• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Ketel Uap

Dalam dokumen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 (Halaman 38-46)

PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

A. Pengertian Ketel Uap

Ketel uap adalah pesawat yang digunakan untuk memanaskan air menjadi uap. Peralatan pesawat penguapan ialah suatu alat yang dihubungkan pada pesawat uap.

Sumber-sumber bahaya dan akibatnya :

1. Mamometer tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan ledakan.

2. Safety valve tidak berfungsi mengakibatkan tertahannya tekanan 3. Gelas duga tidak berfungsi mengakibatkan jumlah air tidak

terkontrol.

4. Air pengisi ketel tidak berfungsi mengakibatkan pembengkaan bejana

5. Boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scall 6. Terjadi pemanasan lebih karena kelebihan produksi uap. 7. Tidak berfungsinga pompa air pengisi ketel.

8. Karena perubahan tidak sempurna.

Gambar 1. Flow Proses Pesawat Uap

Kunci penting pemakaian ketel uap secara aman

Telah dijelaskan diatas betapa pentingnya suatu ketel Uap pada perusahaan-perusahaan tertentu, tetapi juga betapa besar potensi bahaya yang terkandung didalam pemakaian Ketel Uap tersebut. Sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Perundang-undangan K3 yang berlaku di Indonesia, maka untuk pemakaian suatu Boiler pemakai perlu memperhatikan antara lain hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam hal pengadaan

Bagi Pengusaha yang akan membeli Ketel Uap yang akan dipakai di perusahaannya, pilihlah Ketel Uap yang pembuatannya memenuhi prosedur yang berlaku. Sebagai contoh, misalkan akan membeli Ketel Uap pipa api ( Fire Tube Boiler ) baru buatan dalam negeri, maka sangat perlu diperhatikan, apakah Boiler tersebut memiliki dokumen meliputi ; 1) Gambar konstruksi, 2) Gambar detail sambungan, 3) Sertifikat bahan, 4) Perhitungan kekuatan konstruksi, 5) Surat keterangan hasil Radiography Test dan atau Ultrasonic Test sambungan las dan 6) Laporan pengawasan pembuatan pesawat uap yang ditandatangani engineer perusahaan pembuat boiler yang bersangkutan dan Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap.

2. Dalam hal pengoperasian

a. Pemakai jangan mulai memakainya sebelum dilakukan pemeriksaan dan pengujian pertama oleh Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( AK3) spesialis Pesawat Uap dari Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) yang memiliki Surat Keputusan Penunjukan (SKP) dari Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans R.I atau Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap yang kemudian dinyatakan telah memenuhi syarat K3 olehnya yang dibuktikan dengan diterbitkannya Akte Izin Ketel Uap tersebut

dari Dinas Tenaga Kerja / Instansi yang berwenang di daerah yang bersangkutan. Menurut peraturan yang berlaku, khusus untuk Ketel Uap yang direntalkan, Akte Izinnya diterbitkan oleh Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans R.I.

b. Air umpan Ketel Uap ( Feed Water Boiler ) yang digunakan harus selalu memenuhi standar dengan melalui proses water treatment. Untuk mengetahui kepastian memenuhi standar atau tidaknya air umpan tersebut maka pemakai perlu mengujikannya ke Laboratotium penguji air yang dinilai mampu dan hasil ujinya akurat. Selanjutnya hasil uji air umpan bandingkan dengan standar yang berlaku antara lain mengenai ; pH, kesadahan total, oksigen dan lain-lain dari feed water boiler yang akan digunakan.

c. Pekerja yang mengoperasikannya harus yang sudah terlatih dan berpengalaman yang dibuktikan dengan Sertifikat operator Ketel Uap yang diterbitkan oleh Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans R.I. Untuk Ketel Uap berkapasitas 10 Ton/jam atau lebih, pekerja yang mengoperasikannya harus bersertifikat operator Pesawat Uap kelas I, sedangkan untuk Boiler berkapasitas kurang dari 10 Ton/jam , pekerja yang mengoperasikannya harus bersertifkikat operator Pesawat Uap kelas II.

d. Ketel Uap yang sedang operasi tidak boleh ditinggalkan oleh operator yang bertugas melayaninya. Artinya Ketel Uap yang sedang beroperasi harus selalu ada operator Pesawat Uap yang melayani di ruang Ketel Uap yang bersangkutan.

e. Setelah beroperasi beberapa lama, maka pemakai wajib memeriksakan Ketel Uapnya secara berkala kepada AK3 spesialis Pesawat Uap dari PJK3 yang memiliki SKP dari Dirjen Pembinaan Pengawasan Kemenakertrans R.I atau kepada Pengawas Ketenagakerjaan spesialis

Pesawat Uap. Untuk Ketel uap yang dipakai di kapal laut perusahaan pelayaran pemeriksaan berkalanya minimal sekal tiap tahun, untuk Ketel Uap yang dipakai di darat pemeriksaan berkalanya minimal sekali tiap 2 tahun, untuk Ketel Lokomotif pemeriksaan berkalanya minimal sekali tiap 3 tahun.

f. Untuk melakukan perbaikan, penggantian atau perobahan kostruksi dan atau perlengkapan Ketel Uap, pemakai wajib melaporkan terlebih dahulu ke Dinas Tenaga Kerja setempat, sehingga pemeriksaan khusus dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan pemakai memperoleh petunjuk-petunjuk antara lain teknik pengerjaannya, standar bahan, pengelasan dan sebagainya yang harus dipenuhi.

g. Agar kerak ketel ( scale ) yang terjadi di dalam Ketel Uap tidak semakin tebal dan keras yang dapat mengakibatkan over heating ( pemanasan lebih ), maka sebaiknya Ketel Uap secara teratur dilakukan cleaning dengan cara manual, mekanis maupun chemis oleh orang yang ahlinya. Jika di dalam Ketel Uap bebas scale maka akan berdampak positip terhadap efisienci dan life time Ketel Uap yang bersangkutan.

Bejana Tekan

Bejana tekan adalah sesuatu utuk menabung fluida yang bertekanan. Termasuk bejana tekan adalah bejana penampung, bejana pengangku, botol baja, pesawat pendingin, reactor Alat perlengkapan dan alat pengaman dari bejana tekan terdiri dari beberapa perlengkapan yaitu:

1. Alat perlengkapan

Adalah semua perlengkapan yang dipasang pada bejana tekan sesuai maksud dan tujuan.

Adalah suatu peralatan yang dapat digunakan bila tekanan dalam bejana melebihi batas maksimum yang dibutuhkan.

3. Plat nama

Adalah identitas lengkap yang berkaitan dengan bejana dan ditempel pada dinding bejana.

Menurut sifatnya gas dapat dikelompokan menjadi dua kategori. Beikut ini adalah pengelompokannya:

1. Gas yang dapat mengurangi kadar zat asam adalah suatu gas yang dapat bereaksi kimiawi dengan bahan bakar lain.

2. Gas mudah terbakar adalah gas yang mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran

Dalam proses ini harus diketahui terlebih dahulu tekanan yang di butuhkan guna memperhitungkan ketebalan bejana termasuk di dalamnya ketebalan karena korosi, serta temperatur suhu yang dibutuhkan guna mempertahankan pada dinding bejana selama bejana dioperasionalkan. Pemilihan bahan kontruksi terutama ditujukan untuk keperluan keselamatan kerja serta mendapatkan biaya yang murah dengan tidak terlepas dari pengaruh zat kimia. Bejana tekan dibedakan menurut bentuk badan (stell), maupun bentuk front (tutup) atau headnya. Sedangkan kedudukannya dibedakan menurut sumbu atau garis sentralnya.

Sumber Bahaya dan Akibat yang dapat Ditimbulkan oleh Bejana Tekan 1. Kebakaran. Gas yang mudah terbakar yang dikemas dalam bejana tekan,

bila tercampur dengan udara serta sumber panas dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan.

2. Keracunan dan iritasi. Beberapa jenis gas tertentu mempunyai sifat-sifat beracun yang sangat membahayakan bagi makluk hidup karena dapat meracuni darah dalam tubuh melalui sistem pernapasan maupun jaringan tubuh lainya.

3. Pernapasan tercekik (Aspisia). Sejumlah gas tertentu yang tampaknya tidak berbahaya karena tidak beracun dan tidak dapat terbakar. tetapi dapat mengakibatkan kematian apabila gas tersebut telah memenuhi ruangan tertutup sehingga oksigen dalam ruangan tersebut tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan pernapasan.

4. Peledakan. Semua jenis gas betekanan yang tersimpan di dalam botol baja maupun tangki gas mempunyai bahaya meledak karena ketidakmampuan kemasan dalam menahan tekanan gas yang ada didalamnya.

5. Terkena cairan sangat dingin (Crygenic). Apabila terkena cairan yang sangat dingin, maka cairan tersebur seketika akan menyerap panas tubuh yang terkena sehingga mengakibatkan luka seperti terkena luka bakar dan merusak jaringan tubuh, dan luka yang parah dapat menyebabkan kematian bila tidak mendapatkan pertolongan segera.

Gambar 3. Bejana Tekan 1

Botol Baja atau Tabung Gas

1. Identitas dengan pewarnaan terdiri dari beberapa kelompok. a) Kelompok gas penyebab tercekik berwarna Abu-abu

b) Kelompok gas mudah terbakar atau meledak berwarna Merah kecuali LPG dicat warna biru

c) Kelompok gas beracun berwarna Kuning Tua

d) Kelompok gas yang dapat menyengat berwarna Kuning Muda e) Kelompok gas untuk keperluan kesehatan berwarna Putih

f) Kelompok gas campuran diberiwarna sesuai dengan jenis campuran g) Zat asam dan gas-gas lain yang termasuk kelompok gas

pengoksidasian berwarna Biru Muda

2. Identitas dengan huruf, pada bagian botol baja diberi tulisan nama gas yang diisikan, dibuat huruf balok warna hitam

3. Identitas dengan label, ukuran dan tulisan label disesuaikan dengan jenis, sifat, dan potensi bahaya serta kapasitas botol baja.

4. Identitas dengan plat nama atau tanda slagletter. Slagletter harus memberikan keterangan tentang:

a) Nama pemilk

b) Mana penbuat, nomor seri pembatan dan tahun pembeatan c) Nama gas yang diisikan bukan symbol kimia

d) Berat botol baja tanta gas dan valve e) Tekanan isis yang diijinkan

f) Berat maksimum gas yang diisikan jenis gas cair g) Kapasitas tampung air

h) Tanda bahan pengisi bila jenis gas yang diisikan asetylene dan bulan dan tahun pada waktu uji tekan yang pertama

Dalam dokumen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 (Halaman 38-46)

Dokumen terkait