• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Kompetensi Guru

2. Pengertian Kompetensi Guru

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengatakan kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Sedangkan Moh Uzer Usman (1996: 14) menyatakan “Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban serta bertanggungjawab dan layak”. Jadi

dapat dipahami bahwa kompetensi dengan profesi guru, berarti kemampuan anak didiknya dari segi pengetahuan keterampilan dan kepribadian yang kecakapan atau keahlian guru dalam menjalankan profesinya sebagai guru, yakni mendidik dan mengajar siswa sesuai tuntutan profesinya.

Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang diluar bidang pendidikan. Begitu sangat srategisnya kedudukan guru sebagai tenaga profesional, di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, tepatnya Bab III Pasal 7, diamanatkan bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;

b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;

c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;

d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;

g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; meiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan

h. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Sedangkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi dasar yang harus

dimiliki oleh seorang guru meliputi: 1) kompetensi pedagogik; 2) kompetensi kepribadian; 3) kompetensi sosial; dan 4) kompetensi profesional.

Kasus ini kompetensi guru dibatasi hanya dalam proses belajar mengajar di kelas. Standar kompetensi guru yang ada pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mana bahwa perilaku guru dalam proses belajar mengajar dikelas harus dimiliki oleh setiap guru. Berdasarkan pemaparan di atas maka akan dijelaskan tentang empat kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional sebagai berikut:

a. Kompetensi Pedagogik

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Depdiknas (2004: 9) menyebut kompetensi ini

dengan “ kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, dan kemampuan melakukan atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan

penilaian”.

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, menyatakan bahwa kompetensi pedagogik terdiri dari:

1) Menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, normal, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran.

4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6) Memfasilitasi mengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7) Berkomunikasi secara efektif, empati dan santun dengan peserta didik. 8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9) Memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pembelajaran.

10)Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap siswa, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap, sub-kompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial; sebagai berikut:

1) Sub-kompetensi memahami siswa secara mendalam memiliki indikator esensial; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar awal siswa.

2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Sub-kompetensi ini memiliki indikator esensial;

memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

3) Sub-kompetensi melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial; menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

4) Sub-kompetensi merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial; merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.

5) Sub-Kompetensi mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator esensial; memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi siswa untuk mengembangakan berbagai potensi non akademik.

Uraian di atas menyimpulkan bahwa merencanakan program belajar mengajar merupakan proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan, menguraikan deskripsi satuan bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar,

memilih berbagai media dan sumber belajar, dan merencanakan penilaian penguasaan tujuan.

b. Kompetensi Kepribadian

Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia.

E Mulyasa (2008); menyatakan bahwa pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi guru juga sangat berperan dalam pembentukan karakter siswa. Ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadinya. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Srandar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi kepribadian terdiri dari:

1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional.

2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia. Secara rinci sub-kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Sub-kompetensi kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial; bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

2) Sub-kompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial; menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

3) Sub-kompetensi kepribadian yang arif memiliki indikator esensial; menampilkan tindakan yang didasarkan pada pemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

4) Sub-kompetensi kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial; memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

5) Sub-kompetensi akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial; bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur dan ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

6) Sub-kompetensi evaluasi diri dan pengembangan diri memiliki indikator esensial; memiliki kemampuan untuk berintrospeksi, dan mampu mengembangkan potensi diri secara optimal.

Secara ringkas kompetensi kepribadian guru dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Mantap 2) Stabil 3) Dewasa

4) Arif dan bijaksana 5) Berwibawa

6) Berakhlak mulia

7) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat 8) Mengevaluasi kinerja sendiri; dan

9) Mengembangkan diri secara berkelanjutan.

c. Kompetensi Sosial

Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, dan masyarakat sekitar. Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang Guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:

1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.

2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

3) Bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa; dan

4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan dengan indikator esensial sebagai berikut:

1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa. Sub-kompetensi ini memiliki indikator esensial; berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.

2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan

3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali siswa dan masyarakat sekitar.

Secara ringkas kompetensi sosial guru dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Berkomunikasi lisan dan tulisan.

2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

3) Bergaul secara efektif dengan siswa sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa, dan

d. Kompetensi profesional

Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Surya (2003) mengemukakan

“Kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional”. Kompetensi profesional

meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, kompetensi profesional terdiri dari:

1) Menguasai materi, struktur, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran.

2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar. 3) Mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif.

4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,

serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan. Setiap sub-kompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:

1) Sub-kompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial; memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

2) S ub -kompet ensi menguasai st rukt ur dan m et ode keilmuan memiliki indikator esensial; menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi secara profesional dalam konteks global.

Secara ringkas kompetensi profesional guru dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Konsep struktur dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar.

2) Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah. 3) Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait.

4) Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

5) Kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

Dokumen terkait