• Tidak ada hasil yang ditemukan

Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa latin), artinya runag tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antar Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut sebagai HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umu untuk menginap dan berostirahat sementara waktu, yang selama menginap para penginap dikoordinir oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang (selama) menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host. Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang teralalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s”

pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang,

22 Danang Sunyoto, Strategi Pemasaran, hlm. 19-27.

sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang.23

Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I. No.

PM 10/PW-301/Php. 77, tanggal 12 Desember 1977 Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial. Disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. Sedangkan menurut Dirjen Pariwisata-Depparpostel Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa peginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.24

a. Klasifikasi dan standar hotel

Menurut keputusan direktorat Jenderal Pariwisata No.

14/U/II/1988, tentang usaha dan pengelolaan hotel menjelaskan bhawa klasifikasi hotel menggunakan sistem bintang. Dari kelas yang terendah diberi bintang satu, sampai kelas tertinggi adalah hotel bintang lima. Sedangkan hotel-hotel yang tidak memenuhi standar kelima kelas tersebut atau yang berada dibawah standar minimum yang ditentukan disebut non bintang. Pernyataan penentuan kelas hotel ini dinyatakan oleh Dirjen Pariwisata dengan sertifikat yang dikeluarkan dan dilakukan tiga tahun sekali dengan tata cara pelaksanaan ditentukan oleh Dirjen Pariwisata.

23 http://e-journal.uajy.ac.id/165/3/2TA12941, diakes tanggal 8 Mei 2019

24 Ibid

Klasifikasi hotel berbintang tersebit secara garis besar adalah sebagai berikut25 :

1) Hotel bintang satu

a) Jumlah kamar standar minimal 15 kamar dan semua kamar dilengakapi kamar mandi didalam

b) Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20 m untuk kamar double 18 m untuk kamar single

c) Ruang public luas 3m x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby, ruang makan (>30m) dan bar.

d) Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga.

2) Hotel bintang dua

a) Jumlah kamar standar minimal 20 kamar (termasuk minimal 1 suite room, 44m)

b) Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20m untuk kamar double dan 18m untuk kamar single.

c) Ruang public luas 3m x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby, ruang makan (>75M) dan bar.

d) Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran uang asing, postal service, dan antar jemput.

3) Hotel bintang tiga

a) Jumlah kamar minimal 30 kamar (termasuk minimal 2 suite room, 48m).

25http://eprints.undip.ac.id/45022/3/VALENTINO_DAMANIK_210201 10120002_BAB_II.pdf, diakes pada tanggal 9 Mei 2019

b) Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 22m untuk kamar single dan 26m untuk kamar double.

c) Ruang public luas 3m x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby, ruang makan (>75m) dan bar.

d) Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar jemput.

4) Hotel bintang empat

a) Jumlah kamar minimal 50 kamar (termasuk minimal 3 suite room, 48m).

b) Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 24m untuk kamar single dan 28m untuk kamar double.

c) Ruang public luas 3m x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari kamar manid, ruang makan (>100m) dan bar (>45)

d) Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar jemput.

e) Fasilitas penunjang berupa linen (>0,5m x jumlah kamar), ruang laundry (>40m), dry cleaning (>20m), dapur (>60% dari seluruh luas lantai ruang makan).

f) Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan, maskapai perjalanan, drugstore, salon, function room, banquet hsll, serta fasilitas olahraga dan sauna.

5) Hotel bintang lima

a) Jumlah kamar minimal 100 kamar (termasuk minimal 4 suite room, 58m).

b) Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 26 m untuk kamar single dan 52m untuk kamar double.

c) Ruang public luas 3m x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby, ruang makan (>135m) dan bar (>75m).

d) Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar jemput.

e) Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m x jumlah kamar), ruang laundry (>40m), dry cleaning (>30m), dapur (>60% dari seluruh luas lantai ruang makan).

f) Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan, maskapai perjalanan, drugstote, salon, function room, banquet hall, serta fasilitas olahraga dan sauna.

Dengan adanya klasifikasi hotel tersebut dapat meindungi konsumen dalam memperoleh fasilitas yang sesuai dengan keinginan. Memberikan bimbingan pada pengusaha hotel serta tercapainya mutu pelayanan yang baik.

H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif Kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memecahkan masalahnya dengan menggunakan data. Penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah mengamati seseorang dalam

lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.26 Untuk mengamati tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. Informasi yang disampaiakn partisipan kemudian dikumpulkan.

Informasi tersebut biasanya berupa kata atau teks. Data yang berupa kata-kata atau teks tersebut kemudia dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam bentuk tema-tema.

2. Subjek dan Objek penelitian a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Hotel Masjid Jogokariyan yang didalamnya terdapat pimpinan Hotel, yakni ketua ta’mir serta devisi serta tamu Hotel yang dijadikan sumber informasi.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah tentang strategi pemasaran Hotel Masjid Jogokariyan.

3. Metode Pengumpulan Data a. Observasi

Nasution yang di kutip oleh Sugiyono, dalam buku yang berjudul Metode Penelitian Manajemen, Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif Kombinasi, Penelitian Tindakan,

26 Nasution, Metode Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsito, 1998), hlm. 5.

dan Penelitian Evaluasi, menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.27 Dalam hal ini peneliti akan memperhatikan dan mengamati kondisi lingkungan kerja Hotel Masjid Jogokaryan dengan berbagai peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan proses pemasaran.

b. Wawancara

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.

Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai pimpinan Hotel yakni ketua ta’mir Masjid Jogokariyan, pengurus atau pengelola, dan beberapa pengunjung sebagai key informan untuk mencari informasi tentang strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Hotel Masjid Jogokaryan.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan studi dokumen yang berupa data-data tertulis mengandung keterangan dan

27 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 309.

penjelasan serta pemikiran tentang yang masih aktual.28 Dalam metode ini peneliti bertujuan mencari data berupa buku-buku, jurnal, bulletin, majalah, artikel, foto-foto dan dokumen pendukung lainnya.

Dokumen terkait