KERANGKA TEORI
B. Pengertian Mahasiswa dan Ruang Lingkupnya
Mahasiswa berasal dari kata „maha‟ yang berarti besar, agung dan „siswa‟yang berarti orang yang sedang belajar di institusi, dalam hal ini pendidikan tinggi.Mahasiswa mempunyai sifat danwatak yang kritis, ketajaman intelektual, independensi, serta energi yangbesar (Muslim, dkk, 2014: 39).Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi (KBBI, 2015: 696).
Secara formal, ciri-ciri seorang mahasiswa yaitu memiliki kartu mahasiswasebagai simbol dan legitimasinya. Secara filosofis ciri-ciri seorang mahasiswa sebagaiberikut: rasional,cerdas,inovatif, kreatif, intelek, radikal, idealis, kritis,
revolusioner, dan militan. Dan karena berada di
PerguruanTinggi Islam maka harus melekat pada setiap mahasiswa IAIN adalah agamis.Secara umum tipe dan karakter mahasiswa dapat dibagi sebagai berikut :
a. Tipe Akademik: Mahasiswa yang hanya memfokuskan diri pada kegiatan akademik dan cenderung apatis terhadap kegiatan kemahasiswaan dan kondisi masyarakat.
b. Tipe Organisasi: Mahasiswa yang memfokuskan diri kepada kelembagaan baik di dalam maupun di luar
43
kampus, peka terhadap kondisi social dan cenderung tidak mengkonsentrasikan diri pada kegiatan akademik.
c. Tipe Hedonis: Mahasiswa yang selalu mengikuti trend dan mode tapi cenderung apatis terhadap kegiatan akademik dan kemahasiswaan.
d. Tipe Aktivis Mahasiswa: Mahasiswa yang memfokuskan
diri pada kegiatan akademik kemudian berusaha
mentransformasikan “kebenaran ilmiah” yang didapatkan kepada masyarakat melalui lembaga dan sebagainya serta berusaha memperjuangkannya (Muslim, dkk, 2014: 39).
Keberadaan mahasiswa merupakan salah satu unsur penting dalam pemerintahan, dimana ia telah dianggap menjadi agen pembawa perubahan bagi suatu negara. Ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri, dimana mahasiswa tidak hanya sebagai orang yang sedang menempuh pendidikan di suatu perguruan tinggi, tetapi juga sebagai wadah pemberi solusi bagi berbagai permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat di suatu negara. Dari situ kita bisa tahu bahwa bukan hanya menjadi sebuah kebanggaan bisa menyandang gelar mahasiswa, tetapi juga menjadi sebuah tantangan bagi mereka, karena mereka memiliki tanggung jawab dan peran yang begitu besar dalam membawa perubahan suatu bangsa. Di antara peran sebagai seorang mahasiswa antara lain:
44
a. Sebagai kontrol politik
Artinya dalam hal hubungan pemerintah dengan masyarakat, mahasiswa bertindak sebagai pengawas serta
partisipan dalam membahas segala hal mengenai fungsi
partai politik yang terkait dengan pengambilan keputusan pemerintah beserta berbagai macam keputusan yang telah terambil sebelumnya.
b. Menyampaikan aspirasi dari masyarakat kepada
pemerintah
Hal ini diwujudkan dengan melakukan interaksi
sosial dengan masyarakat yang memiliki peran dan fungsi
mahasiswa dalam masyarakat yang nantinya akan dilanjutkan dengan menganalisa masalah-masalah yang tepat, lalu menyampaikan realita yang sedang terjadi di masyarakat beserta solusinya kepada pemerintah. Selain itu, mahasiswa juga harus bertanggungjawab dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.
c. Penyambung lidah pemerintah
Di mana mahasiswa diharapkan mampu melakukan sosialisasi kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah kepada masyarakat yang seringkali dalam berbagai kasus, kebijakan-kebijakan tersebut sering disalahartikan oleh masyarakat, sehingga di sini tugas mahasiswa adalah
45
sebagai penerjemah tentang maksud dan tujuan dari
kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap
kontroversial tersebut sehingga pada akhirnya dapat dipahami dan dimengerti oleh masyarakat.
Adapun fungsi dari mahasiswa antara lain adalah : a. Sebagai Iron Stock (saham)
Sifat mengalir yang dimiliki oleh organisasi-organisasi yang ada ditandai dengan adanya pergantian kekuasaan, yaitu dari golongan yang tua kepada golongan yang muda, sehingga proses kaderissasi akan diperlukan secara terus menerus. Kampus atau perguruan tinggi merupakan salah satu wadah yang menyediakan kader-kader berkualitas yang akan sangat sayang apabila tidak dimanfaatkan. Dan mahasiswa sebagai salah satu unsur dari perguruan tinggi tersebut merupakan generasi yang diharapkan mampu menjadi pribadi yang tangguh yang memiliki kemampuan serta moralitas yang baik, sehingga nantinya dapat menjadi pengganti bagi generasi-generasi sebelumnya.
b. Sebagai Guardian of Value(penjaga nilai)
Mahasiswa merupakan kalangan akademis yang dalam mencari suatu kebenaran akan selalu berfikir secara ilmiah. Di kalangan masyarakat, salah satu peran
46
penting mahasiswa adalah menjaga nilai-nilai dan hak
dan kewajiban warga negara yang sudah tertanan di masyarakat yang memiliki kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa dan bukan sebagai hasil pragmatisme semata.Selain itu, mahasiswa juga harus menjaga nilai-nilai yang berasal dari kebenaran alamiah yang merupakan representasi dari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sebagai dzat yang
Maha Mengetahui.Mahasiswa harus memiliki
kemampuan untuk mencari kebenaran yang
berlandaskan pada pemikiran ilmiah yang bersumber pada ilmu-ilmu yang telah mereka dapatkan dan untuk
selanjutnya harus diterapkan dalam kehidupan
masyarakat dan selalu dijaga.
c. Sebagai Agent of Change (agen perubahan)
Mahasiswa sebagai agent of change, berarti mahasiswa merupakan salah satu agen pembawa perubahan, dimana sebagai golongan eksklusif, sudah sepantasnyalah jika mahasiswa menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan-perubahan di suatu bangsa. Suatu perubahan memiliki arti yang sangat penting, dimana dalam ajaran agama islam telah disebutkan
47
bahwa suatu kaum harus mau berubah bila mereka menginginkan suatu keadaan yang lebih baik.
d. Sebagai Social Control (kontrol sosial)
Mahasiswa menjalankan fungsinya sebagai social control, ia bertindak sebagai penengah antara pemerintah dan masyarakat, dimana mahasiswa sebagai penyampai pendapat dan aspirasi masyarakat kepada pemerintah dan mahasiswa juga harus menunjukkan sikap yang baik terhadap masyarakat. Selain itu, sebagai kontrol sosial, mahasiswa juga memiliki tugas untuk berbagai kebijakan dan peraturan yang dibuat untuk
kepentingan pribadi maupun kelompok
( https://guruppkn.com/peran-dan-fungsi-mahasiswa-dalam-masyarakat/21/03/2018/15:52).
C. Kewirausahaan
1. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah padanan dari kata
enterpreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer
dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata
entrepreneurberasal dari bahasa Perancis, yaitu
48
kontraktor, pengusaha (orang yang mengushakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.
Istilah ini diawali oleh Richard Cantillon, yaitu
Enterpreneural is an innovator and individual developing something unique and new. Istilah ini kemudian
dipopulerkan oleh ekonom J. B Say untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu mengelola sumber-sumber daya yang dipunyai secara ekonomis (efektif dan efisien) dari tingkat produktivitas yang rendah menjadi lebih tinggi (Hendro, 2011: 29).
Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Enterpreneurship, kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Katannya, setiap wirausahawan (enterpreneur) yang sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu:
a. Kemampuan: membaca peluang, berinovasi,
mengelola, dan menjual.
b. Keberanian: mengatasi ketakutannya, mengendalikan risiko, keluar dari zona kenyamanan.
c. Keteguhan hati: pantang menyerah, teguh akan keyakinannya, dan kekuatan akan pikiran.
49
d. Kreativitas yang menelurkan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan experience).
Menurut Siagian (1999), kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan atau masyarakat serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat juga menerapkan cara kerja yang lebih efisien melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen (Aima, dkk, 2015:9).
Enterpreneurship adalah suatu proses kreativitasdan inovasi yang mempunyai resiko tinggi untukmenghasilkan nilai tambah bagi produk yang
bermanfaatbagi masyarakat dan mendatangkan
kemakmuranbagi wirausahawan. Kewirausahaan
merupakankemampuan melihat dan menilai peluang bisnis
sertakemampuan mengoptimalkan sumberdaya
danmengambil tindakan dan risiko dalam rangka
mesukseskanbisnisnya. Berdasar definisi ini
kewirausahaanitu dapat dipelajari oleh setiap individu
50
didominasiindividu yang berbakat saja(Siswoyo, 2009: 115).
Seorang enterpreneur harus bisa melihat suatu
opportunity atau suatu peluang yang berbeda dengan orang
lain, atau tidak terpikirkan oleh orang lain yang kemudian bisa diwujudkan menjadi value. Enterpreneur yang berhasil adalah enterpreneur yang mampu bertahan dengan
segala keterbatasannya, memanfaatkan, dan
meningkatkannya untuk dipasarkan (tidak hanya menjual) peluang tersebut dengan baik serta terus menciptakan reputasi yang membuat perusahaan itu bisa berkembang (Hendro, 2011: 30). Unsur pokok dalam berwirausaha yaitu peluang dan kemampuan (Aima, dkk, 2015:8).
Seseorang yang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhada (dalam Aima, 2015: 9) motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik
51
(physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security
needs), kebutuhan harga diri (esteem needs),dan kebutuhan
akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs) (Aima, dkk, 2015:9).
2. Ciri-ciri Enterpreneur
Adapun ciri-ciri entrepreneur antara lain:
a. Mempunyai hasrat untuk selalu bertanggung jawab b. Komitmen terhadap tugas
c. Memilih risiko yang moderat
d. Merahasiakan kemampuan untuk sukses e. Cepat melihat peluang
f. Orientasi ke masa depan
g. Selalu melihat kembali prestasi masa lalu h. Sikap haus terhadap money
i. Toleransi terhadap ambisi
j. Fleksibilitas tinggi (Syamsul, dkk, 2014: 3). 3. Peran, Fungsi, dan Tujuan Kewirausahaan
Ada beberapa peran dan fungsi keberadaan atau pengaruh ilmu kewirausahaan dalam mendukung arah pengembangan wirausahawan, antara lain;
a. Mampu memberikan semangat atau motivasi pada diri seseorang untuk bisa melakukan sesuatu yang selama ini sulit untuk ia wujudkan namun menjadi kenyataan.
52
b. Ilmu kewirausahaan memiliki peran dan fungsi untuk mengarahkan seseorang bekerja secara lebih teratur serta sistematis dan juga terfokus dalam mewujudkan mimpi-mimpinya.
c. Mampu memberi inspirasi pada banyak orang bahwa setiap menemukan masalah maka di sana akan ditemukan peluang bisnis untuk dikembangkan. Artinya setiap orang diajarkan untuk membentuk semangat “solving problem”.
d. Nilai positif tertinggi dari peran dan fungsi ilmu kewirausahaan pada saat dipraktikkan oleh banyak orang maka angka pengangguran akan menurun. Hal ini dapat memperingan beban negara dalam usaha menciptakan lapangan pekerjaan (Fahmi, 2013: 2). Manfaat kewirausahaan antara lain:
a. Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
b. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun dan mempunyai kepribadian unggul yang pantas diteladani.
c. Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri, disiplin, tekun dan jujur dalam menghadapi pekerjaan.
53
d. Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.
e. Sebagai sumber penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.
f. Meningkatkan kepribadian dan martabat/ harga diri. g. Pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara. h. Memajukan keuangan.
i. Melaksanakan persaingan yang sehat dan wajar (Daryanto, dkk, 2013: 7).
Sedangkan tujuan kewirausahaan bagi mahasiswa antara lain:
a. Pendidikan saja belum cukup menjadi bekal untuk masa depan. Bangsa ini membutuhkan orang-orang yang sanggup mengubah kesulitan menjadi peluang dan memberikan kontribusi bagi perusahaan.
b. Kewirausahaan bisa diterapkan di semua bidang
pekerjaan dan kehidupan. Dengan demikian,
kewirausahaan sangat berguna sebagai bekal masa depan mahasiswa untuk berkarir dibidang apapun. c. Ketika lulusan perguruan tinggi kesulitan mendapatkan
pekerjaan atau terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), kewirausahaan bisa menjadi alternatif untuk mencari nafkah dan bertahan hidup.
54
d. Memajukan perekonomian Indonesia dan menjadi dorongan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemkmuran bangsa Indoonesia.
e. Membudidayakan sikap unggul, terampil, dan kreatif. f. Menjadi bekal ilmu untuk mencari nafkah, bertahan
hidup, dan berkembang (Hendro, 2011: 7). 4. Tipe-tipe Wirausahawan
Seorang wirausahawan mempunyai banyak tipe
yang masing-masing dapat dibedakan dari cara
beroperasionalnya, antara lain: a. Solois
Seorang solosis adalah wirausahawan yang bekerja sendiri atau dengan beberapa orang saja.Solois meliputi pedagang dan broker.
b. Key Partner
Key partner adalah kerjasama seseorang dengan pihak lain, tetapi pihak lain tersebut tidak aktif atau peranannya sangat kecil. Key partner seperti solois; ia adalah seorang yang memerlukan banyak kewenangan prbadi, tetapi memerlukan pasangan untuk menunjang masalah keuangan.
55
c. Grup
Orang-orang yang lebih suka keringanan keuangan atau secara psikologis suka dengan bekerja sama dengan pihak-pihak lain disebut grup. Kewenangan dalam grup lebih sedikit dibandingkan dari key partner, karena keputusan diputuskan oleh grup (Daryanto & Cahyo, 2013: 19).
5. Kewirausahaan Mahasiswa
Dunia kewirausahaan dalam perguruan tinggi masih dipandang sebelah mata oleh sebagian mahasiswa dan juga dosen. Banyak potensi dan peluang yang semestinya dimanfaatkan mahasiswa untuk kepentingan pembelajaran dan pembumian sistem budaya kewirausahaan, namun belum dimanfaatkan sepenuhnya. Program pengembangan jiwa kewirausahaan telah dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada bulan Juli 1995. Setelah itu diluncurkan berbagai program rintisan pengembangan jiwa
kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM), KKN-Usaha dan
Cooperative Education (Co-op) (Siswoyo, 2009: 117).
Banyaknya pengangguran serta kurangnyaminat berwirausaha menjadi autokritikterhadap peran dari perguruan tinggi.Perguruan tinggi memiliki peran yang
56
besardan memiliki peluang untuk menanamkansikap mental kewirausahaan sehinggalulusannya tidak hanya ahli pada suatubidang akademi namun juga mampu melahirkan
wirausahawan-wirausahawan baruyang siap menjadi
pahlawan ekonomi. Beberapa faktoryang menjadi latar belakang mengapa diperlukan pendidikan kewirausahaan: 1) Padaumumnya generasi muda Indonesia tidakdibesarkan dalam budaya wirausaha, 2) Terlalu banyak pencari kerja namun sedikit pencipta kerja 3) Kewajiban untuk mendidik dan melatih generasi muda untuk memiliki kemampuan menciptakan pekerjaanbagi diri sendiri, 4) Kekayaan alam Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan, 5) Peningkatan kesejahteraan masyarakat yanglebih luas (Febrianto, 2013: 155).
Muncul kritik bahwa perguruan tinggi
hanyamemberikan ilmu dan keterampilan tertentuuntuk diaplikasikan di sebuah perusahaanyang sudah mapan.
Perguruan tinggimendidik mahasiswanya untuk
menjadipencari kerja, lolos seleksi dan wawancaraserta bekerja dengan baik di perusahaanbesar dan mendapatkan
karir puncak diperusahaan tersebut.Ketika daya
serapperusahaan itu sudah tidak mencukupi
57
pengangguran tidak bisaterelakkan karena para lulusan tidakmemiliki pengetahuan untuk menciptakanlapangan kerja baru.Mahasiswa hanya bisamenciptakan
inovasi-inovasi baru ataupengembangan sebuah produk,
namunbelum mampu menjadikannya bernilaisecara
ekonomi dan bisa dijual di pasardalam bentuk
produk-produk yang kreatifyang diminatioleh konsumen
(Febrianto, 2013: 155).
Pemerhati kewirausahaan menyatakan bahwa sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi adalah sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan di perguruan tinggi saat ini, yang umumnya lebih terfokus pada ketepatan lulus dan kecepatan memperoleh pekerjaan, dan memarginalkan kesiapan untuk menciptakan pekerjaan.
Pembekalan dan penanaman jiwa entrepreneur pada mahasiswa diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan kewirausahaan. Pengalaman yang diperoleh di bangku kuliah diharapkan dapat
dilanjutkan setelah lulus, sehingga muncullah
wirausahawan baru yang berhasil menciptakan kerja, sekaligus menyerap tenaga kerja. Menurut Hendarwan:
58
“Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan merupakan langkah serius pemerintah untuk mengatasi pengangguran terdidik yang terus bertambah jumlahnya. Pendidikan kewirausahaan dapat memberi dampak yang baik bagi masa depan Indonesia.
Kuliah kewirausahaan umumnya hanya
diperuntukkan bagi fakultas atau jurusan tertentu saja. Tidak semua jurusan mempunyai cara pandang yang sama untuk mengalokasikan SKS guna menyajikan mata kuliah tersebut. Perlu dicari suatu kesepakatan dan kesamaan pandang tentang perlunya disajikan kuliah kewirausahaan di semua jurusan atau prodi yang ada. Komitmen dan dukungan top leader di Perguruan Tinggi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut (Siswoyo,
2009: 117) .