• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN PRODUK KEKRIYAAN

A. S.Hombay , menyatakan bahwa Kriya juga disebut seni terapan (applied art ) yaitu seni terap yang dibuat dengan

2.2 Pengertian Kerajinan

Benda-benda hasil kerja perajin yang selama ini biasa disebut hasil kerajinan, sesungguhnya adalah juga benda-benda kriya. Beberapa sumber menyebutkan konsep kriya memiliki arti yang sama dengan craft. Istilah tersebut dipergunakan untuk menyebutkan suatu cabang seni yang mengutamakan keterampilan tangan dibanding ekspresi (Edmun Burk Fledman, 1967: 144). Kerajinan memiliki ciri khas sebagai pekerjaan tangan (handicraft) yang termasuk kriya (craft). Menurut pendapat Feldman Burk Feldman, kerajinan tangan memiki ciri-ciri antara lain bahwa:

1). Suatu objek buatan tangan, biasanya direncanakan dan dikerjakan oleh orang yang sama. Hal ini biasa dilakukan oleh perajin-seniman, akan tetapi banyak desa kerajinan dengan ekonomi pra-industri, pembagian kerja terjadi, sehingga seniman mungkin menggerakan desain yang diciptakan oleh orang lain dan tenaga kerja anggota keluarga melaksanakan dengansedikit pengulangan.

2). Perajin tidak hanya melaksanakan sendiri seluruh karya, tetapi juga menambah dan mengatur (menyempurnakan) desainnya menurut kebutuhan nasabah atau pelanggannya. Oleh karena itu karaktetistik kerajinan tangan mencakup tanggung jawab yang utuh terhadap penciptaan objek dan penyesuaian disain dan pelaksanaan bagi kebutuhan individu patron.

3). Keunikan objek kerajinan tangan mungkin didasarkan pada keistimewaan teknik perajin atau keinginan tertentu dari patron.

4). Sisi lain kerajinan dalam budaya pra-industri adalah, secara paradoksal, kesamaan relatiffnya, dalam artian bahwa variasi dalam detail terjadi karena duplikasi secara absolut tidak mungkin pada barang buatan tangan, walaupun demikian secara umum terdapat sedikit perubahan dari apa yang dilakukan oleh perajin terhadap produk yang dihasilkan. Faktor internal secara pasti mempengaruhi perubahan produk, seperti misalnva pertumbuhan penduduk bertindak sebagai pendorong ekonomi yang kuat, sama pentingnya dengan individu-individu inovatif yang membuka hubungan sosial yang tegas oleh hubungan patron-klien.

Melalui tradisi kecil di Jawa, telah lahir pula istilah

―Kerajinan‖ sebagai sebutan hasil karya yang diciptakan para ―perajin‖. Adapun tempat dimana mereka melakukan kegiatannya disebut ―Desa Kerajinan‖, oleh karenanya istilah ini menjadi lebih memasyarakat dan banyak dipergunakan oleh instansi pemerintah.

Berdasarkan hasil dari penelusuran yang ada dan telah penulis lakukan, maka perlu diketahui pula tentang apa dan bagaimana disebut kerajinan, bersangkutan dengan bentuk, motif, desain dan teknik serta finishing.

1). Kata kerajinan, dalam kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Poerwadarminta, terdapat kata rajin yang diartikan.

a). Suka dan giat bekerja, b). Kerap kali melakukan sesuatu, sedangkan kata kerajinan itu sendiri adalah, a). Hal yang bersifat rajin atau kegetolan, b). industri; perusahaan membuat sesuatu; barang-barang hasil pekerjaan tangan; kerajinan rumah tangga atau kerajinan kecil yang dikerjakan dirumah, pekerjaan tangan (bukan dengan

mesin), (1976:792). Dalam ―Kamus Besar Bahasa Indonesia‖ oleh Poerwadarminta, juga ada kata terampil,

yang diartikan sebagai cekatan, cakap mengerjakan sesuatu, keterampilan yang berarti kecekatan; kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat, (1976:1088). Dan menurut Ermen Makmur dalam bukunya ―Kerajinan Pandai Besi Sumatera Barat‖,

menjelaskan bahwa kerajinan tangan adalah jenis kesenian yang menghasilkan berbagai barang perabotan, hiasan atau barang-barang lain yang artistik, yang terbuat dari bahan kayu, besi, logam, kain dan lain sebagainya, (1995/1966:11).

2). Motif, menurut Sayed Muhammad, yang mengatakan bahwa motif merupakan salah satu aspek psikis yang paling berpengaruh dalam tingkah laku individu. Motif diartikan sebagai suatu keadaan yang sangat komplek dalam organisme (individu) yang mengarahkan perilakunya kepada satu tujuan, baik disadari atau tidak. Perilaku tersebut bertujuan untuk mendapatkan insentif, jadi dapat

disimpulkan bahwa adanya keinginan diluar need dan

drives untuk memperoleh sesuatu hal. Drives didasarkan adanya dorongan untuk pemenuhan kebutuhan dasar sedangkan need lebih sering digunakan pada keinginan-keinginan kebutuhan yang dianggap kurang dalam suatu

kebutuhan-kebutuhan individu, (2007:1). Dan

Poerwadarminta dalam ―Kamus Besar Bahasa Indonesia‖

menjelaskan bahwa motif itu adalah, a). Sebab-sebab yang menjadi dorongan; tindakan seseorang, b). Dasar pikiran atau pendapat, c). Sesuatu yang menjadi pokok dalam cerita, gambar dan lain sebagainya, (1976:655).

3). Desain, menurut A. M. Utomo, dalam tulisannya di Bali Post yaitu ―Mengusut Asal Mula dan Pemahaman Desain‖

menjelaskan bahwa pengertian desain menurut

Inggris (design). John Echols dalam kamusnya mengatakan sebagai potongan, pola, model, mode, konstruksi, tujuan dan rencana. Sedangkan Kamus Webster, pengertian desain itu sendiri lebih luas seperti gagasan awal, rancangan, perencanaan, pola, susunan, rencana, proyek, hasil yang tepat, produksi, membuat, mencipta, menyiapkan, meningkatkan, pikiran, maksud, kejelasan dan seterusnya. Khusus dalam seni rupa, desain dapat diartikan sebagai pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual sedemikian rupa menjadi kesatuan organik dan harmoni antara bagian-bagian serta secara keseluruhan. Dalam proses desain dikenal beberapa prinsip desain

sebagai (a) kesatuan, (b) keseimbangan, (c) perbandingan, (d) tekanan, (e) irama, dan (f) keselarasan, (2004:1). Menurut Agus Sacharidalam bukunya ―Desain dan Dunia Kesenirupaan Indonesia dalam Wacana Transformasi

Budaya‖, membagi dua bentuk dari desain itu sendiri: a).

Desain adalah terjemahan fisik mengenai aspek sosial, ekonomi dan tata hidup manusia serta merupakan

cerminan budaya zaman. b). Desain adalah salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud, desain adalah produk dari nilai-nilai yang berlaku pada kurun waktu tertentu, (2001:10).

4). Teknik, dalam ―Kamus Filsafat‖ karya Lorens Bagus

menjelaskan bahwa teknik berasal dari kata Yunani techne

(seni, keterampilan, kerajinan, kerajinan tangan, seuatu sistem atau metode pembuatan atau pengerjaan sesuatu). Istilah ini menunjukkan kepada pengetahuan dan penerapan prinsip-prinsip yang diperlukan dalam menghasilkan objek-objek dan menyelesaikan tujuan-tujuan khusus. Arti techne yang umum menunjukkan pada pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan atau membuat hal (sebagaimana lawan dari mengapa hal-hal berada sebagaimana adanya); bagaimana mencapai tujuan yang diinginkan atau bagaimana memproduksi

sesuatu (1996:1080-1081). Menurut Poerwadarminta dalam ―Kamus Umum Bahasa Indonesia‖ menjelaskan bahwa teknik merupakan, a). Pengetahuan atau kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil industri, bangunan, mesin dan sebagainya, b). Teknik merupakan cara, kepandaian, membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian, (1976:1035).

5). Finishing, menyangkut tentang penyelesaian akhir bahan-bahan atau penampilan akhir suatu produk yang siap untuk dipasarkan atau dipamerkan atau dikemas.