• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA KOMPETENS

9. DEKORASI KERAMIK

10.1. Pengertian Glasir

Glasir merupakan material yang terdiri dari beberapa bahan tanah atau batuan silikat dimana bahan-bahan tersebut selama proses pembakaran akan melebur dan membentuk lapisan tipis seperti gelas yang melekat menjadi satu pada permukaan badan keramik.

Glasir merupakan kombinasi yang seimbang dari satu atau lebih oksida basa (fux), oksida asam (silika), dan oksida netral (alumina), ketiga bahan tersebut merupakan bahan utama pembentuk glasir yang dapat disusun dengan berbagai kompoisisi untuk suhu kematangan glasir yang dikehendaki.

Dalam pengertian yang sederhana untuk membuat glasir diperlukan tiga bahan utama, yaitu:

Silika: berfungsi sebagai unsur penggelas (pembentuk kaca)

Silika (SiO2) juga disebut flint atau k warsa yang akan membentuk lapisan gelas bila mencair dan kemudian membeku. Silika murni berbentuk menyerupai kristal, dimana apabila berdiri sendiri titik leburnya sangat tinggi antara yaitu 16100C-17100C.

Alumina: berfungsi sebagai unsur pengeras

Al2O3 yang digunakan untuk menambah kekentalan lapisan glasir, membantu membentuk lapisan glasir yang lebih kuat dan keras serta memberikan kestabilan pada benda keramik. Yang membedakan glasir dengan kaca/gelas adalah kandungan alumina yang tinggi.

Flux: berfungsi sebagai unsur pelebur (peleleh)

Digunakan untuk menurunkan suhu lebur bahan-bahan glasir. Flux dalam bentuk oksida atau karbonat yang sering dipakai adalah; timbal/lead, boraks, sodium/natrium, potassium /kalium, lithium, kalsium, magnesium, barium, strontium, bersama-sama dengan oksida logam seperti: besi/iron, tembaga, cobalt, mangaan, chrom, nickel, tin, seng/zinc, dan titanium akan memberikan warna pada glasir, juga dengan bahan yang mengandung lebih sedikit oksida seperti: antimoni, vanadium, selenium,emas, cadmium, uranium.

Dua jenis fux yang umum digunakan pada glasir bakaran rendah yaitu:

Lead oksida:lead carbonat, red lead, galena, litharge.

Campuran alkaline:borax, asam borat,colemanite, soda ash,lithium karbonat, sodium karbonat.

Sedangkan flux untuk glasir bakaran tinggi yaitu: kalsium karbonat (whiting), dolomite (mengandung kalsium dan magnesium), dan barium karbonat.

Derajat Keaktifan flux Sangat aktif

PbO Timbal sangat aktif

Na2O Natrium/sodium K2O Potassium/kalium Li2O Litium SrO Strontium BaO Barium ZnO Seng Cao Kalsium MgO Magnesium Tidak aktif

10.2. Keseimbangan Glasir

Yang membuat glasir berbeda dengan kaca adalah karena glasir mengandung jumlah alumina yang lebih besar. Pada glasir yang masih tradisional kalkulasi Formula Seger mewakili ketiga komponen oksida berikut: RO; R2O3RO2.

Silika dalam keadaan murni ditambahkan atau bahan lain seperti ball clay ataukaolinyang mengandung silika ataualumina.Kaolin, yang juga dikenal sebagai tanah liat China, mengandung komposisi kimia Al2O3.SiO2.2H2O. Dalam bentuk oksida, alumina jarang digunakan sebagai bahan tambahan melainkan sebagai salah satu komponen bahan tadi. Flux dalam bentuk oksida atau carbonate yang paling, sering dipakai (lead, boric, soda, potasium, litium, kalsium, magnesium, barium, zinc, strontium), bersama dengan oksida logam akan memberi warna glasir (besi, tembaga, cobalt,

Feldspar potash misalnya mengandung potasium (flux), silika dan alumina, tiga komponen pembentuk glasir. Feldspar bisa dianggap sebagai frit atau glasir yang alami.

Ada banyak macam feldspar yang flux-nya bisa berubah: feldspar soda, feldspar kalsium, dan lain-lain. Ada sub kategori yang satu kelompok dengan nepheline syenite (soda dan potas), batu cornish (potas, soda, kalsium, magnesium), spodumene (litium), petalite (litium) dan lepidolite (Iitium) yang disebut felspathoids, istilah sederhananya adalah feldspar yang kandungansilika-nya lebih sedikit.

Jika ada glasir yang mencair sampai permukaanya jernih dan berkilat, bahan-baban pembentuk glasir tersebut menghasilkan satu keseimbangan, bila ada satu saja bahan yang tidak seimbang maka glasir tidak akan jernih dan berkilat, tapi seperti buram (matt). Ketiga komponen glasir, silika, alumina, dan flux dikombinasikan untuk menghasilkan glasir yang jernih, artinya komponen tadi seimbang, perbandingan fluxnya tepat untuk melelehkan silika dan alumina. Bila salah satu bahan diberikan lebih hanyak maka keseimbangan akan terganggu dan glasir tidak akan jernih. Bila ditambahkan flux akan berakibat jumlah silika tidak cukup untuk berkombinasi dengan tambahan flux tadi, artinya tidak bisa mencair. Dengan bertambahnya flux maka glasir tadi menjadi buram (matt). Bila hal yang sama diterapkan pada silika dan alumina ditambahkan kandungan silika atau tanah liat (silika/alumina), maka efek yang sama akan muncul.

Bisa disamakan dengan melarutkan garam pada air, kita mencapai titik jenuh di mana garam tidak dapat lagi larut dalam air dan garam tetap berupa partikel-partikel dalam air tadi. Bila kita hangatkan maka garam akan larut.

Hal yang sama terjadi pada glasir, dengan menambahkan suhu pada waktu pembakaran maka kita akan dapatkan glasir yang jernih.

Bayangkan keseimbangan antara silika dan alumina pada satu sisi danflux (glasir bisa mengandung lebih dari satu flux) pada sisi lain. Tambahkan silika, akan terjadi ketidakseimbangan, kurangi fluxmaka cairan glasir akan berubah lagi.

Bila whiting (flux, kalsiurn) atau silika dicampurkan pada glasir maka akan mengubah dari keadaan matt menjadi seperti satin, lalu jernih berkilat dan kembali ke keadaan satin, matt. Yang kita lihat adalah pembentukan eutectic pada titik daftar campuran tadi. Eutectic adalah titik cair terendah dari dua atau lebih bahan yang dicampur. Bila kita mengambil dua bahan seperti lead oksida dan silika dalam daftar campuran, barangkali bisa kita harapkan bahwa sejalan dengan bertambahnya perbandingan silika, maka suhu cair campuran juga bertambah. Tetapi titik cair untuk lead oxide adalah sekitar 8800C (16160F) sedangkan titik cair silika adalah 17100C (31100F), sementara eutectic untuk campuran lead oksida dan silika hanya 5100C (9500F).

Eutectic dicapai kira-kira dalam 90% lead oksida, 10% silika. Eutectic lain terdapat pada tabel berikut:

Tabel 10.1.Titik leleh mineral dan kombinasinya (sumber: Greg Daly)

Satu Mineral 0 C Dikombinasi 0C

Lead oksida (litharge) Silika

880 1710

Lead oksida (litharge) 92.1 Silika 7.1 510 Albite Orthoclase feldspar (soda, potas) 1170 1200 Albite 58 Orthoclase 42 1160 Barium carbonat Alumina Silika 1450 2050 1710 Barium carbonat 35 Alumina 10 Silika 55 1200 Lead oksida Boric oksida Silika 880 700 1710 Lead oksida 77.8 Boric oksida 5.8 Silika 16.4 485 Soda Boric oksida Silika 900 700 1710 Soda 24.2 Boric oksida 35.2 Silika 40.6 720 Lead oksida Boric oksida 880 700 Lead oksida 84 Boric oksida 12 484

titik cair glasir. Bila glasirnya berupa flux dalam bentuk matt, maka menarnbahsilika berarti menurunkan titik cair memberi adanya lebih banyak silika agar flux bereaksi. Ingat bahwa yang biasa dilakukan waktu gIasir bergerak dalam pot adalah menambah silika dalam bentuk silika atau alumina dalam bentuk tanah liat, hal ini dilakukan untuk membatasi kekentalan glasir. Bila glasir masih bergerak maka pasti ada pada sisi eutectic dan kita perlu memperbesar persentase pengeras, tapi hal seperti ini bisa mengubah sifat glasir, menjadikan glasir berpindah pada sisi lain. Penambahanfluxmungkin merupakan jawabannya.

Dokumen terkait