• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Kinerja Perusahaan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Sebagai mana biasanya suatu perusahaan baik usahanya dibidang dagang industri maupun jasa harus memiliki laporan keuangan sebagai suatu alat untuk mengetahui keadaan atau posisi keuangan (financial position) dari perusahaan yang dipimpinnya dan juga laba-rugi perusahaan tersebut dalam periode yang bersangkutan, misalnya untuk periode satu bulan, satu semester, atau satu tahun

Oleh karena pentingnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan maka didalam penyusunan keuangan haruslah disusun secara lengkap dan serapi mungkin sehingga memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dalam mengambil keputusan mengenai keberadaan perusahaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pengertian laporan keuangan menurut J.Fred Weston Copeland adalah: “Informasi tentang posisi perusahaan dimasa lampau dapat dipakai sebagai dasar untuk penetapan kebijaksanaan perusahaan dimasa yang akan datang. Laporan itu terdiri dari “neraca dan perhitungan laba rugi”.

Dari pengertian diatas, diketahui bahwa pada mulanya neraca dan laporan rugi laba merupakan laporan keuangan yang pokok, kemudian dengan adanya

kesepakatan para ahli, laporan sumber dan penggunaan dana dimasukkan menjadi bagian dari laporan keuangan (Marom, 2002).

Agar setiap laporan perusahaan mencapai sasaran dan tujuan secara efektiv maka bentuk dan isi laporan itu harus memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu:

1. Laporan tersebut harus dipecah sedemikian rupa sehingga setiap anggota management mendapat informasi yang sesuai dengan sifat kegiatan (Scope) yang menjadi tanggung jawabnya. Syarat ini umunya dibagi atas 3 golongan yaitu:

a. Laporan yang ditujukan untuk Top Management.

Seperti komisaris, direksi, dan kepala-kepala divisi kelompok ini menghendaki laporan keuangan umum (over all report) seperti laporan produk total, biaya departement, biaya per unit.

b. Laporan yang ditujukan untuk Middle Management

Mereka menghendaki laporan-laporan yang mengikhtisarkan kegiatan-kegiatan dan biaya yang menjadi tanggung jawabnya. c. Laporan yang ditujukan untuk kelompok Lower Management.

Mereka menghendaki laporan khusus per unit yang mendetail dan merupakan tanggungjawab secara langsung, misalnya biaya perorang dan biaya perunit.

Ketiganya harus disusun sesuai dengan sistem dan struktur organisasinya, sehingga secara otomatis administrasi memberikan data untuk memberi laporan yang diinginkan oleh tingkat management atau level management.

4. Laporan harus disusun secara periodik dan kontinu.

5. Laporan harus siap untuk dipakai dengan kata lain laporan harus sudah disusun dengan baik (Ready for Use).

6. Laporan harus memakai angka-angka perbandingan, hal ini dimaksudkan untuk menilai hasil prestasi.

7. Laporan tidak saja dinyatakan dalam bentuk uang tetapi juga dalam bentuk fisik (kuantitas) (Sukirno dkk, 2004).

Dengan demikian laporan perusahaan akan menjadi alat komunikasi yang teratur dan objektif untuk mencapaia tujuan perusahaan antara pihak-pihak yang berwenang. Laporan keuangan juga merupakan bagian dari laporan perusahaan.

Untuk lebih jelasnya laporan keuangan terdiri dari :

1. Neraca (Balance Sheet).

Neraca atau istilah lainnya adalah statement of financial position yang merupakan laporan keuangan yang disusun secara sistematis yang menunjukkan keadaan aktiva (Assets), hutang (liabilities) serta modal (Capital) dari suatu perusahaan. Pada saat tertentu, yaitu pada akhir periode akuntansi misalnya tiap akhir bulan atau tiap akhir tahun. Disini juga di perlihatkan berapa jumlah harta yang dimiliki perusahaan atau disebut juga aktiva, jumlah kewajiban perusahaan yang disebut dengan passiva. Penulisan neraca yang sistematis akan

memberikan gambaran yang baik. Pengelompokan yang jelas akan mudah dimengerti mana yang merupakan dari aktiva dan passiva.

a. Aktiva

Pengertian aktiva tidak terbatas pada aktiva berwujud, seperti kekayaan yang dimiliki perusahaan, pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, tetapi juga mencakup aktiva tidak berwujud. Aktiva terbagi atas dua yaitu aktiva lancar dana aktiva tetap. Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah kas dan Bank, investasi jangka pendek, wesel tagih, piutang dagang, persediaan, piutang penghasilan yang masih diterima, biaya yang dibayar dimuka. Sedangkan aktiva tetap mempunyai unsur ekonomis yang lebih dari satu tahun, yaitu tanah, bangunan, peralatan, perlengkapan, dan yang tidak berwujud adalah hak paten, hak merek dan hak cipta.

b. Passiva

Yang meliputi hutang dan modal dimana hutan adalah kewajiban keuangan pada pihak lain yang belum dipenuhi, yang merupakan sumber dana perusahaan yang berasal dari pihak ekstern berupa pinjaman. Hutang jangka pendek terdiri dari : Hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus di bayar, hutang jatuh tempo, penghasilan yang diterima dimuka.

Hutang jangka panjang: Hutang obligasi, hutang hipotik, kredit investasi dari pemerintah, pinjaman dari perusahaan lan. Modal yaitu

keuangan yang berlaku (Sukirno dkk, 2004) 2. Perhitungan Rugi Laba (Income Statement)

Isilah lainnya yaitu Statement Of Profit and Loss bisa juga earning

statement adalah merupakan suatu laporan yang memberikan

gambaran ringkas tentang seluruh pendapatan (revenue) dan biaya-biaya (expanses) dimana memaparkan aktiva usaha selama periode tertentu. Dari laporan ini dapat diketahui laba bersih atau kotor suatu perusahaan. Dalam suatu periode akuntansi (bisa 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau satu tahun) juga memperlihatkan gambaran perkembangan perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya. Dari laporan ini pula dapat dibuat analisa baik dari pihak intern perusahaan maupun dari pihak ekstern.

Dalam penyusunan laporan rugi laba harus diperhatikan beberapa pengelompokan yang merupakan prinsip pokok yang sistematis dalam penyusunan:

a. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan yaitu penjualan barang dagangan atau jasa, diikuti dengan harga pokok yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.

c. Hasil lain dan biaya-biaya lain yang bukan berasal dari usaha pokok perusahaan. Tetapi sering timbul dalam kegiatan perusahaan

(Non Operating/ financial income and expanses).

d. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi insedentil (extra

ordinary gain or loss). Sehingga akhirnya diperoleh laba bersih

sebelum dipotong pajak atau dibayar pajak perusahaan.

Kalau kita melihat mana yang lebih penting antara neraca dengan penghitungan rugi laba maka laporan itu sama pentingnya terlebih bagi seorang penganalisa dimana antara neraca dengan laporan rugi laba sama-sama berhubungan dan tidak akan berdiri sendiri.

Misalnya untuk mengetahui bertambahnya kekayaan atau modal suatu perusahaan maka akan dapat dilihat pada neraca bukan pada daftar rugi laba, akan tetapi jika kita ingin mengetahui kemajuan modal maupun sebab-sebab bertambahnya modal suatu perusahaan maka akan kelihatan pada daftar rugi laba. Untuk kreditur maupun calon-calon kreditur untuk mengetahui jaminan perusahaan atau hutang-hutangnya ataupun rencana pinjamannya akan dilihat pada neraca (Sukirno dkk, 2004).

Dokumen terkait