• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Hasil Belajar Biologi

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut beberapa ahli seperti Skinnner mengatakan bahwa belajar adalah sebagai perilaku, sedangkan menurut Gagne adalah kegiatan yang kompleks. Jadi belajar adalah suatu kegiatan yang merubah tingkah laku dari yang tidak tahu. Dengan belajar terdapat interaksi dengan lingkungan tersebut sehingga fungsi kecerdasan semakin berkembang.37 Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar sehingga menimbulkan perubahan ini menuju arah yang lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. 38

Sedangkan Suprijo menjelaskan “hasil belajar merupakan kemampuan

kemampuan intelektual yang telah menjadi milik pribadi seseorang yang memungkinkan orang itu melakukan sesuatu atau memberikan prestasi tertentu, dan hasil belajar juga adalah pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Definisi belajar menurut para ahli sebagai berikut :

Ausubel menyatakan bahwa, belajar diklasifikasikan kedalam dua dimensi, yaitu dimensi pertama belajar berhubungan dengan cara penyajian informasi atau materi pelajaran kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan dan dimensi kedua berhubungan dengan cara siswa mengaitkan informasi pada struktur kognitif yang telah ada.

37

Slamet, Belajar Dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta : Rineka Cipta,

2010), h. 16.

38

Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:: PT. Remaja

Sedangkan menurut Hamalik, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dasar pengalaman. Jadi belajar harus membawa perubahan yang positif pada diri seseorang baik itu berupa kemampuan berfikir, sikap, perasaan dan tingkah lakunya.39 Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan, maka berbagai teori tentang belajar bermunculan. Namun, teori belajar selalu bertolak belakang dari sudut pandang psikologi belajar tertentu. Berbagai teori belajar yang ada dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut :

a) Teori Belajar Psikologi Behavioristik

Berbagai teori belajar behavioristik dikemukakan oleh para psikolog behavioristik. Mereka sering disebut “Contenporary Behaviorist” atau juga disebut “ S-R Psychologist. Dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi behavioral dengan stimulusnya.40 Guru yang menganut pandangan ini berpendapat, bahwa segenap, bahwa segenap tingkah laku siswa adalah hasil belajar.41 Teori belajar Thorndike disebut “Conenectionism”, karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon.

Implementasi dari pernyataan diatas siswa harus diberikan stimulus agar terjadi proses berfikir siswa dalam proses belajar. Stimulus dalam proses pembelajaran dengan dengan melaksanakan praktikum dilaboratorium artinya

39

Oemar Hamalik, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), h. 30

40

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), h. 123.

41

siswa mencari pengetahuan secara kritis dan membuktikan teori untuk fakta kebenarannya.

b) Teori belajar bermakna Ausubel

Belajar bermakna (Meaningfull Learning) pada dasarnya merupakan suatu proses menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. 42

Menuerut Ausibel, belajar diklasifikasikan kedalam dua dimensi, yaitu dimensi petama belajar berhubungan dengan cara penyajian informasi atau materi pelajaran kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan dan dimensi kedua berhubungan dengan cara siswa mengaitkan informasi pada struktur kognitifyang telah ada.

Mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep prinsip diatas sesuai dengan karakteristik siswa yang harus lakukan yakni berfikir kritis, menemukan fakta dan membuktikan suatu teori dan semua itu terangkum dalam pelaksanaan praktikum.43

c) Teori Belajar Konstruktivisme Piaget

Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus mengkontruksikan pengetahuan dibenak siswa itu sendiri, menemukan dan menstransformasikan suatu informasi kompleks kesituasi lain. Menurut Piagett perkembangan intelektual seorang individu didasarkan pada dua fungsi yaitu : 1) Organisasi, memberikan kemampuan pada suatu individu untuk mengorganisasikan

42Suyono dan Haryanto Op. Cit, h. 57

proses fisik atau proses-proses psikologis menjadi sistem-sistem yang diatur, 2) Adaptasi, melandasi perkembangan intelektual.

Belajar pada hakikatnya merupakan proses kegiatan secara berkelanjutan dalam rangka perubahan prilaku yang siswa secara konstruktif. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh siswa untuk memproleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh, baik disengaja maupun disadari. Perubahan ini akan menetap dan membawa manfaat atau pengaruh yang positif untuk siswa itu sendiri dan lingkungan sekitarnya. 44

Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai hasil belajar. Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Abdurrahman “bahwa belajar merupakan proses

seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang disebut dengan

hasil belajar, yaitu suatu bentuk paerubahan prilaku yang relatif menetap.” 45

perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti pembelajaran terdiri dari sejumlah aspek. Adapun aspek-aspek pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti dan sikap.

Kemampuan peserta didik dalam menyerap atau memahami sesuatu bahan yang telah diajarkan dapat diketahui berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh guru. Salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar peserta siswa itu sendiri. Bukti usaha yang dilakukan dalam proses belajar adalah

44

Wasty soemanto, Op. Cit, h. 131

45

Abdurrahman. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

hasil belajar yang diukur melalui tes. Sudjana mengatakan bahwa “keberhasilan

peserta didik diukur dari seberapa jauh pembelajaran yang dikuasai oleh peserta didik, yang disimbolkan oleh angka-angka hasil ujian setiap mata pelajaran.

Menurut Benjamin S Bloom tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut A. J. Romizowski hasil belajar merupakan keluaran (outsput) dari suatu sistem bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja performance. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pencapaian bentuk prilaku yang cendrung menetap dari ranah kognitif, afektik, kognitif, dan psikomotorik. Selanjutnya Benyamin S Bloom berpendapat bahwa hasil belajar dapat dikelompok kan dalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat kategori , yaitu : a. Pengetahuan tentang fakta

b. Pengetahuan tentang procedural c. Pengetahuan tentang konsep. d. Pengetahuan tentang prinsip

Keterampilan juga terdiri dari 4 kategori yaitu :

1) Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif. 2) Keterampilan untuk bertindak atau ketrampilan motorik 3) Keterampilan bereaksi atau bersikap.

4) Keterampilan berinteraksi.46

46

2. Macam-Macam Pengukuran Hasil Belajar

Dokumen terkait