• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.3. Pengertian Kompetensi Guru

Istilah profesi semakin populer sejalan dengan semakin kuatnya tuntutan kemampuan profesional dalam pekerjaan. Apapun jenis maupun bentuk pekerjaannya, kemampuan profesional telah menjadi kebutuhan individu. Secara etimologi profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau bahasa Latin

profecus, yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Penyandang profesi boleh menyatakan bahwa dia mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu asalkan pengakuannya disertai bukti yang nyata bahwa dia benar-benar mampu

melaksanakan suatu pekerjaan yang diklaim sebagai keahliannya. Namun pengakuan itu idealnya berasal dari masyarakat atau pengguna jasa penyandang profesi itu atau berangkat dari karya ilmiah atau produk lain yang dihasilkan oleh penyandang profesi tersebut. Pengakuan itu terutama didasari atas kemampuan konseptual-aplikatif dari penyandang profesi tersebut.

Secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental yang dimaksudkan di sini adalah adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis. Merujuk pada definisi ini, pekerjaan-pekerjaan yang menuntut keterampilan manual atau fisikal, meskipun levelnya tinggi, tidak digolongkan dalam profesi. Dengan demikian tidak muncul organisasi profesi, seperti Ikatan Tukang Becak Indonesia, Ikatan Tukang Kayu Indonesia, Ikatan Penganyam Rotan Indonesia, Ikatan Petani Indonesia, dsb. Namun yang ada adalah Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia (ISORI), Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).

Secara sosiologis menurut Vollmer & Mills (1972) yang dikutip dari artikel (Internet : 2009) bahwa profesi menunjuk pada suatu kelompok pekerjaan dari jenis yang ideal, yang sesungguhnya tidak ada dalam kenyataan atau tidak pernah akan tercapai, tetapi menyediakan suatu model status pekerjaan yang dapat diperoleh, jika pekerjaan itu telah mencapai profesionalisasi secara penuh. Istilah “ideal” itu hanya ada dalam kata, tidak atau sulit dalam realita, karena sifatnya

hanya sebuah abstraksi. Kondisi ideal tidak lebih dari harapan yang tidak selesai karena fenomena yang ada hanya sebatas mendekati hal yang ideal tersebut. Ada tiga pilar pokok yang ditunjukkan untuk suatu profesi, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik. Pengetahuan merupakan fenomena yang diketahui dan disistematisasikan sedemikian rupa sehingga memiliki daya prediksi, daya kontrol, dan daya aplikasi tertentu. Pada tingkat yang lebih tinggi, pengetahuan bermakna kapasitas kognitif yang dimiliki oleh seseorang melalui proses belajar. Keahlian bermakna penguasaan substansi keilmuan yang dapat dijadikan acuan dalam bertindak. Keahlian juga bermakna kepakaran dalam cabang ilmu tertentu untuk dibedakan dengan kepakaran lainnya. Persiapan akademik mengandung makna bahwa untuk derajat profesional atau memasuki jenis profesi tertentu, diperlukan persyaratan pendidikan khusus, berupa pendidikan prajabatan yang dilaksanakan pada lembaga pendidikan formal, khususnya jenjang perguruan tinggi.

Berdasarkan Uzer Usman (2002 : 15) persyaratan profesi guru sebagai berikut : 1) Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu

pengetahuan yang mendalam

2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya

3) Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai

4) Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya

Untuk menjadi guru pendidikan jasmani yang profesional, harus memenuhi persyaratan tertentu antara lain harus memiliki kompetensi pokok yaitu: kompetensi kepribadian; kompetensi pedagogik; kompetensi keprofesionalan; dan kompetensi sosial.

2.3.1 Pengertian Kompetensi Kepribadian sebagai Pendidik

Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian sebagai pendidik adalah kemampuan seorang pendidik sesuai dengan pribadi yang seharusnya dimiliki oleh seorang pendidik. Sedangkan kompetensi kepribadian sebagai pendidik menurut BSNP (2007 : 9), meliputi :

1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia;

2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat;

3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa;

4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri;

5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Berdasarkan Uzer Usman (2002 : 16) kemampuan pribadi seorang guru, meliputi (1) Mengembangkan kepribadian, (2) Berinteraksi dan berkomunikasi, (3) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, (4) Melaksanakan administrasi sekolah, dan (5) Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.

Dari pengertian di atas bahwa kemampuan kepribadian seorang guru dapat diterapkan dalam melaksanakan bimbingan, berinteraksi dan komunikasi, dan dapat mengembangkan kepridian peserta didik.

2.3.2 Pengertian Kompetensi Pedagogik

Pengertian kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam pembelajaran di ruang kelas bersama peserta didik. Menurut Suparno yang dikutip dalam buku PLPG (2008: 7) kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pembelajaran atau pendidikan yang memuat pemahaman akan sifat, ciri anak didik, dan perkembangannya, mengerti beberapa konsep pendidikan yang berguna untuk membantu siswa, menguasai beberapa metodologi mengajar yang sesuai dengan bahan dan perkembangan siswa, serta menguasai sistem evaluasi yang tepat dan baik yang pada gilirannya semakin meningkatkan kemampuan siswa. Untuk itu guru dapat mengelola kelas dengan baik, nyaman, dan menyenangkan melalui metode pembelajaran dan pendekatan sesuai kondisi peserta didik.

Berdasarkan BSNP (2007: 10) kompetensi pedagogik meliputi :

1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual;

2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; 3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu;

4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik;

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran;

6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki;

7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; 8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar;

9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran;

10)Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik merupakan awal keberhasilan guru dalam pembelajaran dengan kualitas pendidikan yang baik. Kompetensi pedagogik ini perlu dimiliki oleh semua pendidik, karena berkaitan langsung dengan pembelajaran di kelas dan mencakup strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, dan pendekatan penyampaian materi yang sesuai dengan kondisi peserta didik sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2.3.3 Pengertian Kompetensi Profesional

Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaan kompetensi-komptensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompetensi-kompetensi penting jabatan guru tersebut adalah : kompetensi bidang - bidang substansi atau bidang studi, kompetensi bidang pembelajaran, kompetensi bidang pendidikan nilai dan bimbingan serta kompetensi bidang hubungan dan pelayanan / pengabdian masyarakat.

Guru sebagai profesional dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemampuan, wawasan dan kreatifitasnya. Masyarakat telah mempercayakan sebagian tugasnya kepada guru. Tugas guru yang diemban dari limpahan tugas masyarakat tersebut

antara lain adalah mentransfer kebudayaan dalam arti luas, keterampilan menjalani kehidupan, dan nilai-nilai. Selain itu guru secara mendalam harus terlibat dalam kegiatan maenjelaskan, mendefinisikan, membuktikan, dan mengklarifikasi.

Menurut Johnson yang dikutip dari buku PLPG (2008: 4) secara konseptual dan umum kompetensi profesional mencakup aspek :

1) Kemampuan profesional, meliputi penguasaan materi pelajaran, penguasaan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan, penguasaan proses-proses pendidikan.

2) Kemampuan sosial, meliputi kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu melaksanakan tugas guru

3) Kemampuan personal yang beraspek afektif, meliputi penampilan sikap positif terhadap keseluruhan tugas sebagai guru, pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru, dan penampilan untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan keteladanan bagi peserta didik.

Berdasarkan BSNP (2008 : 10) kompetensi profesional guru meliputi :

1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu;

2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu;

4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan efektif;

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Disimpulkan bahwa kompetensi profesional yang dimaksud adalah meningkatkan kemampuan, wawasan dan kreatifitasnya guru sebagai salah satu tenaga profesi bidang pendidikan.

2.3.4 Pengertian Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial berdasarkan BSNP (2007 : 9) mencakup :

1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi;

2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat;

3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya;

4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain;

Lain dengan kompetensi sosial menurut PLPG (2008 : 9) meliputi : 1) Memiliki empati pada orang lain,

2) Memiliki toleransi pada orang lain,

3) Memiliki sikap dan kepribadian yang positif serta melekat pada setiap kompetensi yang lain, dan

4) Mampu bekerjasama dengan orang lain.

Simpulan dari kompetensi sosial di atas adalah tingkat kemampuan guru dalam bersosialisasi baik di sekolah maupun di masyarakat serta memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang lain.

Dokumen terkait