…rit†ri‡…†ˆ †‡‰ Šhr l‡ ‹Œi n‡k‡ ‹

Dalam penelitian ini kriteria keberhasilan dapat dilihat dari peningkatan skor kreativitas karya peserta didik. Peningkatan tersebut diukur dengan membandingkan hasil karya peserta didik saat sebelum dan sesudah dikenai tindakan atau pre-test dan post-test. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari

meningkatnya skor rata-rata kriteria kreativitas yang telah diukur menggunakan skala likert. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika skor rata-rata karya

ilustrasi peserta didik kelas VIII D SMP N 1 Turi mencapai 3,4< X≤ 4,2 dengan kategori kreatif.

Ž Ž ‘

’“”•– —–”˜—™—•– šŽ’“—

›’œžl •ŸnŸlitiœ  ¡› ™ Ÿskripsi “u¢jŸk•ŸnŸlitiœ  

Lokasi penelitian ini berada di SMP N 1 Turi yang beralamatkan di Donokerto Turi Sleman Yogyakarta. Sekolah ini tidak berada di pinggir jalan raya yaitu sedikit masuk sekitar ±50 meter, namun dengan keadaan tersebut justru memberi rasa nyaman para peserta didik karena tidak terganggu dengan suara kendaraan di jalan. Sekolah ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas. Fasilitas yang dimiliki sekolah ini adalah ruang kelas VII, VIII, dan IX yang masing-masing terdapat 4 ruang kelas sehingga jumlah total kelas ada 12 ruangan. Fasilitas lain yaitu: satu ruang perpustakaan, satu ruang komputer, satu ruang UKS, satu ruang BK, satu Mushola, satu kantor guru, satu ruang TU,satu ruang tari, dan satu ruang musik.

Dalam menjalankan fungsinya, SMP N 1 Turi memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh Woro Hartani, S.Pd sebagai kepala sekolah, dan dibantu 17 orang guru, dan 13 orang karyawan. Kualifikasi tingkat pendidikan pengajar SMP N 1 Turi, yaitu berpendidikan strata-2 atau S2 berjumlah 1 orang, strata-1 atau S1 berjumlah 20 orang, Da/Sarmud berjumlah 6 orang, diploma-2 atau D2 berjumlah 1 orang, dan diploma-1 atau D1 berjumlah 1 orang, dan SMA/sederajat berjumlah 2 orang.

Pada Tahun Ajaran 2013-2014, SMP N 1 Turi memiliki peserta didik sebanyak 332 orang peserta didik. Jumlah itu terdiri dari: kelas VII sebanyak 128 peserta didik, kelas VIII sebanyak 100 peserta didik, dan kelas IX sebanyak 104 peserta didik. Dalam penelitian ini, sampel yang diteliti adalah kelas VIII D. Kelas VIII di SMP N 1 Turi pada Mata Pelajaran Seni Budaya terdapat 2 buah pilihan yaitu Seni Musik dan Seni Rupa. Dari jumlah 25 orang peserta didik di kelas VIII D tersebut, 6 orang peserta didik mengikuti Pelajaran Seni Musik dan 19 orang peserta didik mengikuti Pelajaran Seni Rupa. Untuk Mata Pelajaran Seni Rupa diampu oleh bapak Riyanto selaku guru Seni Rupa di SMP N 1 Turi. Berikut adalah tabel jumlah peserta didik kelas VIII D.

Tabel 3:£¤l¥¦m §¨s¨rt¥©ªiik «¨l¥ ¬­ ® ® ®©¯ °§±² ³uri

No. Siswa Seni Musik Seni Rupa Jumlah Presentase

1 Laki-laki 4 9 13 52% 2 Perempuan 2 10 12 48% Total 6 19 25 100% ´µ ¶¥·¥ §¨n¨liti¥¸ §¨n¨r¥¹¥¸ ¯¥º¨tr gi §»®«¼° ©¥½¥m°¨ningk¥ºk¥¸ «¨¥ºr ivit¥ ¬ «¥·¾¥ ®½¥ ¬¿ustr §¨s¨¥rt ©iªik§¥ ª¥ °¥º¥ § ¨¥À¥·¥¸l ¯ ¨ni Áuª¥¾¥©i «¨l¥ ¬­®® ®©¯mpn²³uri

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti terlibat mengajar secara langsung kepada peserta didik di dalam kelas. Strategi yang dipilih adalah strategi PAIKEM yang digunakan bersama metode teka-teki dan pembelajaran dibuat atraktif dan semenarik mungkin sesuai dengan strategi yang dipilih. Penggunaan

media disini juga diperhatikan. Seluruh hal tersebut dilakukan untuk mencapai satu tujuan yaitu meningkatkan kreativitas peserta didik dalam berkarya ilustrasi.

ÂÃ ÄÅ Æ ÇrÈ ÂÆ ÉÊËurÈ Ç iÌÇlÂÆ

Observasi di kelas VIII D dilakukan dengan mengamati bagaimana proses pembelajaran Seni Rupa berlangsung untuk melihat bagaimana guru mengajar, materi apa saja yang diajarkan, media yang digunakan, dan bagaimana respon dari peserta didik tersebut. Peneliti juga mencoba mendapatkan informasi secara langsung baik dari guru dan peserta didik dengan melakukan wawancara secara langsung. Dalam observasi ini intinya adalah peneliti mencoba untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari peserta didik dan guru untuk melihat masalah yang terjadi didalam kelas sehingga peneliti bisa tahu tindakan apa yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas.

Hasil observasi awal yang telah dilakukan, informasi yang didapatkan adalah sebenarnya banyak peserta didik yang tertarik dengan seni rupa terbukti dengan lebih banyak peserta didik yang memilih seni rupa yaitu sebanyak 19 orang peserta didik di bandingkan yang memilih seni musik yang hanya 9 orang peserta didik. Namun dari hasil wawancara terhadap peserta didik ternyata banyak peserta didik yang menyatakan bahwa tidak suka bahkan tidak bisa dan susah menggambar. Para peserta didik mengaku sering merasa bingung jika diberi tugas menggambar karena tidak tahu apa yang akan peserta didik gambar.

Í Î ÏÐmilihÑÒÓÑÔÐri

Sesuai dengan kurikulum yang dipakai Di SMP N 1 Turi yaitu KTSP, materi seni rupa yang dikembangkan dalam pembelajaran Seni Budaya untuk kelas VIII D Semester Gasal adalah mengekspresikan diri melalui karya ilustrasi. Materi tersebut dikembangkan dari Standar Kompetensi yang ada yaitu mengekspresikan diri melalui karya seni rupa. Materi ini sesuai dengan RPP dan Silabus yang digunakan oleh guru Mata Pelajaran Seni Rupa di SMP N 1 Turi. Buku yang di gunakan dalam proses pembelajaran ilustrasi adalah buku paket Kesenian Jilid 2 untuk kelas VIII penerbit Erlangga.

Dokumen terkait