• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Keteraturan Sosial

Dalam dokumen Sosiologi 2 Kelas 11 Wida Widianti 2009 (Halaman 33-36)

KETERATURAN SOSIAL

1. Pengertian Keteraturan Sosial

Coba kalian perhatikan sistem kehidupan yang ada di sekolah kalian. Sekolah merupakan sebuah lembaga yang di dalamnya terdapat beberapa unsur, seperti staf pendidik, staf administrasi, para pelajar, penjaga sekolah, tukang kebun, pimpinan sekolah dan sebagainya. Masing-masing unsur di lingkungan sekolah mengemban fungsi dan perannya masing- masing. Fungsi dan peran tersebut sekaligus menunjukkan hak dan kewajiban yang harus ditunaikan di dalam penyelenggaraan kegiatan sekolah. Fungsi, peran, hak, dan kewajiban tersebut dilaksanakan secara simultan sehingga membentuk sebuah sistem kerja yang rapi demi terselenggaranya kegiatan belajar mengajar sebagaimana yang telah diprogramkan.

Sumber:www.smadwiwarna.net

Konflik Sosial

27

Pelaksanaan fungsi, peran, hak, dan kewajiban yang sesuai dengan tata tertib yang berlaku di sekolah telah menciptakan sebuah keteraturan di lingkungan sekolah. Bisa dibayangkan, bagaimana jika salah satu dari unsur-unsur yang ada di lingkungan sekolah tersebut melanggar tata tertib yang telah disepakati bersama tentu keteraturan dalam kehidupan sekolah akan terganggu. Jika keadaan seperti itu dibiarkan lama kelamaan akan menimbulkan konflik yang dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana yang diinginkan. Lalu, apakah pengertian dari keteraturan sosial tersebut?

Keteraturan sosial merupakan sebuah kondisi dinamis yang ditimbulkan oleh terciptanya sendi-sendi kehidupan masyarakat secara tertib dan teratur sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang berlaku. Keteraturan sosial merupakan gambaran tentang sebuah masyarakat yang tertib. Keteraturan sosial tersebut merupakan sebuah proses interaksi yang serasi, selaras, dan seimbang di mana masing-masing unsur di dalam masyarakat tersebut berpegang teguh kepada sistem nilai dan sistem norma yang berlaku. Pertanyaannya sekarang adalah: bagaimana keteraturan sosial tersebut bisa terbentuk? 2. Proses Terbentuknya Keteraturan Sosial

Keteraturan sosial dapat terjadi mana kala didukung oleh beberapa unsur keteraturan sosial, yaitu: order, pola, keajegan, dan tertib sosial. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada bagan berikut ini.

Order Keajegan Pola Tertib Sosial Keteraturan Sosial

a. Order

Dalam istilah sosiologi, order merupakan suatu sistem nilai dan sistem norma yang diakui dan dipatuhi oleh warga masyarakat secara konsisten. Konsistensi masyarakat terha- dap sistem nilai dan sistem norma akan menciptakan social order, yakni suatu sistem atau tatanan nilai dan norma sosial yang diakui dan dipatuhi oleh segenap warga masyarakat.

b. Keajegan

Keajegan merupakan sebuah kondisi keteraturan di dalam kehidupan sosial yang terjadi secara tetap dan berlangsung terus menerus. Kondisi seperti ini hanya terjadi jika seluruh anggota masyarakat memegang teguh terhadap sistem nilai dan sistem norma yang berlaku. Coba kalian perhatikan kehidupan masyarakat militer. Mereka secara ajeg melaksanakan tata tertib yang dikenal dengan istilah disiplin militer, seperti: mengenakan uniform, melaksana- kan apel bendera, melaksanakan latihan-latihan, menjalankan tugas, dan lain sebagainya.

c. Pola

Pola merupakan suatu bentuk dari interaksi sosial pada masyarakat tertentu. Antara pola dengan keajegan memang memiliki kaitan yang sangat erat. Jika suatu masyarakat melak- sanakan sistem nilai dan sistem norma secara konsisten maka akan tercipta suatu keajegan. Selanjutnya, keajegan akan menimbulkan terjadinya pola. Keajegan lebih menekankan pada sifatnya yang tetap dan berlangsung lama, sedangkan pola lebih menekankan pada bentuk dari interaksi sosial tersebut.

28 SosiologiSMA dan MA Kelas XI IPS

Hubungan antara keajegan dan pola seperti di atas dapat diperhatikan contohnya pada kehidupan sekolah. Kegiatan belajar mengajar di suatu sekolah terjadi secara ajeg, artinya secara tetap dan terus menerus para pelajar akan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah, yaitu sejak diterima sebagai murid di kelas satu hingga dinyatakan lulus se- bagai alumni dari suatu sekolah tersebut. Sedangkan pola berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah misalnya adalah: (1) Pukul 07.00 WIB para pelajar masuk ke kelasnya masing-masing untuk memulai kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadwalnya masing- masing, (2) Pukul 10.15 sampai pukul 10.30 para pelajar diperkenankan untuk istirahat, (3) Pukul 10.30 para pelajar melanjutkan kegiatan belajar mengajar di kelas masing-masing, (4) Pukul 12.15 kegiatan belajar mengejar di kelas selesai, (5) Tiap tengah semester sekolah menyelenggarakan ujian tengah semester, (6) Tiap semester sekolah menyelenggarakan ujian semester, (7) Tiap tahun diselenggarakan musyawarah tentang kenaikan kelas dan kelulusan, dan seterusnya.

d. Tertib Sosial

Tertib sosial merupakan suatu kondisi di mana setiap warga masyarakat memegang tegus sistem nilai dan sistem norma yang berlaku sehingga terjadi keselarasan antara tin- dakan sosial dengan nilai dan norma yang berlaku tersebut. Dengan demikian terdapat dua syarat bagi terwujudnya tertib sosial, yaitu: (1) terdapat suatu sistem nilai dan sistem norma yang jelas di dalam tata kehidupan masyarakat, dan (2) setiap individu di dalam masyarakat disiplin dalam melaksanakan dan/atau tidak melanggar sistem nilai dan sistem norma yang berlaku tersebut.

Di dalam suatu sekolah, misalnya, akan tercipta iklim belajar mengajar yang tertib apabila setiap komponen yang ada di lingkungan sekolah melaksanakan dan/atau tidak me- langgar tata tertib sekolah yang diberlakukan. Kondisi seperti ini berlaku di setiap elemen dalam kehidupan masyarakat. Di pasar, di kantor-kantor, di jalan raya, dan bahkan di dalam kehidupan keluarga pun terdapat sistem nilai dan sistem norma yang dipegang teguh seh- ingga tidak terjadi konflik sosial yang merugikan.

e. Ketertiban Sosial

Keempat komponen di atas, yaitu order, keajegan, pola, dan tertib sosial merupakan prasyarat bagi terciptanya ketertiban sosial. Pada dasarnya ketertiban sosial merupakan se- buah kondisi di mana setiap sendi kehidupan masyarakat berjalan secara teratur. Keteratu- ran tersebut tercipta karena sistem nilai dan sistem norma memberikan kekuatan kendali dan kekuatan kontrol di dalam tata kehidupan masyarakat. Kondisi seperti itu terjadi karena di dalam sistem nilai dan sistem norma terdapat standar perilaku tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang patut dan apa yang tidak patut, dan sebagainya.

Ketertiban sosial merupakan sebuah kondisi yang sangat diperlukan agar masyarakat dapat berdaya guna dan berhasil guna. Ketertiban sosial merupakan cermin dari masyarakat yang stabil dan dinamis. Stabilitas masyarakat mengindikasikan sebuah masyarakat yang bebas dari konflik-konflik sosial yang sangat merugikan. Sedangkan dinamisitas merupa- kan mengindikasikan aktivitas masyarakat yang berdaya guna dan berhasil guna sehingga kehidupan mereka mengarah kepada tujuan dan cita-cita yang diharapkan.

Konflik Sosial

29

Dalam dokumen Sosiologi 2 Kelas 11 Wida Widianti 2009 (Halaman 33-36)