• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KASUS

2. Konsep Kepemimpinan

2.1. Pengertian kepemimpinan

Pengertian kepemimpinan menurut LAN RI (1996, dalam Suardi, 2008), bahwa kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok, agar dapat meencapai suatu tujuan umum. Kemampuan memimpin di peroleh melelui pengalaman hidup sehari-hari. Pengertian lain tentang kepemimpinan ialah segala hal yang bersangkutan dengan pemimpin dalam menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan orang lain agar melaksanakan tugas dan mewujudkan sasaran yang ditetapkan.

Kepemimpinan adalah suatu inti kegiatan kelompok, hasil timbal balik, dan hubungan antar pribadi dan sebuah keperibadian yang memliki pengaruh tertentu terhadap orang lain untuk berfikir, bersikap, dan berperilaku dalam merumuskan cita-cita kelompok atau organisasi dalam situasi yang sangat khusus (Kuntoro, 2010). Kepemimpinn dalam keperawatan merupakan kemampuan dan keterampilan seorang pimpinan perawat dalam mempengaruhi perawat orang lain pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan

dan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai (Suryanto, 2008).

Menurut Robert, dkk (dalam Subanegara H, P 2005), kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dilakukan dalam situasi yang diarahkan melalui proses komunikasi untuk mencapai suatu tujuan atau tujuan-tujuan khusus.Seorang pemimpin yang berhasil adalah seorang pemimpin memiliki kemampuan pribadi tertentu, maupun membaca keadaan bawahannya dan lingkungannya. Faktor yang harus diketahui dari bawahannya adalah kematangan mereka, sebab ada kaitannya dengan gaya kepemimpinan. Hal ini dimaksudkan agar pemimpin dapat dengan tepat menerapkan pengaruhnya pada bawahan sehingga pemimpin memperoleh ketaatan yang memadai (Handoko, 2001).

2.2. Teori Kepemimpinan 2.2.1. Teori Sifat

Menurut Rivai & Mulyadi (2011), Teori ini merupakan teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik khas (fisik, mental, kepribadian) yang dikaitkan dengan keberhasilan kepemimpinan. Teori ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para pemimpin. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin

alamiah dan dianugerahi beberapa cirri yang tidak dipunyai orang lain seperti energy yang tiada habis-habis nya, intuisi yang mendalam, pandangan masa depan yang luar biasa dan kekuatan persuasive yang tidak tertahankan. Teori kepemimpinan ini menyatakan bahwa keberhasilan manajerial disebabkan karena memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa dari seorang pemimpin, yaitu :

a. Inteleligensia

Ralph Stogdill (1992), mengemukakan bahwa para pemimpin lebih pintar dari pengikut-pengikutnya. Perbedaan intelegensia yang ekstrem antara pemimpin dan pengikut yang dapat menimbulkan gangguan. Sebagai contoh, seorang pemimpin dengan IQ yang cukup tinggi berusaha untuk mempengaruhi suatu kelompok yaqng anggotanya memiliki IQ rata-rata kemungkinan tidak akan mengerti mengapa angota-angotanya tidak memahami persoalannya.

b. Keperibadian

Beberapa hasil penelitian menyiratkan bahwa sifat kepribadian seperti kesiagaan, keaslian, integritas pribadi, dan percaya diri diasosiasikan dengan kepemimpinan yang efektif.

c. Karakteristik fisik

Studi mengenai hubungan menyiratkan antara kepemimpinan yang efektif dan karakteristik fisik seperti usia, tinggi badan,

dan penampilan memberikan hasil-hasil yang bertolak belakang.

Menurut Keith Davis (1985), ada empat sifat umum yang mempengaruhi terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi yaitu:

a. Kecerdasan : hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin, namun demikian yang sangat menarik adalah pemimpin tidak bisa melampaui terlalu banyak dari kecerdasan pengikutnya.

b. Kedewasaan dan keleluasaan hubungan sosial : pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil serta mempunyai perhatian yang terhadap aktivitas-aktivitas sosial serta mempunyai keinginan untuk menghargai dan dihargai.

c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi : para pemimpin secara relative mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi dengan bekerja berusaha mendapatkan penghargaan yang intrinsik dibandingkan yang ekstrinsik.

d. Sikap-sikap hubungan kemanusiaan : pemimpin-pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan pengikutnya

dan mampu berpihak kepadanya atau dengan kata lain pemimpin itu berorientasi pada karyawan bukan pada hasil produksi.

Menurut Keith Davis (1985), studi-studi mengenai sifat-sifat/ciri-ciri mula-mula mencoba untuk mengidentifikasi karakteristik-karakteristik fisik, ciri kepribadian, dan kemampuan orang yang dipercaya sebagai pemimpin alami. Ratusan studi tentang sifat/ciri telah dilakukan, namun sifat-sifat/ciri-ciri tersebut tidak memiliki hubungan yang kuat dan konsisten dengan keberhasilan kepemimpinan seseorang. Penelitian mengenai sifat/ciri tidak memperhatikan pertanyaan tentang bagaimana sifat/ciri itu berinteraksi sebagai suatu integrator dari kepribadian dan perilaku atau bagaimana situasi menentukan relevansi dari berbagai sifat/ciri dan kemampuan bagi keberhasilan seorang pemimpin. Berbagai pendapat tentang sifat-sifat/ciri-ciri ideal bagi seorang pemimpin telah dibahas dalam kegiatan belajar ini termasuk tinjauan terhadap beberapa sifat/ciri yang ideal tersebut. Kompetensi pemimpin yang efektif dalam teori kepemimpinan menurut sifat yaitu :

1. Dorongan dalam diri penggerak: motivasi dalam diri pemimpin dalam mencapai tujuan .

2. Integritas: keadaan sifat yang sebenarnya dari seorang pemimpin dan cenderung menterjemahkan kata-kata kedalam perbuatan/aktivitas.

3. Kepercayaan diri: keyakinan pemimpin dengan ketrampilan kepemimpinan- nya dan kemampuan dalam mencapai tujuan.

4. Kecerdasan: kemampuan kognitif pemimpin yang diatas rata-rata dalam memproses sejumlah informasi yang benar.

5. Pengetahuan tentang bisnis: pemahaman pemimpin terhadap lingkungan perusahaan membuat keputusan.

6. Kecerdasan emosi: kemampuan pemimpin untuk memantau dirinya sendiri dan perasaan hati lainnya. Membeda-bedakan karyawan, dan menggunakan informasi sebagai panduan/pedoman pikiran (ide) dan tindakannya.

Dorongan dalam diri/Penggerak, para pemimpin harus mempunyai motivasi yang tinggi terhadap prestasi. Sifat penggerak ini menggambarkan motivasi dalam diri yang pemimpin miliki dalam mencapai tujuan mereka dan mendorong yang lainnya bergerak ke arah mereka (tujuan). mereka dapat mempengaruhi yang lain dalam menyempurnakan tujuan yang menguntungkan tim atau organisasi (Keith Davis 1985).

Integritas, kompetensi ini berarti kondisi yang sebenarnya dari pemimpin dan kecenderungan menerjemahkan kata-kata kedalam perbuatan. Integritas merupakan karakteristik kepemimpinan yang paling penting. Karyawan ingin pemimpin yang jujur yang dapat mereka percayai (Keith Davis 1985).

Kepercayaan diri, para pemimpin percaya ketrampilan kepemimpinannya dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Mereka juga menggunakan pengaruh menegemen taktik untuk meyakinkan pengikut terhadap mereka.

Inteligen, para pemimpin memiliki kemampuan kognitif/teori diatas rata-rata, untuk memproses informasi dalam jumlah besar. Pemimpin tidak butuh pandai, lebih baik mereka mempunyai kemampuan superior untuk menganalisis skenario alternatif dan mengidentifikasi peluang yang potensial (Keith Davis 1985).

Pengetahuan/pemahaman tentang bisnis, para pemimpin harus tahu lingkungan bisnis yang mereka operasikan. Pengetahuan ini membantu intuisi mereka, memungkinkan mereka untuk mengenali peluang, dan mengerti kapasitas organisasi mereka untuk menangkap peluang (Keith Davis 1985)..

Kecerdasan emosi, kecerdasan emosi dibutuhkan untuk pengawasan diri pribadi karena seorang pemimpin harus sensitif terhadap situasi dan siap beradaptasi terhadap prilaku yang sewajarnya (Keith Davis 1985).

2.2.2. Teori Keperibadian Perilaku

Di akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa bagaimana perilaku seseorang dapat menentukan

keefektifan kepemimpinan seseorang. Dan mereka menemukan sifat-sifat, mereka meneliti pengaruhnya pada prestasi dan kepuasan dari pengikut-pengikutnya (Rivai & Mulyadi 2011) :

a. Studi dari University of Michigan

Telaah kepemimpinan yang dilakukan pada pusat Riset Universititas of Michigan, dengan sasaran: melokasikan karakteristik perilaku kepemimpinan yang tampaknya dikaitkan dengan ukuran keefektifan kinerja. Melalui penelitian mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan yang berbeda yaitu:

1. Pemimpin job-centered

Pemimpin yang berorientasi pada tugas menerapkan pengawasan ketat sehingga bawahan melakukan tugasnya dengan menggunakan prosedur yang telah ditentukan. Pemimpin ini mengandalkan kekuatan paksaan, imbalan, dan hukuman untuk mempengaruhi sifat-sifat dan prestasi pengikutnya. perhatian pada orang dilihat sebagai suatu hal yang mewah yang tidak dapat selalu dipenuhi oleh pemimpin (Rivai & Mulyadi 2011).

2. Pemimpin yang berpusat pada bawahan

Mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan dan membantu pengikutnya dalam memuaskan kebutuhannya dengan cara menciptakan lingkungan kerja yang suportif. Pemimpin yang berpusat pada karyawan memiliki perhatian terhadap kemajuan,

pertumbuhan dan prestasi pribadi pengikutnya. Tindakan-tindakan ini diasumsikan dapat memajukan pemben- tukan dan perkembangan kelompok (Rivai & Mulyadi 2011).

2.2.3. Teori Kepemimpinan Situasional

Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini mensyarakan pemimpin untuk memiliki keterampilan diagnostik dalam perilaku manusia (Rivai & Mulyadi, 2011).

2.3. Fungsi dan Tipe Kepemimpinan

Dokumen terkait