LANDASAN TEORI
A. Konsep Teori Pembelajaran Kooperatif
2. Pengertian Hasil Belajar
Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti17. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah.
Hasil belajar yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya pun sebagai berikut:
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.18 Hasil belajar merupakan gambaran kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar.19
Berdasar pada pernyataan yang dikutip oleh Wina Sanjaya, dapat diasumsikan bahwa adanya perubahan terhadap proses setelah belajar mengarah kepada penguasaan satu kompetensi dasar pembelajaran dari satu mata pelajaran tertentu yang mampu dikuasai oleh siswa.
17 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: P.T. Bumi Aksara, 2004),h. 30
18 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), h. 42.
19Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Kencana, 2005), h. 27.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Menurut pemikiran Gegne dalam Agus Suprijono, hasil belajar merupakan:
1) Informasi verbal yakni kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2) Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Ketrampilan intelektual merupakan kemampuan melakuakan aktivitas kognitifbersifat khas.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar prilaku.20
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup tiga kemampuan, yaitu sebagai berikut.
1) Kemampuan kognitif
a) Knowledge (pengetahuan, ingatan)
b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh) c) Application (menerapkan)
d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)
e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru)
20 Agus Suprijono, Cooperative Learning., h. 5
3) Kemampuan psikomotorik fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Suatu pencapaian hasil belajar, banyak yang pelu diperhatikan dalam proses pembelajarannya. Karena proses pembelajaran yang dilakukan akan sangat mempengaruhi bagaimana pencapaian hasil belajar. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pencapaian hasil belajar yang perlu diperhatikan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono faktor yang mempengaruhi proses belajar meliputi :
1. Faktor intern :
a. Sikap terhadap belajar b. Motivasi belajar c. Konsentrasi belajar d. Mengelola bahan belajar
e. Menyimpan perolehan hasil belajar f. Menggali hasil belajar yang tersimpan g. Kemampuan berprestasi
h. Rasa percaya diri siswa i. Intelegensi
j. Kebiasaan belajar k. Cita cita siswa 2. Faktor ekstern :
21 Ibid., h. 6
a. Guru sebagai pembina siswa belajar b. Sarana dan prsarana pembelajaran c. Kebijakan penilaian
d. Lingkungan sosial siswa disekolah e. Kurikulum sekolah22
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dipahami bahwa banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Selain faktor yang dikemukakan oleh dimyati dan mujiono terdapat pula faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar.
Slameto mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu meliputi :
1. Faktor Intern
a. Faktor jasmania (kesehatan, cacat tubuh)
b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)
c. Faktor kelelahan 2. Faktor ekstern
a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana umah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)
b. Faktor sekolah (tipe mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,keadaan gedung)
c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat)23
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh Slameto dapat diambil sebuah pelajaran bahwa faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar tidak hanya ada dalam diri siswa, melainkan lingkungan yang ada disekitar siswa itu sendiri.
Menurut Muhibbin Syah faktor– faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputin :
22Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta; Rineka Cipta; 2009) h. 238
23 Slameto, Belajar dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta; Rineka Cipta; 2003), h.54
1. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa) , yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa ), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa
3. Faktor pendekatan belajaryakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan tipe yang digunakan untuk melakukan pembelajaran24
Bedasarkan beberapa pendapat di atas, penulis mengambil sebuah konsep bahwa banyak sekali faktor yang mempengaruhi proses belajar yang akan bedampak pada hasil pembelajaran. Adapun faktor yang mempengaruhi itu dapat muncul dari dalam diri siswa sendiri maupun lingkungan yang ada disekitarnya. Pendekatan, strategi ataupun tipe pembelajaran sangatlah mempengaruhinya. Seorang guru harus mampu memahami berbagai karakter siswa dan mampu memberikan proses pembelajaran sebaik mungkin sesuai dengan karakter siswa itu sendiri.
b. Kriteria Hasil Belajar
Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil yang dicapai oleh siswa. Sumiati dan Asra mengatakan “Kriteria keberhasi- lan guru dan siswa dalam melaksanakan program pembelajaran dilihat dari kompetensi dasar yang dimiliki oleh siswa.”25
Pencapaian kompetensi dasar sebagai tolak ukur kriteria keberhasilan proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk perubahan
24 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta; Rajawali Pers; 2012) h.145
25 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Jakarta: Wacana Prima, 2008), cet ke-2, h. 200
tingkah laku siswa yang meliputi tiga aspek sebagaimana dikatakan oleh Zakiyah Drajat dkk yaitu :
Pertama, aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan ketrampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua, aspek afektif , meliputi perubahan-peruahan dalam segi mental, perasaan dan kesadaran. Ketiga, aspek psikomotorik, meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik. 26
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa kriteria hasil belajar siswa dapat dilihat dari kompetensi siswa yang tebagi dalam tiga aspek yang harus dimiliki oleh siswa yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Semua aspek harus ada dalam diri siswa setelah mengikuti pembelajaran, sebagai kriteria dari hasil belajar mereka.
3. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika
Istilah mathematics (Inggris), mathematik (Jerman), mathematique (Prancis), matematico (Italia), matematiceski (Rusia), atau matematick/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan lain mathematica, yang mula berati “relating to learning”. Perkataan tersebut mempunyai akar kata mathema yang berati pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa yaitu mathenein yang mengandung arti belajar (berfikir).
26 Zakiyah Drajat, h. 197
Pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris, karena matematika sebagai aktivitas manusia. Pengalaman tersebut diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur kognitif, sehingga sampailah pada suatu asumsi berupa konsep-konsep matematika. Agar konsep-konsep-konsep-konsep matematika yang telah terbentuk itu dapat dipahami orang lain dan dapat dengan mudah dimanipulasi secara tepat, maka digunakan notasi atau istilah yang cermat dan disepakati bersama secara global (universal) yang dikenal dengan bahasa matematika.
Menurut Rusefendi dalam Heruman, matematika adalah
“bahasa symbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara indukti; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil”.27
Konteks matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa. Fenomena tersebut akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian. Tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa.
27 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya), h.1
b. Tujuan Pembelajaran Matematika
Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, eesien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan siat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, tau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelessaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan maslalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.28
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa matematika mempunyai peranan yang sangat penting dan harus dikuasai oleh setiap manusia. Misalnya, untuk dapat mengomunikasikan gagasan serta untuk meningkatkan kemampuan dan ilmu pengetahuan siswa.
Memperhatikan berbagai teori diatas, peneliti dapat mennganalisis bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perilaku tersebut disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
28 Depdiknas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran SD/MI, 2012, h. 19
c. Materi Pembelajaran Matematika
Adapun Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dari mata pelajaran matematika yang akan diajarkan terdapat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel II
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Matematika Kelas V Sekolah Dasar menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) 1) Standar Kompetensi :
2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah