• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Hipotesis Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Interaksi juga memiliki simbol, dimana simbol diartikan sebagai suatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya. Proses interaksi sosial menurut Blumer (Gerungan 2004: 74) adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara sesorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga denganinterpretativeproses.

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang

disampaikan. Karp and Yoels (Walgito 2010: 20) menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber informasi tersebut dapat terbagi dua yaitu ciri fisik dan penampilan. Ciri fisik adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan disini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.

Hall (Walgito 2010: 24) mengatakan interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu. Hall membagi ruang dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat. Interaksi sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan oleh individu dengan individu lain, antara individu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan kelompok dalam kehidupan sosial.

Gillin (Walgito 2010:48) mengatakan bahwa interaksi sosial sebagai hubungan sosial dimana yang menyangkut hubungan antara individu, individu

dengan kelompok atau antar kelompok. Menurut Loomis (Walgito 2003: 56) sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri sebagai berikut :

a. Jumlah pelakunya dua orang atau lebih

b. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang

c. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang

d. Adanya tujuan yang hendak dicapai

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas hubungannya dengan yang satu dengan yang lain. Ia selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga kepribadian individu, kecakapan-kecakapan, ciri-ciri kegiatan baru menjadi kepribadian individu yang sebenarnya apabila keseluruhan sistem tersebut saling berhubungan satu dengan lainnya. Menurut Ahmadi (2002: 48) bahwa hubungan manusia dengan lingkungan meliputi pengertian sebagai berikut:

a. Individu dapat bertentangan dengan lingkungan b. Inndividu dapat menggunakan lingkungan c. Individu dapat berpartisipasi dengan lingkungan d. Individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan

Interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Hal ini sebenarnya merupakan keuntungan yang besar bagi manusia, sebab dengan adanya dua macam fungsi

yang dimiliki itu tumbuhlah kemajuan dalam hidup bermasyarakat. Jika manusia ini hanya sebagai objek semata-mata maka hidupnya tidak mungkin lebih tinggi dari pada kehidupan benda-benda mati. Sehingga kehidupan manusia tidak mungkin timbul kemajuan. Sebaliknya andai kata manusia ini hanya sebagai subjek semata, maka tidak mungkin bisa hidup bermasyarakat, sebab pergaulan baru bisa terjadi apabila ada take and give dan masing-masing anggota masyarakat itu. Jadi jelas bahwa hidup individu dan masyarakat tidak dapat dipisahkan dan selalu berinteraksi antara yang satu dengan yang lain.

Adapun faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial. Menurut Ahmadi (2002: 52) adalah sebagai berikut:

a. Faktor imitasi

Faktor ini beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu berdasarkan faktor imitasi saja. Walaupun pendapat ini berat sebelah, namun peranan imitasi dalam interaksi sosial tidak kecil. Terbuti misalnya pada anak-anak yang sedang belajar bahasa, seaka-akan mereka mengimitasi dirinya sendiri

b. Faktor sugesti

Yang dimaksud sugesti disini adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik, oleh karena itu sugesti dibedakan menjadi dua yaitu auto sugesti dan hetero sugesti.

c. Faktor identifikasi

Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun secara batiniah, misalnya identifikasi seorang anak laki-laki untuk menjadi sama seperti ayahnya atau seorang anak perempuan untuk menjadi sama seperti ibunya. Proses identiikasi inilah mulanya berlangsung secara tidak sadar kemudian irasional, yaitu berdasarkan perasaan atau kecendrungan dirinya yang tidak diperhitungkan.

d. Faktor simpati

Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang lain. Proses simpati dapat juga berjalan secara perlahan secara sadar dan cukup nyata dalam hubungan dua atau lebih orang. Misalnya hubungan cinta kasih antara manusia, biasanya didahului dengan hubungan simpati.

Sedangkan yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial menurut Sukardi (2008: 23) adalah adanya hubungan antara individu dalam melakukan komunikasi dengan lingkungan disekitarnya. Adapun menurut Winkel (Ahmadi 2002: 29) interaksi sosial merupakan suatu bentuk pergaulan dimasyarakat yang mempunyai rambu-rambu atau etika dalam pergaulan dimasyarakat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan sosial antara individu dengan individu lain, individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan kelompok. Ada 4 faktor yang mendasari

terjadinya interaksi sosial yaitu faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi, dan faktor simpati.

Dokumen terkait