• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILMU BUDAYA DASAR (IBD)

DAN KEBUDAYAAN

B. Konsepsi Kebudayaan

2. Pengertian Kebudayaan

169

Manusia dan Kebudayaan

of Culture, ia mencoba mendefinsikan kebudayaan yang beranjak dari konsep yang diajukan oleh Kluckholn sebelumnya, yang menurutnya agak terbatas dan tidak mempunyai standard yang baku dalam penentuannya. Berbeda dengan Kluckholn, ia menawarkan konsep kebudayaan yang sifatnya interpretatif, sebuah konsep semiotik, di mana ia melihat kebudayaan sebagai suatu teks yang perlu diinterpretasikan maknanya daripada sebagai suatu pola perilaku yang sifatnya kongkrit4. Dalam usahanya untuk memahami kebudayaan, ia melihat kebudayaan sebagai teks sehingga perlu dilakukan penafsiran untuk menangkap makna yang terkandung dalam kebudayaan tersebut. Kebudayaan dilihatnya sebagai jaringan makna simbol yang dalam penafsirannya perlu dilakukan suatu pendeskripsian yang sifatnya mendalam (thick description).

2. Pengertian Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

4

Geertz, Clifford, Kebudayaan dan Agama (Yogyakarta: Kanisius Press, 1992), 5.

170 Ilmu Budaya Dasar (ISD)

Istilah budaya (culture) yang dimasukkan ke dalam konsep masing-masing disiplin humaniora dan sosial, merupakan kajian disiplin ilmu lain yang terlebih dahulu telah mendefinisikan istilah budaya adalah antropologi, sosiologi, politik, ekonomi dan sebagainya. Menurut para ahli definisi budaya adalah sebagai berikut5:

a. Koentjaraningrat memberikan definisi budaya

sebagai sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar6.

b. James Spradley nampaknya hampir

sependapat dengan Koentjaraningrat. Ia mengatakan bahwa budaya merupakan sistem pengetahuan yang diperoleh manusia melalui proses belajar, yang kemudian mereka gunakan untuk menginterpretasikan dunia sekelilingnya, sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia sekitar7.

c. Clifford Geertz, memnberikan definisi

kebudayaan adalah “suatu sistem makna dan simbol yang disusun dalam pengertian di mana individu-individu mendefinisikan

5

http://www.facebook.com/notes/kelompok-20-antropologi kebudayaan-aceh/definisi-definisi-budaya/127942543809

6

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), 180.

7 James P. Spradley, Metode Etnografi, ter. Misbah Zulfa Elizabeth (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1997), 5-11.

171

Manusia dan Kebudayaan

dunianya, menyatakan perasaannya dan memberikan penilaian-penilaiannya; suatu pola makna yang ditransmisikan secara historik, diwujudkan di dalam bentuk-bentuk simbolik melalui sarana di mana orang-orang mengkomunikasikan, mengabadikan dan menmgembangkan pengetahuan dan sikap-sikapnya ke arah kehidupan; suatu kumpulan peralatan simbolik untuk mengatur perilaku, sumber informasi yang ekstrasomatik”. Karena kebudayaan merupakan suatu sistem simbolik, maka proses budaya haruslah dibaca, diterjemahkan, dan diinterpretasikan8.

d. Herskovits memandang kebudayaan sebagai

sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

e. Andreas Eppink, memandang kebudayaan

mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religious dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

f. Edward Burnett Tylor, berpendapat bahwa

kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan

8

Kuper, Adam, Culture (Cambridge: Harvard University Press, 1999), 98.

172 Ilmu Budaya Dasar (ISD)

kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

g. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,

memberikan definisi kebudayaan sebagai sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

h. Ki Hajar Dewantara mendefinisikan

kebudayaan sebagai kemenangan atau hasil perjuangan hidup, yakni perjuangannya terhadap dua kekuatan yang kuat dan abadi, yaitu: alam dan zaman. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yang abadi, tetapi terus menerus berganti-ganti sesuai dengan alam dan zaman.

i. Cholil Uman, mengartikan kebudayaan

sebagai semua ide, gagasan, pemikiaran, hasil cipta, rasa dan karsa manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup melalui proses belajar dan dapat diwariskan kepada generasi sesudahnya.

Dari berbagai definisi tersebut di atas, dapat dipahami bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga kebudayaan itu dalam kehidupan sehari-hari dipandang sebagai suatu yang bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,

173

Manusia dan Kebudayaan

misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni dan lain-lain, kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Berangkat dari pemahaman tersebut, konsep kebudayaan Indonesia dibangun oleh para pendahulu. Konsep kebudayaan Indonesia di sini mengacu kepada nilai-nilai yang dipahami, dianut dan dipedomani bersama oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai inilah yang kemudian dianggap sebagai nilai luhur9, sebagai acuan pembangunan Indonesia. Nilai-nilai itu ada dalam sistem budaya etnik yang ada di Indonesia. Nilai-nilai tersebut dianggap sebagai puncak-puncak kebudayaan daerah, sebagaimana sifat/ ciri khas kebudayaan suatu bangsa Indonesia10. Konsep kebudayaan Indonesia ini kemudian diikat dalam satu konsep persatuan dan kesatuan bangsa yaitu konsep

Bhinneka Tunggal Ika.

Kebudayaan tidak bisa hanya dilihat dari sisi isi kebudayaan itu sendiri karena keberadaannya tidak terlepas dari banyak faktor lain sehingga kebudayaan itu ada, berlangsung, dan berkembang. Satu faktor penting yang berkaitan dengan kebudayaan adalah masyarakat, tidak

9

Nilai-nilai luhur itu adalah takwa, iman, kebenaran, tertib, setia kawan, harmoni, rukun, disiplin, harga diri, tenggang rasa, ramah tamah, ikhtiar, kompetitif, kebersamaan dan kreatif.

10

Junus Melalatoa, Sistem Budaya Indonesia (Jakarta: Kerjasama FISIP Universitas Indonesia dengan PT. Pamator, 1997), 102.

174 Ilmu Budaya Dasar (ISD)

akan ada satu kebudayaan tanpa masyarakat, demikian sebaliknya. Sebagai satu bentuk persekutuan hidup, masyarakat itu sendiri adalah konsep dengan dimensi yang luas; meski kita sering menggunakan konsep masyarakat Indonesia, namun dalam kenyataannya kita tidak bisa membayangkan semua masyarakat Indonesia yang berjumlah ratusan juta orang, biasanya yang terbayang hanyalah sekelompok masyarakat Indonesia di sekitar kita saja, disuatu lokasi tertentu.

Kebudayaan sifatnya bermacam-macam, akan tetapi oleh karena semuanya adalah buah adab (keluhuran budi), maka semua kebudayaan selalu bersifat tertib, indah berfaedah, luhur, memberi rasa damai, senang, bahagia, dan sebagainya. Sifat kebudayaan menjadi tanda dan ukuran tentang rendah-tingginya keadaban dari masing-masing bangsa11.

Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan jenis-jenisnya:

a. Hidup-kebatinan manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adapt-istiadatnya yang halus dan indah; tertib damainya pemerintahan negeri; tertib damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusilaan.

11

175

Manusia dan Kebudayaan

b. Angan-angan manusia, yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan.

c. Kepandaian manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah.12