• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Tinjauan Pustaka

B. Korban

1. Pengertian Korban

kejaksaan, dan kehakiman.28Viktimologi dapat dipergunakan sebagai

pedoman dalam upaya memperbaiki berbagai kebijakan/perundang-undangan yang selama ini terkesan kurang memperhatikan aspek

perlindungan korban.29

B. Korban

1. Pengertian Korban

Menurut kamus Crime Dictionary30bahwa victim adalah:

Orang yang telah mendapat penderitaan fisik atau penderitaan mental, kerugian harta benda atau mengakibatkan mati atas perbuatan atau usaha pelanggaran ringan yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana dan lainnya.Di sini jelas bahwa yang dimaksud “orang yang mendapat penderitaan fisik dan seterusnya” itu adalah korban dari pelanggaran atau tindak pidana.

Berbagai pengertian korban banyak dikemukakan baik oleh para ahli maupun bersumber dari konvensi-konvensi internasional yang membahas menegenai korban kejahatan, sebagian diantaranya

adalah sebagai berikut :31

a. Arief Gosita

Menurutnya, korban adalah mereka yang menderita jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat tindakan orang lain yang mencari pemenuhan kepentingan diri sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan kepentingan hak asasi pihak yang

dirugikan.32

28 Ibid.

29 Ibid, hlm.40

30 Bambang Waluyo, opcit.

31 Dikdik M.Arief Mansur dan Elisatris Gultom, opcit. hlm. 46 – 48.

18 b. Ralph de Sola

Korban (victim) adalah “...person who has injured mental or

phsysical suffering, loss of poperty or death resulting from an actual or attempted criminal offense commited by another...”33 c. Cohen

Korban (victim) adalah “...who pain and suffering have been

neglected by state while is spends immense resources to hunt down and punish the offender who responsible for that pain and suffering...”34

d. Z.P. Separovic

Korban (victim) adalah “...the person who are threatened, injured

or destroyed by an actor or ommission of another (mean, structure, organization, or institution) and consequently; a victim would be anyone who has suffered or been theat-ened by a punishable act (not only criminal act but also other punishable acts as misdemeanors, economic offences, non fulfillment of work duties) or an accidents. Suffering may be caused by another man or another structure, where people are also involved.”35

e. Muladi

Korban (victims) adalah orang-orang yang baik secara individual maupun kolektif telah menderita kerugian, termasuk kerugian fisik atau mental, emosional, ekonomi, atau gangguan substansial terhadap hak-haknya yang fundamental, melalui perbuatan atau komisi yang melanggar hukum pidana di masing-masing negara,

termasuk penyalahgunaan kekuasan.36

33 Ibid.

34 Ibid.

35 Ibid. hlm. 46 - 47.

19

f. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan

Kekerasan dalam Rumah Tangga

Korban adalah orang yang mengalami kekerasan dan/atau

ancaman kekerasan dalam lingkup rumah tangga.37

g. Undang-Undang No. 27 Tahun 2004 tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi

Korban adalah orang perseorangan atau kelompok orang yang mengalami penderitaan, baik fisik, mental, maupun emosional, kerugian ekonomi, atau mengalami pengabaian, pengurangan, atau perampasan hak-hak dasarnya, sebagai akibat pelanggaran hak asasi manusia yang berat, termasuk korban adalah ahli

warisnya.38

h. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat.

Korban adalah orang perseorangan atau kelompok orang yang mengalami penderitaan sebagai akibat pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang memerlukan perlindungan fisik dan mental dari ancaman, gangguan teror, dan kekerasan pihak

manapun.39

i. Deklarasi PBB dalam The Declaration of Basic Principles of

Justice for Victims of Crime and Abuse of Power 1985.

Korban (victims)means persons who, invidually or collectively, have suffered harm, including phsical or mental injury, emotional suffering, economic loss or substantial impairment of their fundamental rights, through acts or omission of criminal laws operative within Member States, including those laws proscribing criminal abuse of power”... through acts or omissions that do not

37 Ibid.

38 Ibid.

20 yet contitute violations of national criminal laws but of internationally recognized norms relating human rights.40

j. Van Boven

Orang yang secara individual maupun kelompok telah menderita kerugian, termasuk secara fisik maupun mental, penderitaan emosional, kerugian ekonomi atau perampasan yang nyata terhadap hak-hak dasarnya, baik karena tindakan (by act) maupun

karena kelalaian (by omission)...41

Dalam pengertian diatas nampak bahwa istilah korban tidak hanya mengacu kepada perseorangan saja melainkan mencakup juga kelompok masyarakat. Pengertian diatas juga merangkum hampir semua jenis penederitaan yang diderita oleh korban, penderitaan disini tidak hanya terbatas pada kerugian ekonomi, cedera fisik maupun mental juga mencakup pula derita-derita yang dialami secara emosional oleh para korban, seperti mengalami trauma. Mengenai penyebab ditunjukan bukan hanya terbatas pada perbuatan yang

sengaja dilakukan tetapi juga meliputi kelalaian.42

Mengenai kerugian korban, Separovic43 berpendapat bahwa :

kerugian korban yang harus diperhitungkan tidak harus selalu berasal dari kerugian karena menjadi korban kejahatan, tetapi kerugian atas terjadinya pelanggaran atau kerugian yang ditimbulkan karena tidak dilakukannya suatu pekerjaan. Walaupun yang disebutkan terakhir lebih banyak merupakan persoalan perdata, pihak yang dirugikan tetap saja termasuk dalam kategori korban karena mengalami kerugian baik secara materiil maupun secara material.

40 Ibid. hlm.48

41 Bambang Waluyo, opcit. hlm. 50

42 Ibid.

21

Lebih lanjut Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom44

berpendapat bahwa :

korban dalam lingkup viktimologi memiliki arti luas karena tidak hanya terbatas pada individu yang secara nyata menderita kerugian, tetapi juga kelompok, koorporasi, swasta maupun pemerintah, sedangkan yang dimaksud dengan akibat penimbulan korban adalah sikap atau tindakan korban dan atau pihak pelaku serta mereka yang secara langsung atau tidak terlibat dalam terjadinya suatu kejahatan.

Hal tersebut selaras dengan pendapat menurut Muhadar45 yang

menyatakan bahwa :

Korban adalah orang yang mangalami penderitaan karena sesautu hal yang meliputi orang lain, instansi atau lembaga dan struktur. Pihak yang dapat menjadi korban tidak hanya manusia saja, tetapi dapat pula koorporasi, negara, asosiasi, keamanan, dan agama. Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa siapa saja dapat menjadi dan / atau menimbulkan korban. Dengan kata lain, semua manusia potensial untuk menjadi korban. Sebaliknya, semua orang dapat menimbulkan korban.

Lebih luas diajabarkan oleh Abdulsalam46 mengenai korban

perseorangan, institusi, lingkungan hidup, masyarakat,bangsa dan negara sebagai berikut :

1. Korban perseorangan adalah setiap orang sebagai individu mendapat penderitaan baik jiwa, fisik, metriil, maupun nonmateriil. 2. Korban institusi adalah setiap institusi mengalami penderitaan

kerugian dalam menjalankan fungsinya yang menimbulkan kerugian berkepanjangan akibat dari kebijakan pemerintah, kebijakan swasta maupun bencana alam.

3. Korban lingkungan hidup adalah setiap lingkungan alam yang didalamnya berisikan kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dan masyarakat serta semua jasad hidup yang tumbuh berkembang dan kelestraiannya sangat tergantung pada lingkungan alam tersebut yang telah mengalami gundul, longsor, banjir dan kebakaran yang ditimbulkan oleh kebijakan pemerintah

44 Rena Yulia, opcit.

45 Muhadar, opcit. hlm. 21

Dokumen terkait