• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam tuhan. Persoalan persolan kalam ini biasanya mengarah sampai perbincangan yang mendalam denga dasar-dasar argumentasi, baik rasional (aqliya>h) maupun naq}liya>h. 1

Dari segi etimologis, perkataan ilmu Kalam terdiri atas dua kata, ilmu dan kalam. Ilmu yang berarti ‚pengetahuan‛, sedangkan kalam berarti ‚perkataan‛, ‛percakapan‛, ‚Firman‛ (the world of god). Kedua kata itu berasal dari bahasa arab. Ilmu kalam ini digunakan sebagai istilah ilmu yang membahas atau membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan akidah Islam, Yaitu: tentang wujud tuhan dan sifat-sifat yang memungkinkan ada padanya, membicarakan para Rasul, Tuhan untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang pasti ada padanya, sifat yang tidak mungkin ada padanya, dan sifat-sifat yang mungkin ada padanya. 2

Nama lain ilmu kalam ada beberapa yaitu: Ilmu Ushuludin, IlmuTauhid, Fiq}h Al-akbar, dan Teologi Islam. Disebut ilmu Ushuluddin karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama (ushuluddin); disebut ilmu Tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah swt, secara objektif, ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid, tetapi argumentasi ilmu kalam lebih dikonsentrasikan pada penguasaan

1Abdul Rosak, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN, PTAIS, Cet. IV, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2009), h. 13-14.

2Solihin, Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf Untuk Mata Kuliah Ilmu Tasawuf di Seluruh Jurusan PTAIN dan PTAIS, Cet. I. (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008), h. 95.

logika. Oleh sebab itu, sebagian teolog membedakan antara ilmu kalam dan ilmu tauhid. Abu hanifah menyebut nama ilmu ini dengan fiqh Al-akbar. Menurut persepsinya, hukum Islam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi atas dua bagian. Pertama, Fiqh Al-akbar, membahas keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu Tauhid. Kedua, fiqh Al-ashga>r, membahas hal yang berkaitan dengan masalah muamalah bukan pokok-pokok agama, tetapi hanya cabang saja. Teologi Islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam, yang diambil dari bahasa inggris, theology. William L. Reese mendefinisikannya dengan discourseor reason concerning God (diskursi atau pemikiran tentang Tuhan). 3Dan para ulama memberikan devinisi terhadap ilmu kalam sebagai berikut:

a. Menurut Ibnu Khaldun, Ilmu Kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepecayaan aliran golongan salaf dan ahli sunah.

b. Menurut Husain Tripoli, Ilmu Kalam ialah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan agama Islam dengan bukti- bukti yang yakin. 4

c. Menurut Syekh Muhammad Abduh definisi Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib baginya, sifat-sifat yang jaiz baginya dan tentang sifat-sifat yang ditiadakan darinya dan juga tentang rasul-rasul Allah baik mengenai sifat wajib, jaiz dan mustahil dari mereka.

3Imam Al-Ghazali, ensiklopedi Tasawuf. Terj. Abdul Mujib, Ahmad Ismail, Syafi’ah dengan judul Mudah Memahami dan Menjalankan Kehidupan Spritual, Cet: I, (Bandung: PT Mizan Publika, 2009), h. 190.

d. Menurut Al-Farabi definisi Ilmu Kalam adalah disiplin ilmu yang membahas Dzat dan Sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. 5

e. Menurut Musthafa Abdul Razak, Ilmu Kalam ialah ilmu yang berkaitan dengan akidah imani yang di bangun dengan argumentasi-argumentasi rasional. 6

Adapun Pokok permasalahan Ilmu Kalam terletak pada tiga persoalan, yaitu: 1. Esensi Tuhan itu sendiri dengan segenap sifat-sifat-nya. Esensi ini

dinamakan Qismul Ilahiyat. Masalah-masalah yang diperdebatkan yaitu: a. Sifat-sifat Tuhan, apakah memang ada Sifat Tuhan atau tidak. Masalah ini di

perdebatkan oleh aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah.

b. Qudrat dan Iradat Tuhan. Persoalan ini menimbulkan aliran Qadariyah dan Jabbariyah.

c. Persoalan kemauan bebas manusia, masalah ini erat kaitannya dengan Qudrat dan Iradat Tuhan.

d. Masalah Al-Quran, apakah makhluk atau tidak dan apakah Al-Quran azali atau baharu.

2. Qismul Nububiyah, hubungan yang memperhatikan antara Kholik dengan makhluk, dalam hal ini membicarakan tentang:

a. Utusan-utusan Tuhan atau petugas-petugas yang telah di tetapkan Tuhan melakukan pekerjaan tertentu yaitu Malaikat.

b. Wahyu yang disampaikan Tuhan sendiri kepada para rasul-Nya baik secara langsung maupun dengan perantara Malaikat.

5Abdul Rosak, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN, PTAIS. 2009. h. 14.

c. Para Rasul itu sendiri yang menerima perintah dari Tuhan untuk menyampaikan ajarannya kepada manusia.

3. Persoalan yang berkenaan dengan kehidupan sesudah mati nantinya yang disebut dengan Qismul Al-Sam’iya>t. Hal ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Kebangkitan manusia kembali di akhirat. b. Hari perhitungan.

c. Persoalan shirat (jembatan).

d. Persoalan yang berhubungan dengan tempat pembalasan yaitu surga atau neraka.

Sesungguhnya dalam sejarah islam, ilmu kalam telah muncul sejak dini. Al-Hasan Al-bashri telah menggunakan istilah ‛kalam‛ untuk mengacu kepada pembahasan tentang persoalan kebebasan manusian dan takdir, dalam konteks pertentangan pendapat antara kaum Qaddaria>h dan kaum jabaria>h. Akan tetapi, pembahasan rasional pertama tentang masalah itu, khususnya tentang paham jabaria>h, di mulai oleh seorang rasionalis bernama jahm ibn Ashafwa>n yang telah menalar prapenentuan menurut metode filsafat yunani, khususnya aristotialisme dan neoplatonisme, dan pengembangannya menjadi paham mutlah prapenentuan Aristoteli. 7

Untuk membahas perkembangan ilmu kalam, penulis mengunakan analais terhadap pemikiran teologi islam, sebutan lain dari ilmu kalam, terutama sejak kemunculan formal pemikiran-pemikiran politik dan teologi di lingkungan umat islam awal, sampai munculnya aliran-liran kalam berikut perkembangannya. Dalam hal ini Asy-ayahrastani mengatakan bahwa ilmu kalam pada dasar nya mengalami tiga tahap perkembangan, yakni sebagai berikut:

7Nurcholis, Madjid. Islam agama peradaban, Membangun makna dan relevansi Doktrin islam dalam sejarah. Jakarta: Paramadina. 1985). h. 279.

1) Pemikiran mutakallimun pada tahap ini hanya untuk menyangkal argumen-argumen yang di kemukakan oleh orang-orang yang baru memeluk islam (islam baru), untuk embawa mereka kepada garis yang sama dengan garis pemikiran muslim ortodoks.

1) Ilmu ini mulai mengembangkan sayap rasionalis, dengan menitik beratkan kepada masalah kebebasan berbuat pada diri manusia; tahap ini merupakan hsil cipta kaum Mu’tazilah.

2) Tahap terakhir, mulai muncul dan berkembang paham skolastik (Assy’ ariah). 8

Dokumen terkait