• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : BANK SEBAGAI LEMBAGA PEMBERI KREDIT

B. Pengertian Kredit

1. Kredit

Dalam kehidupan perekonomian dewasa ini, hampir tidak ada lagi yang tidak menikmati fasilitas kredit perbankan. Bank dengan kredit adalah bagaikan garam dengan sayur, karena inti dari usaha atau kegiatan bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Penyaluran dana tersebut adalah dengan jalan memberikan kredit atau bantuan.

Berkaitan dengan apa yang tersebut diatas maka akan timbul satu pertanyaan :”mengapa seseorang memerlukan kredit?”. Manusia adalah ekonomikus dan setiap manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan yang beraneka ragam sesuai dengan gunanya, selalu bertambah dan meningkat sedangkan kemampuan manusia mempunyai batas yang tertentu. Hal ini memaksakan seseorang untuk memperoleh bantuan pemodalan untuk pemenuhan hasrat dan cita-citanya, guna peningkatan usaha dan peningkatan daya-guna sesuatu barang atau jasa.

Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet (Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan), 2008.

USU Repository © 2009

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah:

“Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjaman-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak meminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan”.10

10 op.,cit

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian kredit adalah : Kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu pada waktu yang akan datang, disertai dengan kontra suatu prestasi berupa bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet (Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan), 2008.

USU Repository © 2009

2. Jenis-Jenis Kredit

Pada dasarnya hanya satu macam saja kredit, bila dilihat dari pengertian yang terkandung di dalamnya. Akan tetapi untuk membedakan kredit menurut faktor-faktor dan unsur-unsur yang ada dalam pengertian kredit, maka diadakanlah pembedaan-pembedaan kredit yang dapat kita bagi berdasarkan :

a. Sifat kegunaan b. Keperluan kredit c. Jangka waktu kredit

d. Pemberi dan Penerima Kredit e. Jaminan

Ad.a. Jenis Kredit Menurut Sifat Kegunaan 1. Kredit Konsumtif

Kredit ini dipergunakan peminjam untuk keperluan konsumsi, artinya uang kredit akan habis terpakai untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian kredit ini tidaklah bernilai kita tinjau dari segi utility uang, tetapi hanya membantu seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Tentu dapatlah dimaklumi bahwa pada dasarnya untuk kredit jenis ini malah memberatkan yang bersangkutan oleh karena kredit tersebut hanya untuk kebutuhannya saja, sehingga pengembalian kredit akan terasa sangat berat.

2. Kredit Produktif

Kredit ini ditujukan untuk keperluan produksi dalam arti luas. Melalui kredit ini dapat terlihat dengan nyata suatu utility uang dan barang. Tegasnya kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha baik usaha-usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet (Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan), 2008.

USU Repository © 2009

Jenis-jenis kredit yang akan dibahas berikutnya adalah merupakan kredit yang bersifat produktif.

Ad. B. Jenis Kredit Menurut Keperluannya 1. Kredit Produksi/Eksploitasi

Kredit ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi, maupun peningkatan kwalitatif yaitu peningkatan kwalitas/mutu hasil produksi. Kredit ini disebut juga kredit eksploitasi karena bantuan modal tersebut digunakan untuk menutupi biaya-biaya eksploitasi perusahaan secara luas, berupa pembelian bahan-bahan baku, bahan penolong, dan biaya-biaya produksi lainnya seperti upah, biaya distribusi, biaya dan lain sebagainya. Pada umumnya kredit jenis ini diberikan kepada perusahaan-perusahaan industri dalam segala tingkatannya, yaitu industri kecil, industri menengah dan besar.

2. Kredit Perdagangan

Sesuai dengan namanya, kredit ini dipergunakan untuk keperluan perdagangan pada umumnya. Jadi dalam hal ini berarti peningkatan utility of place dari sesuatu barang.

Kredit perdagangan ini dapat dibagi dua, yaitu : - Kredit perdagangan dalam negeri atau eksport.

- Kredit perdagangan luar negeri, atau lebih dikenal dengan kredit ekspor dan impor.

3. Kredit Investasi

Kredit investasi ini diberikan kepada para pengusaha untuk keperluan investasi (investment) yang berarti untuk penanaman modal. Jadi kredit ini

Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet (Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan), 2008.

USU Repository © 2009

bukanlah untuk penambahan modal (capital goods) beserta fasilitas-fasilitas yang erat hubungannya dengan itu. Kredit ini bersifat produktif oleh karena perbaikan dan pertambahan barang-barang modal tersebut adalah dalam rangka usaha untuk menaikkan/meningkatkan produktifitas. Untuk jelasnya kredit investasi tersebut adalah untuk penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, maupun untuk mendirikan suatu proyek baru.

Ad.c. Jenis Kredit Menurut Jangka Waktu

Pembagian jenis kredit menurut jangka waktu ini di Indonesia, disesuaikan peraturan Bank Indonesia dapat dibedakan sebagai berikut :

- Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu selama-lamanya satu tahun. Jadi pemakaian kredit tersebut tidak melebihi satu tahun.

- Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya satu sampai tiga tahun.

- Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu melebihi tiga tahun. Ad.d. Jenis Kredit Menurut Lembaga Pemberi dan Penerima Kredit

Jenis kredit ini yang menyangkut struktur pelaksanaan kredit di Indonesia, maka jenis ini dapat digolongkan menjadi:

1. Kredit Perbankan Kepada Masyarakat untuk kegiatan usaha dan konsumsi. Kredit yang diberikan oleh bank pemerintah dan bank swasta kepada dunia usaha guna membiayai sebagian kebutuhan permodalan, dan kredit dari bank kepada individu untuk membiayai keperluan kebutuhan hidup yang berupa barang atau jasa.

Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet (Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan), 2008.

USU Repository © 2009

2. Kredit Likuiditas, yaitu kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada bank-bank yang beroperasi di Indonesia yang dilaksanakan selanjutnya untuk membiayai kegiatan perkreditannya.

3. Kredit Langsung, kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada bank pemerintah, misalnya kepada Bulog dalam rangka pengadaan pangan.

Ad.e. Jenis Kredit Menurut Jaminannya

Jenis kredit ini umumnya terbagi dua, yaitu :

1. Unsecured Loans, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan, yaitu jaminan fisik. Dalam unsecured loans ini jaminan atas kredit dimaksud adalah bonafiditas dan prospek usaha debitur yang bersangkutan. Di Indonesia, yaitu dalam dunia perbankan, bentuk ini tidak lazim dan malahan belum diizinkan oleh Bank Sentral.

2. Secured Loans, yaitu kredit yang diberikan dengan jaminan. Yang dimaksud dengan jaminan di sini debitur yang tercermin dan kekuatan keuangan sekarang serta proyeksinya dimasa yang akan datang, juga harus dinilai bahwa jaminan yang tersedia meyakinkan bank. Jaminan yang meyakinkan itu diukur dari jumlahnya, agar kepentingan bank terpenuhi apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Jenis seperti inilah yang dipergunakan oleh bank di seluruh Indonesia, sesuai dengan larangan Bank Indonesia tentang pemberian kredit tanpa jaminan.11

11

H,Budi Untung, SH, MM, Kredit Perbankan di Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2000, hal

Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet (Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan), 2008.

USU Repository © 2009

Selain jenis kredit yang telah disebutkan diatas, pada Bank Sumut cabang Padang Sidempuan, dikenal jenis kredit lainnya yang secara garis besar adalah sebagai berikut :

a. Kredit Surat Perintah Kerja (KSPK)

Merupakan jenis kredit yang diberikan Pemerintah Daerah kepada rekanannya untuk proyek tertentu dan harus memiliki izin juga mempunyai batas maximal 1 Miliyar.

b. Kredit Angsuran Lainnya (KAL)

Jenis kredit ini bertujuan dalam penggunaan yang produktif maupun yang bersifat investasi dan berjangka waktu 1-5 tahun

c. Kredit Multi Guna (KMG)

Jenis kredit ini diperuntukkan kepada pegawai yang memiliki penghasilan tetap (PNS, BUMN, BUMD)

d. Kredit Peduli Usaha Mikro (KPUM)

Jenis kredit ini dipergunakan untuk membantu usaha pedagang mikro seperti, pedagang kaki lima dan diberi dana maximal kredit yaitu Rp.1.000.000

e. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)12

a. Kredit dapat meningkatkan dayaguna (utility) dari modal/uang 3. Fungsi Kredit

Adapun yang menjadi fungsi kredit itu dalam kehidupan perekonomian, peradagangan, keuangan, dalam garis besarnya adalah sebagai berikut :

12

Wawancara dengan H,Drs Paro Iman Ritonga, Pimpinan Bank Sumut Cabang Padang Sidempuan

Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet (Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan), 2008.

USU Repository © 2009

Seperti yang diketahui bahwa simpanan uang para nasabah pada suatu bank dapat berupa giro, deposito, atau tabungan. Uang tersebut pada persentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank dalam usaha peningkatan produktifitas. Dalam hal ini memberikan arti bahwa para pengusaha yang menikmati kredit dari bank, mempergunakan kredit tersebut untuk memperluas/memperbesar usahanya, baik untuk peningkatan rehabilitasi, ataupun untuk memulai usaha baru. Dengan demikian dana yang ada di bank tersebut tidak mengendap atau diam, tetapi disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat.

b. Kredit untuk meningkatkan dayaguna (utility) dari sesuatu barang.

Dengan adanya bantuan kredit dari bank, akan dapat membantu produsen untuk memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi, sehingga dayaguna (utility) dari bahan tersebut meningkat. Misalnya peningkatan dayaguna (utility) kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak kelapa/minyak goreng, peningkatan dayaguna benang tekstil dan lain-lain.

c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalulintas uang.

Kredit yang disalukan melalui rekening-rekening koran pengusaha, akan menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya, seperti cheque, giro bilyet, wesel, dan sebagainya. Melalui kredit peredaran uang charteal maupun uang giral akan lebih berkembang oleh karena kredit menciptakan kegairahan berusaha, sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara kwalitatif maupun secara kwantitatif.

Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet (Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan), 2008.

USU Repository © 2009

d. Kredit akan menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat

Setiap manusia adalah mahluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi, yaitu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi pendinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi oleh peningkatan kemampuan. Karena itu pulalah pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank, kemudian dipergunakan untuk memperbesar volume usaha dan produktifitasnya. Dengan demikian secara otomatis kemudian timbul pula kesan bahwa setiap usaha untuk peningkatan produktifitas, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan modal, karena masalah tersebut dapat diatasi oleh bank dengan memberikan kreditnya.

e. Kredit sebagai alat stabilitasi ekonomi

Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha pengedalian inflasi, peningkatan ekspor, rehabilitasi prasarana, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat. Dengan demikian arah pemberian kredit harus berpedoman pada pemberian pembatasan, yaitu pengarahan ke sektor-sektor produktif.

f. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional.

Para pengusaha yang memperoleh krdit tentu saja berusaha untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan usahanya berarti peningkatan profit. Bila keuntungan ini dikembalikan lagi, dalam arti dikembalikan kedalam struktur modal, maka peningkatan akan berlangsung terus menerus. Dengan pendapatan yang terus meningkat berarti peningkatan pembayaran jumlah pajak oleh perusahaan.

Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet (Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan), 2008.

USU Repository © 2009

Dilain pihak kredit yang disalurkan untuk merangsang pertambahan kegiatan ekspor akan menghasilkan pertambahan devisa bagi negara. Di samping itu dengan semakin efektifnya kegiatan swa-sembada kebutuhan-kebutuhan pokok, berarti akan menghemat devisa keuangan negara, dan akan dapat diarahkan, pada usaha-usaha kesejahteraan ataupun sektor-sektor lain yang lebih berguna.

Apabila setiap pengusaha, pemilik tanah, pemilik modal, dan buruh atau karyawan mengalami peningkatan pendapatan, maka pendapatan negara melalui pajak akan bertambah, penghasilan devisa bertambah, dan penggunaan devisa untuk konsumsi berkurang, dengan demikian langsung atau tidak, melalui pembrian kredit akan menambah pendapatan nasional. g. Kredit sebagai alat penghubung ekonomi internasional.

Bank sebagai lembaga pemberi kredit tidak saja bergerak di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Seperti kita ketahui bahwa negara-negara kaya atau yang kuat ekonominya, demi persahabatan antara negara banyak memberikan bantuan kepada negara yang sedang berkembang. Bantuan-bantuan tersebut tercermin dalam bunga relatif kecil atau murah, dan jangka waktu penggunaan yang panjang. Melalui bantuan kredit antara negara inilah maka hubungan antar negara pemberi kredit dan negara penerima kredit akan bertambah erat terutama yang mengenai hubungan perekonomian dan perdagangan.13

13

Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet (Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan), 2008.

USU Repository © 2009

4. Tujuan Pemberian Kredit

Yang menjadi tujuan pokok pemberian kredit ada dua macam dan saling berkaitan, yaitu :

- Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang didapat dari pemungutan bunga.

- Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin, sehingga tujuan profitability dapat tercapai tanpa hambatan-hambatan yang berarti.

Oleh karena itu, bank sebagai lembaga pemberi kredit yang melepaskan uangnya untuk kedua tujuan yang tersebut di atas, haruslah terjamin rentabilitasnya, serta posisi likuwiditas perlu dilakukan dengan seksama.14

- Pemberian kredit dibuat di dalam bentuk tertulis

Dokumen terkait