• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Kelekatan Tidak Aman

1. Pengertian Kelekatan Tidak Aman

Bowlby melakukan berbagai penelitian dengan tujuan utama

untuk menggambarkan dan menjelaskan bagaimana seorang bayi

menjadi emosional pada pengasuh utama mereka dan tertekan secara

emosional ketika mereka terpisah dari pengasuh utama (Hazan &

Shaver, 1987). Bowlby (1973) menyatakan bahwa kelekatan

merupakan berbagai perilaku yang mengakibatkan seseorang

mencapai atau mempertahankan orang untuk dekat dengan dirinya

yang akan berbeda antara satu orang dengan yang lain (Feeney &

Noller, 1996). Selain itu, Bowlby berpendapat bahwa seorang bayi

dengan kelekatan aman akan merasa bahwa pengasuh merupakan

sumber kenyamanan dan perlindungan ketika kebutuhan mereka

muncul. Sedangkan seorang bayi dengan kelekatan tidak aman, tidak

mengalami kenyamanan dan perlindungan secara konsisten ketika

suatu ancaman muncul (Cassidy & Shaver, 2008). Bowlby (1973)

menyatakan bahwa hubungan yang dibuat antara orangtua dan anak

masa depan, baik dalam menjalin pertemanan maupun relasi

romantis (Nosko, Tieu, Lawford, & Pratt, 2011).

Sejalan dengan Bowlby, Ainsworth (1978) melakukan

penelitian untuk mengetahui tipe kelekatan yang didasarkan pada

reaksi bayi ketika berpisah dari pengasuh utamanya dan ketika

bertemu kembali dengan pengasuh utamanya (Feeney & Noller,

1996). Ainsworth menyatakan bahwa untuk melihat perbedaan

individu dalam kualitas kelekatan hubungan yang telah mereka jalin,

dibagi menjadi dua kategori dasar yaitu kelekatan aman dan

kelekatan tidak aman. Kategori kelekatan tersebut tidak hanya

menggambarkan perilaku dari seorang bayi kepada pengasuhnya,

melainkan persepsi seorang bayi kepada tersedianya pengasuh atau

tanggapan bayi terhadap pengasuh (Cassidy & Shaver, 2008).

Bowlby dan Ainsworth membuat pernyataan yang

menyatakan bahwa kelekatan sangat penting dalam kehidupan

dewasa (Crowell & Treboux dalam Clulow, 2001). Sejalan dengan

hal tersebut, Cassidy & Shaver (2008) menyatakan bahwa seseorang

yang memiliki tipe kelekatan tidak aman dengan pengasuh utama

mereka ketika kecil, akan menemui berbagai kesulitan ketika mereka

membangun keintiman di masa depan (Cassidy & Shaver, 2008).

Bowlby berpendapat bahwa kelekatan memiliki peran penting dari

seseorang itu dilahirkan hingga orang tersebut meninggal nantinya.

aman dalam menjalin hubungan dengan orang lain (Crowell &

Treboux dalam Clulow, 2001). Ainsworth (1989) menyatakan bahwa

kelekatan dewasa merupakan ikatan afeksi, tekanan untuk menjalin

hubungan dekat dengan orang lain (mencari rasa aman dan nyaman)

yang sangat unik dan individual serta tidak dapat ditukarkan antara

satu dengan yang lain (Feeney & Noller, 1996).

Hazan and Shaver (1987) memiliki argumen dasar bahwa

cinta yang romantis dapat dikonseptualisasikan sebagai sebuah

proses kelekatan. Mereka menyatakan bahwa cinta yang romantis

terdiri dari empat hal utama, yaitu cinta sebagai sebuah emosi,

hubungan antara cinta dan kelekatan, konsep cinta sebagai integrasi

dari sistem perilaku, dan perbandingan dari kelekatan dengan konsep

cinta. Mereka menemukan bahwa seseorang yang memiliki

kelekatan aman akan mudah untuk menjalin hubungan dekat dengan

orang lain dan merasa nyaman bergantung pada orang lain.

Sedangkan seseorang dengan tipe kelekatan tidak aman, baik

avoidant attachment maupun anxious/ambivalent attachment akan merasa tidak nyaman dengan hubungan yang mereka jalin.

Seseorang dengan tipe avoidant attachment akan merasa tidak nyaman bergantung dengan orang lain, sulit percaya pada orang lain,

dan sulit menerima pasangan. Selanjutnya, orang dengan tipe

kecemburuan yang lebih pada pasangan dan merasa takut ketika

pasangan meninggalkannya (Feeney & Noller, 1996).

Bartholomew & Horowitz mengembangkan kelekatan

menjadi empat tipe serupa dengan tiga tipe kelekatan yang

diungkapkan oleh Hazan & Shaver (Feeney & Noller, 1996).

Adult attachment is positive and negative working models of self and relationship partners. Adult attachment in which two underlying dimensions, the person's perspective internal model of the self (positive or negative) and the person's perspective internal model of others (positive or negative), were used to define four attachment patterns. (1991, p. 240)

Menurut Bartholomew & Horowitz (1991) kelekatan dewasa

memiliki dua dimensi yang mendasar, yaitu perspektif seseorang

terhadap diri sendiri (baik positif maupun negatif) dan perspektif

seseorang terhadap orang lain (baik positif maupun negatif).

Bartholomew juga menyatakan bahwa kelekatan tidak aman

merupakan model kerja negatif dari diri seseorang layak mendapat

cinta dan perhatian dari orang lain (anxiety attachment) atau orang lain sebagai orang yang menyediakan cinta dan perhatian (avoidance attachment) yang dikembangkan dari pola pengasuhan yang pernah didapatkan (Mikulincer & Goodman, 2006). Model kerja negatif

terkait dengan kekurangan seseorang terhadap dukungan dan

perhatian dari pasangan. Mereka enggan berkomunikasi dengan

kepercayaan, kurangnya keterbukaan, serta sensitif terhadap

penolakan (Bartholomew dalam Mikulincer & Goodman, 2006).

Feeney and Noller (1991) menyatakan bahwa kelekatan

dewasa menjadi prediktor yang kuat untuk melihat kualitas dari

suatu hubungan. Feeney dan Noller melakukan pengukuran dengan

dua pertanyaan mendasar. Pertanyaan pertama terkait dengan isu-isu

yang berkaitan dengan kelekatan, antara lain keterbukaan, kedekatan, ketergantungan, komitmen, dan kasih sayang. Pertanyaan

kedua terkait dengan tipe-tipe kelekatan dewasa sesuai dengan yang

telah dilakukan oleh Hazan dan Shaver (Feeney & Noller, 1996).

Kelekatan dewasa merupakan perbedaan individu dalam cara

mereka untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungan

dekat yang mereka bangun dan dipengaruhi oleh hubungan yang

telah mereka bangun sebelumnya (Fraley, Niendenthal, Marks,

Brumbaugh, & Vicary, 2006).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa kelekatan dewasa merupakan referensi atas diri

sendiri dan orang lain atas ikatan afeksi dalam menjalin relasi untuk

mencari rasa aman dan nyaman yang bersifat unik dan individual

dalam cara berpikir, merasakan, dan berperilaku berdasarkan

hubungan kelekatan yang dibangun antara anak dan orangtua dan

hubungan-hubungan dekat sebelumnya. Sedangkan kelekatan tidak

dari pola pengasuhan seseorang di masa kecil terhadap tersedianya

cinta dan perhatian dari figur lekat atau figur lekat sebagai penyedia

cinta dan perhatian.

Dokumen terkait