• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Konseling Sebaya

Menurut kamus konseling, teman sebaya disebut dengan Peer yang menunjuk pada teman sebaya dengan kecenderungan beraktivitas bersama-sama karena latar belakang bersama-sama, minat bersama-sama, dan kesenangan atau hobi sama.14 Teman sebaya adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. Salah satu fungsi terpenting dari teman sebaya adalah sebagai sebagi sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga. Remaja lebih senang menjalin persahabatan dengan teman sebaya, karena remaja lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya di luar rumah, dapat dimengerti bahwa pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku remaja lebih besar dari pada pengaruh keluarga. Remaja memperoleh umpan-balik mengenai kemampuannya dari teman sebaya lainnya dengan mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau kurang baik, dibandingkan remaja-remaja lainnya.

14

Andi Mappiare A.T, Kamus Istilah Konseling & Terapi (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 238.

Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja adalah seseorang mampu mencapai pola hubungan baru yang lebih matang atau baik dengan teman sebaya, baik laki-laki maupun perempuan.15 Wentzel dan Asher dalam W Santrock menjelaskan terdapat lima status teman sebaya yaitu :

a. Anak-anak populer (popular children), sering kali dipilih sebagai teman terbaik dan jarang tidak disukai oleh teman-temannya;

b. Anak rata-rata (average children), memperoleh angka rata-rata untuk dipilih secara positif maupun negatif oleh teman-temannya;

c. Anak-anak yang ditolak (rejected children), jarang untuk dipilih sebagai teman terbaik namun tidak ditolak oleh teman-temannya;

d. Anak-anak kontroversial (controversial children), mungkin dipilih sebagai teman terbaik seseorang dan mungkin pula tidak disukai oleh teman-temannya.16

Anak-anak yang populer memiliki sejumlah keterampilan sosial dengan memberikan penguatan, mendengarkan dengan cermat, membina jalur komunikasi secara terbuka dengan teman-temannya, bahagia, mengendalikan emosi-emosi negatifnya, bertindak menurut caranya sendiri, peduli pada orang lain, serta percaya diri tanpa bersikap sombong.yang membuat mereka disukai teman-temannya. Teman sebaya juga banyak membantu dengan memberikan dukungan kepada anak-anak

15

Yulita Rintyastini, Suzy Yulia Charlotte S, Bimbingan Dan Konseling SMP Untuk Kelas VIII (Jakarta : Gelora Aksara Pratama, 2006), h. 27.

16

yang memiliki masalah sosial, masalah keluarga, memperbaiki iklim sekolah, serta memberikan pelatihan keterampilan sosial.

Menurut Tindall dan Gray dalam buku Zuraidah Abdul Rahman konseling sebaya sebagai suatu langkah untuk membantu secara interpersonal individu nonprofesional dalam menyelesaikan masalah teman sebayanya yang mencakup hubungan secara individual dan semua aktivitas interpersonal untuk membantu teman sebaya.17 Sedangkan Myrick et al. pada jurnal Aladag Mine, Tezer Esin menjelaskan konseling sebaya adalah proses dimana peserta didik yang dilatih dan diawasi dalam membantu peserta didik lain yang mengalami masalah pribadi, masalah sosial dan masalah akademis dengan memberikan dukungan melalui hubungan yang berkaitan dengan pikiran dan perasaan yang sama, serta mengeksplorasi pilihan dan alternatif dalam menentukan solusi.18

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa konseling sebaya merupakan suatu langkah dalam membantu peserta didik yang diberikan oleh teman sebayanya (biasanya seusia atau tingkat pendidikannya hampir sama) yang terlebih dahulu diberikan pelatihan-pelatihan untuk menjadi konselor sebaya sehingga diharapkan dapat memberikan bantuan baik secara individual maupun kelompok kepada teman-temannya yang bermasalah dalam membuat keputusan.

17

Zuraidah Abdul Rahman, Boleh Saya Tolong Anda ( Malaysia : Times Books International, 1988), h. 5.

18

Aladag Mine, Tezer Esin, “Effects of a Peer Helping Training Program on Helping Skills

and Self-Growth of Peer Helpers”. Jurnal Adv Counselling, Vol. 31 No. 4 (16 September 2009), h.

Hal-hal yang mendasari diperlukannya konseling teman sebaya karena hanya sebagian peserta didik yang bersedia berkonsultasi dengan konselor atau pendidik BK dan lebih sering menjadikan teman sebaya sebagai sumber pertama dalam membantu penyelesaian masalah yang dihadapi. Pada usia remaja, perasaan kesepian atau membutuhkan teman untuk bercerita merupakan salah satu hal yang penting karena dengan adanya rasa saling peduli satu sama lain dalam pertemanan akan memiliki rasa senang dalam membina hubungan pertemanan, hal tersebut menjadikan dasar diperlukannya konseling sebaya. Konseling sebaya merupakan layanan untuk membantu peserta didik yang bersifat preventif atau pencegahan dalam menghadapi pengaruh-pengaruh yang membahayakan melalui pemberian keterampilan pemecahan masalah secara lebih efektif dan penerapan konseling sebaya dalam setting sekolah.

Penerapan konseling sebaya membutuhkan tutor sebaya yang disebut dengan konselor sebaya dalam membantu masalah yang dihadapi teman sebaya dengan mengajarkan berbagai keterampilan yang berkaitan pemberian bantuan secara efektif. Pelatihan konselor sebaya merupakan suatu treatment bagi konselor sebaya dalam membantu perkembangan psikologisnya yang diharapkan dapat memiliki kompetensi, kecerdasan, pengambilan peran tanggung jawab dan harga diri setelah diberikan konseling sebaya. Peningkatan kemampuan tersebut membantu diri sendiri dan sesama teman yang saling membutuhkan dan berbagi perhatian serta bersama-sama memecahkan permasalahan dengan adanya dukungan teman sebaya sebagai pemecahan masalah. Landasan dasar terakhir diperlukannya konseling sebaya pada

suplai dan biaya kerja dengan layanan profesional dari waktu ke waktu bertambah dengan jumlah peserta didik yang semakin banyak.19

Selain itu, elemen pokok dari konseling sebaya adalah teman sebaya adalah seseorang dengan situasi atau kondisi yang sama, atau seseorang dengan usia sebaya yang memiliki latar belakang dan budaya yang sama. Kesimpulan mendasari konseling sebaya adalah individu mampu menemukan solusi dari berbagai kesulitan yang dialami dan menemukan cara mencapai tujuan masing-masing dengan memiliki pengalaman hidup yang sama yang dapat membuat tenang, memungkinkan bertukar pengalaman dan menjaga rahasia tentang apa yang dibicarakan dan dikerjakan dalam pertemuan tersebut. Didalam konseling sebaya antara “konselor” teman sebaya dengan konseli, terdapat kesamaan kedudukan (equality) meskipun peran masing-masing berbeda dan mereka berbagi pengalaman dan bekerja sama. Semua teknik yang digunakan dalam konseling teman sebaya membuat konseli memperoleh pemahaman, menyadari emosi, keinginan, serta memberikan pengalaman yang mendorong dalam sumber-sumber kreativitas dan keputusan mengenai akan dimulai dan mengakhiri serta dimana akan dilakukan konseling teman sebaya, terletak pada konseli.20

19Suwarjo, “Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) Untuk Mengembangkan Resiliensi

Remaja,”. (Makalah Disampaikan dalam Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP UNY, 29

Februari 2008), h. 5-6.

20

Dokumen terkait