• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kebijakan Pendidikan

1. Pengertian Kebijakan Pendidikan

Monahan dan Hengst menjelaskan dalam Syarifudin(2008: 8) bahwa secara etimologi, kata kebijakan (policy) berarti kota (city). Kebijakan mengacu pada cara-cara dari pemerintah dalam mengarahkan yang bertujuan untuk mengelola kegiatan. Dalam hal ini sebuah kebijakan berkenaan dengan gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama diterima pemerintah atau lembaga sehingga dengan demikian mereka dapat mengejar tujuannya. Selain itu Abidin dalam Syarifudin(2006:17) menerangkan kebijakan adalah keputusan pemerintah yang bersifat umum dan berlaku untuk seluruh anggota masyarakat. Ada definisi lain lagi yang dijelaskan oleh Gamage dan Pang dalam Syarifudin(2008:8), yang menyatakan bahwa kebijakan adalah terdiri dari pernyataan tentang sasaran dan satu atau lebih pedoman yang luas untuk mencapai sasaran tersebut sehingga dapat dicapai yang dilaksanakan bersama dan memberikan kerangka kerja bagi pelaksanaan program .

Nichols (1977:8) berpendapat kebijakan adalah suatu keputusan yang dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambilan keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan . Lain dengan Nichols, Bogue dan Saunders (1976: 128) mengemukakan kebijakan adalah menjelaskan sasaran umum organisasi yang berisikan alasan bagi eksistensi dan

menyediakan arah pembuatan keputusan bagi pencapaian sasaran . Pendapat lain mengenai pengertian kebijakan juga disampaikan oleh Klein dan Murphy, (1973: 2) kebijakan berarti seperangkat tujuan-tujuan, prinsip-prinsip serta peraturan-peraturan yang membimbing suatu organisasi, kebijakan dengan demikian mencakup keseluruhan petunjuk organisasi.

Pengertian lain dari kebijakan adalah prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan keputusan. Ealau dan Prewitt dalam Suharto (2005: 7) memberikan pengertian bahwa kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baik dari pembuatannya maupun yang mentaatinya atau yang terkna kebijakaan itu. Titmuss dalam Suharto (2005: 7) mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip-prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu. Kebijakan menurut Timus, senantiasa berorientasi kepada tindakan (action oriented). Dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip- prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten untuk mencapai tujuan tertentu.

Edward (1978: 55) memberikan definisi kebijakan negara adalah Policy is government say and do, or not to do. It is the goal or purposes of government program . Kebikajan publik pada dasarnya adalah suatu keputusan yang dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan tertentu, untuk melakukan kegiatan tertentu, atau untuk mencapai tujuan tertentu,

yang dilakukan oleh lembaga pemerintah yang berkewenangan dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan bangsa.

Kebijakan dipahami sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istiah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasai dan kelompok sektor swasta serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku maka kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan. Namun kebijakan dapat pula merujuk pada proses pembuatan keputusan-keputusan penting organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif seperti prioritas program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya. Kebijakan juga dapat diartikan sebagai mekanisme politis, manajemen, financial, atau administratif untuk mencapai suatu tujuan eksplisit.

James E. Anderson merumuskan bahwa kebijakan sebagai perilaku dari sejumlah aktor dalam suatu bidang pendidikan. Kebijakan diartikan sebagai pedoman untuk bertindak, pedoman tersebut dapat berwujud sederhana bahkan sangat kompleks, mempunyai sifat yang umum sampai khusus, mencakup tempat yang luas ataupun sempit, kabur dan jelas, longgar ataupun terperinci, dapat berupa kualitatif dan kuantitatif, bersifat publik maupun prifat. Kebijakan dalam makna demikian dapat diartikan

sebagai sebuah deklarasi mengenai sebuah dasar pedoman sutu tindakan, suatu arah tindakan tertentu. Kebijakan dapat pula merupakan suatu program mengenai aktifitas tertentu atau suatu rencana. (Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Kebijakan negara (state policy) atau kebijakan public (public policy) mempunyai arti yang berbeda dengan kebijakan pendidikan (educational policy). Istilah kebijakan pendidikan sering disama artikan dengan istilah perencanaan pendidikan (educational planning) dan istilah lainnya. Kebijakan pendidikan pada dasarnya berarti bagian dari kebijakan negara atau kebijakan publik pada umumnya. Kebijakan pendidikan merupakan kebijakan publik yang khusus mengatur regulasi atau peraturan yang berkaitan dengan penyerapan sumber, alokasi, dan distribusi sumber, serta pengaturan perilaku dalam pendidikan. (Arif Rohman, 2012:19). Dengan demikian kebijakan pendidikan (educational policy) merupakan keputusan yang berupa pedoman bertindak baik yang bersifat sederhana maupun kompleks, baik umum maupun khusus, baik terperinci maupun longgar yang dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah atau tindakan, program, serta rencana-rencana tertentu dalam menyelenggarakan pendidikan.

H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho (2009:104) memberikan pengertian bahwa kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi, misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya

tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu. Pada umumnya tataran praktik program-program yang telah dirumuskan memerlukan rambu-rambu dalam pelaksanaannya agar tujuan dari program-program tersebut dapat tercapai. Program yang dilaksanakan dilapangan memerlukan riset yang dilakukan terus-menerus dan dari hasil riset serta pengembangan dari program tersebut merupakan input bagi analisis kebijakan yang pada gilirannya akan menyempurnakan rumusan- rumusan kebijakan pendidikan. Dengan hal demikian siklus suatu penyusunan program, pelaksanaan program, riset dan pengembangan serta analisis kebijakan dapat memperjelas rumusan visi, misi, politik kebijakan/policy kebijakan serta program-programnya.

Berdasarkan atas uraian diatas, pengertian mengenai kebijakan disimpulkan bahwa kebijakan dapat diartikan seperangkat tujuan-tujuan, prinsip-prinsip serta peraturan-peraturan yang membimbing suatu organisasi. Kebijakan dalam arti demikian mencakup keseluruhan petunjuk organisasi. Dengan kata lain kebijakan dapat diartikan sebagai hasil keputusan manajemen puncak yang dibuat dengan hati-hati yang intinya berupa tujuan-tujuan, prinsip dan aturan-aturan yang mengarahkan organisasi melangkah ke masa depan. Secara ringkas kebijakan merupakan petunjuk dalam organisasi.