• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA

BARANG/JASA 231

1. PENGERTIAN ISTILAH

1.1. Anggaran adalah dana yang dialokasikan oleh Kontraktor KKS untuk pelaksanaan pengadaan barang/jasa tertentu.

1.2. Badan Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik Daerah (BUMN/BUMD) adalah badan usaha yang modalnya atau sahamnya dimiliki oleh Pemerintah RI/ Pemerintah Daerah sebesar minimal 51% (lima puluh satu persen).

1.3. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

1.4. Bank Umum Nasional adalah Bank Umum yang sebagian besar (50% + 1) saham kepemilikannya dimiliki atau berasal dari pemerintah Republik Indonesia dan/atau dimiliki atau berasal dari institusi/ warganegara Republik Indonesia.

1.5. Barang Spesifik adalah barang atau peralatan yang karena tuntutan teknis dan kepentingan operasi, tidak dapat digantikan dengan barang atau peralatan lain yang sejenis.

1.6. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang sekurang-kurangnya berisi uraian tentang lingkup pekerjaan, syarat-syarat kerja (terms & conditions), tatacara proses pengadaan dan persyaratan administratif pengadaan, yang digunakan sebagai pedoman bagi calon Penyedia Barang/Jasa dalam proses pembuatan dan penyampaian penawaran serta pedoman bagi Panitia Pengadaan/Tim Internal dalam melakukan evaluasi penawaran.

1.7. Harga Barang Jadi adalah biaya untuk memproduksi barang yang terdiri dari biaya bahan (material) langsung, tenaga kerja langsung dan biaya tidak langsung pabrik.

1.8. Jasa Konsultansi adalah layanan jasa profesional untuk mencapai sasaran tertentu yang hasil akhirnya berbentuk piranti lunak, usulan atau rekomendasi sebagai hasil analisis data dan/atau keadaan, disusun secara sistimatis berdasarkan kerangka acuan kerja (KAK) yang ditetapkan oleh pengguna barang/jasa.

1.9. Jasa Lainnya adalah segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa konsultansi, jasa pemborongan dan pemasokan barang.

1.10. Jasa Pemborongan adalah jasa pekerjaan yang perencanaan teknis, penetapan spesifikasi dan pengawasan pelaksanaan-nya dilakukan oleh pengguna barang/jasa, sedangkan seluruh proses serta pengerjaannya termasuk penyediaan tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.

1.11. Jasa Pengerjaan adalah bagian dari pekerjaan Jasa Pemborongan, Jasa Lainnya dan/atau Jasa Konsultansi yang berupa pelaksanaan pisik pekerjaan, meliputi antara lain namun tidak terbatas pada:

1.11.1. Pengerjaan rekayasa dan rancang bangun (engineering and

design);

1.11.2. Penggunaan tenaga kerja;

1.11.3. Penggunaan lapangan (yard) penimbunan dan

pembangunan;

1.11.4. Penggunaan pabrik dan/atau bengkel (workshop) dan/atau galangan kapal untuk pembuatan (fabrication) komponen atau bagian dari komponen fasilitas produksi;

1.11.5. Pelaksanaan konstruksi (construction) dan/atau perakitan (assembly) dan/atau instalasi (installation) fasilitas produksi; 1.11.6. Kendali mutu (quality control);

1.11.7. Penggunaan laboratorium untuk pengujian (test), pengkajian (evaluation) dan/atau penelitian (study);

1.11.8. Pelaksanaan survei;

1.11.9. Pelaksanaan sertifikasi kelayakan operasi;

1.11.10. Penggunaan peralatan pembangunan dan peralatan angkut termasuk bahan bakar yang diperlukan;

1.11.11. Penggunaan jasa pengangkutan;

1.11.12. Penggunaan bengkel (workshop) untuk perawatan dan/atau perbaikan mesin dan/atau peralatan produksi;

1.11.14. Penggunaan barang habis pakai (consumable) yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Tidak termasuk dalam pengertian ini adalah barang kebutuhan utama dalam jasa pemborongan, komponen bangunan, barang/bahan pembuatan komponen bangunan atau sukucadang pada pekerjaan perbaikan.

1.12. Jasa Spesifik adalah jasa yang memerlukan persyaratan teknologi dan/atau keahlian tertentu dan hanya dapat dipenuhi dan/atau hanya dapat dilaksanakan oleh satu Penyedia Jasa. 1.13. Keadaan Darurat (Emergency) adalah keadaan seperti diatur

dalam Pedoman Tata Kerja BPMIGAS yang mengatur mengenai Keadaan Emergency.

1.14. Keadaan Kahar (Force Majeure) adalah suatu kejadian atau keadaan yang terjadi di luar kuasa atau kontrol para pihak yang mengikatkan diri dalam Kontrak yang mengakibatkan pihak yang menyatakan Keadaan Kahar tidak dapat melaksanakan seluruh atau sebagian kewajibannya berdasarkan Kontrak. Keadaan Kahar termasuk tetapi tidak terbatas pada bencana alam/act of God (antara lain banjir, gempa bumi, tsunami, badai, angin topan, gunung meletus, tanah longsor atau wabah penyakit), peperangan, kerusuhan, sabotase, atau revolusi. 1.15. Keadaan Mendesak (Urgent) adalah kegagalan operasi

(operation failure) yang terjadi secara tiba-tiba, yang dapat mengakibatkan terganggunya kelancaran produksi minyak dan/atau gas bumi baik sebagian maupun keseluruhan dan/atau mengakibatkan terhentinya kegiatan operasional baik sebagian maupun keseluruhan.

Keadaan mendesak terjadi antara lain namun tidak terbatas karena equipment failure, plant shut down, well shut down,

process upset, start up delay atau keadaan yang berpotensi mengganggu pelaksanaan kegiatan operasional dan apabila tidak segera ditanggulangi dapat menyebabkan kerugian bagi negara.

Keadaan Mendesak (Urgent) harus dinyatakan oleh pimpinan tertinggi Kontraktor KKS Setempat dan dilaporkan kepada BPMIGAS.

1.16. Keadaan Krisis adalah keadaan seperti diatur dalam Pedoman Tata Kerja BPMIGAS yang mengatur mengenai Keadaan Krisis.

1.17. Klarifikasi adalah permintaan penjelasan oleh Panitia

Pengadaan/Tim Internal kepada peserta pengadaan

barang/jasa atas materi penawaran, selama proses pengadaan, sepanjang tidak mengubah substansi penawaran.

1.18. Konsorsium adalah gabungan dari 2 (dua) atau lebih orang perorangan, perusahaan, organisasi atau kombinasi dari elemen-elemen tersebut, untuk mengadakan suatu kegiatan, usaha, atau pembiayaan bersama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dalam batas waktu tertentu dengan menyatukan sumberdaya yang dimiliki para pihak yang bergabung, dimana masing-masing anggota Konsorsium tetap berdiri sendiri-sendiri.

1.19. Kontrak adalah perjanjian pelaksanaan pekerjaan penyediaan barang/jasa antara Kontraktor KKS dengan Penyedia Barang/Jasa yang dituangkan dalam kesepakatan tertulis dan bersifat mengikat. Kontrak dapat berupa antara lain Surat Pesanan (Purchase Order/Service Order), Kontrak Jasa (Service Contract), Surat Perjanjian (Agreement).

1.20. Kualifikasi adalah status hukum dan tingkat kemampuan usaha, finansial, personalia, peralatan serta kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan lingkungan (K3LL) yang dilengkapi dengan kelengkapan data secara yuridis (Legal Matters).

1.21. Lingkup Kerja adalah bagian dari Dokumen Pengadaan yang berisi uraian tentang spesifikasi dan/atau fungsi barang atau uraian pekerjaan termasuk volume/jumlah serta waktu yang dimaksudkan untuk menghasilkan sesuatu.

1.22. Panitia Pengadaan adalah panitia yang dibentuk dan disahkan oleh Pejabat Berwenang untuk melaksanakan pemilihan Penyedia Barang/Jasa di lingkungan Kontraktor KKS.

1.23. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kualifikasi Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan setelah evaluasi penawaran harga. 1.24. Pejabat Berwenang adalah pimpinan tertinggi Kontraktor KKS atau pekerja struktural Kontraktor KKS yang telah mendapat pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi Kontraktor KKS.

1.25. Pekerjaan Bersifat Kompleks adalah pekerjaan yang memerlu-kan teknologi tinggi dan/atau mempunyai risiko tinggi dan/atau menggunakan peralatan dengan desain khusus dan bernilai lebih besar dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) atau lebih besar dari US$5,000,000.00 (lima juta dolar Amerika Serikat).

1.26. Pengelola Pengadaan adalah fungsi dan/atau organisasi yang ditunjuk untuk mengelola kegiatan pengadaan barang/jasa di lingkungan Kontraktor KKS.

1.27. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha, gabungan beberapa badan usaha atau perorangan yang memiliki kemampuan untuk menyediakan barang/jasa untuk kepentingan Kontraktor KKS sesuai dengan bidang usaha dan kualifikasinya, dan memiliki surat izin usaha yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang.

1.28. Pertentangan Kepentingan (conflict of interest) adalah situasi dimana pekerja Kontraktor KKS secara sendiri dan/atau secara bersama-sama, sebagai pribadi atau bertindak untuk kepentingan perusahaan atau afiliasinya, menggunakan kekuasaannya, secara langsung atau tidak langsung untuk mempengaruhi jalannya proses dan/atau keputusan pengadaan dengan mengutamakan/menguntungkan kepentingan pribadi dan/atau kelompoknya dan/atau kroninya dan/atau korporasi (termasuk afiliasinya) dan/atau penyedia barang/jasa tertentu, sedemikian rupa sehingga bertentangan dengan ketentuan pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

1.29. Perusahaan Asing adalah perusahaan yang didirikan bukan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia.

1.30. Perusahaan Nasional adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia.

1.31. Post Bidding adalah perubahan atau penambahan atau pengurangan persyaratan pengadaan oleh Panitia Pengadaan/ Tim Internal atau perubahan/penambahan/pengurangan kelengkapan dokumen penawaran dan/atau data pada pelelangan umum, pelelangan terbatas atau pemilihan langsung oleh peserta pengadaan, yang disampaikan setelah waktu penyampaian dokumen penawaran ditutup. Post Bidding dilarang untuk dilakukan.

1.32. Prakualifikasi adalah proses penilaian kualifikasi Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan sebelum tahap pemasukan dokumen penawaran.

1.33. Produksi Dalam Negeri adalah semua jenis barang/jasa termasuk rancang bangun dan perekayasaan yang diproduksi, dibangun atau dikerjakan oleh perusahaan yang berproduksi dan/atau berinvestasi langsung di Indonesia.

1.34. Tim Internal adalah tim di lingkungan Pengelola Pengadaan yang dibentuk dan disahkan oleh pimpinan pengelola pengadaan atau oleh Pejabat Berwenang. Tim Internal mempunyai persyaratan, tanggung-jawab dan tugas pokok sama seperti Panitia Pengadaan namun memiliki kewenangan dan ruang lingkup kerja yang lebih rendah.

1.35. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) adalah besaran komponen dalam negeri pada barang/jasa dan gabungan barang dan jasa, yang dinyatakan dalam persentase.

1.36. Wakil Penyedia Barang/Jasa adalah seseorang yang bertindak untuk dan atas nama Penyedia Barang/Jasa sesuai akte pendirian/perubahan atau secara hukum mempunyai kapasitas untuk mewakili Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.