C. Asuhan Keperawatan Hyperthyroid
1. Pengertian Hyperthyroid
Hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif) adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin. Hipertiroidisme dapat secara signifikan mempercepat metabolisme tubuh, menyebabkan penurunan berat badan tiba-tiba, detak jantung yang cepat atau tidak teratur, berkeringat dan gelisah atau mudah tersinggung (Anonim, 2010).
Tirotoksikosis merupakan suatu kondisi dimana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan (Rani., et.al., 2006).
2. Etiologi
Penyebab Hipertiroidisme adalah adanya Imuoglobulin perangsang tiroid (Penyakit Grave), sekunder akibat kelebihan sekresi hipotalamus atau hipofisis anterior, hipersekresi tumor tiroid. Penyebab tersering hipertiroidisme adalah penyakit Grave, suatu penyakit autoimun, yakni tubuh secara serampangan membentuk thyroid-stymulating immunoglobulin (TSI), suatu antibodi yang sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid (Sherwood, 2002).
3. Patofisiologi
Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi. Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif. Apapun sebabnya manifestasi klinisnya sama, karena efek ini disebabkan ikatan T3 dengan reseptor T3-inti yang makin penuh. Rangsang oleh TSH atau TSH-like substance (TSI, TSAb), autonomi intrinsik kelenjar menyebabkan tiroid meningkat, terlihat dari radioactive neck-uptake naik. Sebaliknya pada destruksi kelenjar misalnya karena radang, inflamasi, radiasi, akan terjadi kerusakan sel hingga hormon yang tersimpan dalam folikel keluar masuk dalam darah. Dapat pula karena pasien mengkonsumsi hormon tiroid berlebihan. Dalam hal ini justru radioactive neck-uptake turun. Membedakan ini perlu, sebab umumnya peristiwa kedua ini, toksikosis tanpa hipertiroidisme, biasanya self-limiting disease (Djokomoeljanto, 2009).
4. Klasifikasi
Hipertiroidisme dapat timbul spontan atau akibat asupan hormon tiroid yang berlebihan. Terdapat dua tipe hipertiroidisme spontan yang paling sering dijumpai yaitu penyakit Graves dan goiter nodular toksik. Pada penyakit Graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan ekstratiroidal, dan keduanya mungkin tak tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid, dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan. Pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin banyak bila panas, kulit lembab, berat badan menurun, sering disertai dengan nafsu makan yang meningkat, palpitasi dan takikardi, diare, dan kelemahan serta atropi otot. Manifestasi ekstratiroidal
oftalmopati ditandai dengan mata melotot, fisura palpebra melebar, kedipan berkurang, lig lag, dan kegagalan konvergensi. Goiter nodular toksik, lebih sering ditemukan pada pasien lanjut usia sebagai komplikasi goiter nodular kronik, manifestasinya lebih ringan dari penyakit Graves (Schteingart, 2006).
5. Manifestasi Klinik
a. Umum : Tak tahan hawa panas hiperkinesis, capek, BB turun, tumbuh cepat, toleransi obat, hiperdefekasi, lapar
b. Gastrointestinal : Makan banyak, haus, muntah, disfagia, splenomegaly c. Muskular : Rasa lemah
d. Genitourinaria : Oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil, ginekomasti e. Kulit : Rambut rontok, kulit basah, berkeringat, silky hair dan
onikolisis
f. Psikis dan saraf : Labil, iritabel, tremor, psikosis, nervositas, paralisis periodik dyspnea
g. Jantung : hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung
h. Darah dan limfatik : Limfositosis, anemia, splenomegali, leher membesar i. Skelet : Osteoporosis, epifisis cepat menutup dan nyeri tulang.
6. Komplikasi
Aritmia biasa terjadi pada pasien yang mengalami hipertiroid dan merupakan gejala yang terjadi pada gangguan tersebut. Setiap individu yang mengeluhkan aritmia harus dievaluasi untuk mengetahui terjadinyagangguan tiroid.
Komplikasi hipertiroid yang mengancam jiwa adalah krisis tirotoksik ( badai tiroid), yang dapat terjadi secara spontan pada pasien hipertiroid, yang menjalani terapi atau selama pembedahan kelenjar tiroid, atau dapat terjadi pada pasien yang tidak terdiagnosis hipertiroid. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia ( sampai 106oF) dan apabila tidak diobati terjadi kematian.
7. Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan yang ditujukan untuk menghilangkan gejala penatalaksanaan bergantung pada etiologi hipertiroidisme.
b. Iridasi termasuk pemberian I atau I untuk mendapatkan efek destruksi pada kelenjar tiroid
c. Pembedahan dengan pengangkatan sebagian besar kelenjar tiroid. Farmakoterapi
a. Tujuan farmakoterapi untuk menghambat pelepasan atau sintetis hormone
b. Pengobatan yang paling umum digunakan adalah propitiourasil (propacil, PTU), atau metimazol (tapazole)
c. Tetapkan dosis rumatan, diikuti dengan penghentian obatan secara bertyahap selama beberapa bulan.
d. Obat anti tiroid merupakan kontraindikasi pada kehamilan akhir, resiko untuk gondokkan dan kretinisme pada janin.
Agen Beta-Adrenergik
a. Mungkin digunakan untuk mengontrol efek saraf simpatis yang terjadi pada hipertiroidisme.
b. Propandol digunakan untuk kegelisahan, takikardi, tremor, ansietas, dan intoleransi panas.
Radioaktif Iodin ( I )
a. I diberikan untuk menghancurkan sel-sel tiroid yang overaktif .
b. I merupakan kontraindikasi dalam kehamilan dan ibu menyusui karena radio iodine menembus plasenta dan sekresikan ke dalam ASI.
8. Proses Keperawatan a. Pengkajian
1) Usia dan jenis kelamin
2) Benjolan pada leher, lama dan pembesarannya.
3) Gangguan menelan, suara serak (gejala penekanan), nyeri. 4) Riwayat radiasi di daerah leher dan kepala.
5) Asal/tempat tinggal. 6) Riwayat keluarga 7) Aktivitas atau istirahat
Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan koordinasi, kelelahan berat
Tanda : Atrofi otot 8) Sirkulasi
Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi
9) Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
10) Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas peka rangsang 11) Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatanm kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis ataum manis, bau buah (napas aseton)
12) Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan memori baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma), aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA).
13) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
14) Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat
15) Keamanan
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
16) Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria. Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasma positif secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol meningkat.
b. Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan T4 Serum
Ditemukan peningkatan T4 serum pada hipertiroid.T4 serum normal antara 4,5 dan 11,5 mg/dl (58,5 hingga 150 nmol/L). Kadar T4 serum merupakan tanda yang akurat untuk menunjukkan adanya hipertiroid.
2) Pemeriksaan T3 Serum
Kadar T3 serum biasanya meningkat. Normal T3 serum adalah 70-220 mg/dl (1,15 hingga 3,10 nmol/L).
3) Tes T3 Ambilan Resin
Pada hipertiroid, ambilan T3 lebih besar dari 35% (meningkat). Normal ambilan t3 ialah 25% hingga 35% (fraksi ambilan relative: 0,25 hingga 0,35). 4) Tes TSH (Thyroid Stimulating Hormon)
Pada hipertiroid ditemukan kenaikan kadar TSH serum. 5) Tes TRH (Thyrotropin Releasing Hormon)
Tes TRH akan sangat berguna bila Tes T3 dan T4 tidak dapat dianalisa. Pada hipertiroidisme akan ditemukan penurunan kadar TRH serum.
6) Tiroslobulin
Pemeriksaan Tiroslobulin melalui pemeriksaan radio immunoassay. Kadar tiroslobulin meningkat pada hipertiroid.
7) Pemeriksaan Fungsi tiroid
a) BMR : (0,75 x N) + (0,74 + IN) – 72%
b) PB I mendekati kadar hormone tiroid, normal 4-8 mg%
c) Serum kolesterol meningkat pada hipertiroid (N: 150-300 mg%) d) Free tiroksin index : T3/T4
e) Hitung kadar FT4, TSH, Tiroglobulin, dan Calsitonin bila perlu 8) Needle biopsy
a) Large Needle Cutting Biopsy : jarum besar, sering perdarahan b) Fine Needle Aspiration Biopsy : jarum no 22
Yaitu suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu tempat dengan memakai dynamic telethermografi. Pemeriksaan khusus pada curiga keganasan. Hasilnya disebut panas apabila perbedaan panas dengan sekitarnya > 0,9°C dan dingin apabila < 0,9°C. Pada penelitian Alves dkk didapatkan bahwa pada yang ganas semua hasilnya panas.
c. Diagnosa Keperawatan dan Perencanaan
1) Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,peningkatan beban kerja jantung
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
- Nadi perifer dapat teraba normal - Vital sign dalam batas normal. - Pengisian kapiler normal - Status mental baik - Tidak ada disritmia Intervensi :
a) Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi
Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
b) Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
Rasional : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung atau iskemia
c) Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels)
Rasional : Murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik
d) Observasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa membran kering, nadi lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung.
e) Catat masukan dan keluaran
Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan dehidrasi berat
2) Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energy
Intervensi :
a) Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas. Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardia mungkin ditemukan
b) Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan agitasi, hiperaktif dan insomnia
c) Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolism d) Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massase
Rasional : Meningkatkan relaksasi
3) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria : - Nafsu makan baik.
- Berat badan normal
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi Intervensi :
a) Catat adanya anoreksia, mual dan muntah
Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia
b) Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
c) Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai.
4) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus
Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
Intervensi :
a) Observasi adanya edema periorbital
Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan b) Evaluasi ketajaman mata
Rasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita
c) Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap Rasional : Melindungi kerusakan kornea
d) Bagian kepala tempat tidur ditinggikan
Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi 5) Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik
Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan kriteria : Pasien tampak rileks
Intervensi :
a) Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
Rasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan insomnia
b) Bicara singkat dengan kata yang sederhana
Rasional : Rentang perhatian mungkin menjadi pendek,konsentrasi berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi c) Jelaskan prosedur tindakan
Rasional : Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan interpretasi
d) Kurangi stimulasi dari luar
Rasional : Menciptakan lingkungan yang terapeutik
6) Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
Intervensi :
a) Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap tempat, waktu dan orang
Rasional : Menentukan adanya kelainan pada proses sensori b) Catat adanya perubahan tingkah laku
Rasional : Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas meningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi psikotik yang sesungguhnya
c) Kaji tingkat ansietas
Rasional : Ansietas dapat merubah proses pikir
d) Ciptakan lingkungan yang tenang,turunkan stimulasi lingkungan
Rasional : menurunan stimulasi eksternal dapat menurunkan hiperaktifitas/refleks, peka rangsang saraf, halusinasi pendengaran
e) Orientasikan pasien pada tempat dan waktu
Rasional : Membantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran pada realita/lingkungan
f) Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien. Rasional : Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan orientasi pasien.
g) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti sedatif/tranquilizer, atau obat anti psikotik.
Rasional : Meningkatkan relaksasi,menurunkan hipersensitifitas saraf/agitasi untuk meningkatkan proses pikir.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah kami menyusun makalah yang berjudul ‘ Makalah Askep Gangguan Kelenjar Tiroid’ kami dapat menyimpulkan diagnosa yang mungkin muncul dari beberapa askep diatas yaitu:
1. Diagnosa yang mungkin muncul pada Askep Struma adalah sebagai berikut :
a. Gangguan jalan nafas yang berhubungan dengan obstruksi trakhea secunder terhadap perdarahan, spasme laring yang ditandai dengan sesak nafas, pernafasan cuping hidung sampai dengan sianosis
b. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan nyeri, kerusakan nervus laringeal yang ditandai dengan klien sulit berbicara dan hilang suara
c. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan dampak pembedahan, udema otot, terputusnya jaringan syaraf, yang ditandai ekspresi wajah tampak tegang.
d. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan salah interprestasi yang ditandai dengan sering bertanya tentang penyakitnya.
2. Diagnosa yang mungkin muncul pada Askep Hipothyroid adalah sebagai berikut : a. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif b. Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi panas. c. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal
d. Kurangnya pengetahuan tentang program pengobatan untuk terapi penggantian tiroid seumur hidup
e. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
f. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan.
3. Diagnosa yang mungkin muncul pada Askep Hiperthyroid adalah sebagai berikut : a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,peningkatan beban kerja jantung b. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energy
c. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
d. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus
e. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik
f. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur