• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen bimbingan dan konseling ialah suatu proses dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang optimal dalam rangka mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.

Pelaksanaan manajemen di dalam bimbingan konseling mempunyai peran yang sangat besar dan strategis dalam meningkatkan kinerja bimbingan dan konseling di sekolah. Pelaksanaan manajemen layanan bimbingan dan konseling di sekolah akan berjalan dengan baik apabila dikelola oleh orang-orang yang memahami tentang manajemen. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ali Imran: 191,

ٱ

َهيِذهل

َنوُزُك ۡذَي

َهللَّٱ

ِقۡلَخ يِف َنوُزهكَفَتَيَو ۡمِهِتىُىُج َٰىَلَعَو ا ّٗدىُعُقَو ا ّٗمََٰيِق

ِت ََٰى ََٰمهسلٱ

َو

ِض ۡرَ ۡلۡٱ

اَم اَىهتَر

اَىِقَف َكَى ََٰحۡثُس ّٗلِٗطََٰت اَذََٰه َتۡقَلَخ

َباَذَع

ِراهىلٱ

٧٩٧

Artinya: “Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau

duduk atau dalam waktu berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami tidaklah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, maha suci Engkau, maka perihalah kami dari siksa neraka”. (Q.S. Ali-Imran: 191).53

َهللَّٱهوِإ

ُّةِحُي

َهيِذهلٱ

ِهِليِثَس يِف َنىُلِتََٰقُي

ۦ

هََٰيۡىُت مُههوَأَك اّّٗفَص

صىُص ۡزهم

٤

Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di

jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang kokoh.” (Q.S. As- Saff: 4).54

53 QS. Ali-Imran, (3): 191.

54

Dari kedua Ayat Al-Qur‟an diatas, dapat dijadikan dasar bahwa kegiatan memanajemen yang mempunyai fungsi dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan merupakan kegiatan atau langkah yang baik dalam menjalankan suatu kegiatan atau organisasi. Agar jalannya organisasi atau suatu kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik, teratur, efektif dan efisien serta mencapai tujuan.

Sebagaimana makna manajemen dalam Hadist riwayat Muslim, Tarmidzi dibawah ini,

Artinya: Nabi SAW bersabda: “sesungguhnya Allah mewajibkan perbuatan

yang dilakukan dengan baik dalam segala hal, jika kamu membunuh

binatang maka lakukanlah dengan cara yang baik, jika kamu mau

menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang bai, pertajamlah alat

potongnya, kemudian istirahatkanlah binatangnya”. (Matan lain: Muslim

3615, Turmudzi 1329, Abi Daud 2432, Ibnu Majah 3161, Ahmad 16490, Darimi 1888).

Kata ihsan bermakna melakukan sesuatu yang baik, secara maksimal dan optimal. Bahkan dalam hadis itu dicontohkan pada penyembelihan binatang, harus dilakukan dengan cara yang baik, hati-hati dan dikaitkan dengan agama, yaitu harus disertai dengan sebutan asma Allah sebelum menyembelih. Jika tidak

menyebutnya maka penyembelihan dianggap tidak sah. Ini menunjukkan bahwa segala sesuatu tidak boleh gegabah dan melakukan sekehendak hati. Dengan binatang dan juga dengan musuh sekalipun umat Islam tetap dianjurkan berprilaku baik dan penuh etika, apalagi terhadap sesama muslim.

Jika dikaitkan dengan manajemen bimbingan dan konseling, maka hadist tersebut menganjurkan pada umat Islam agar mengerjakan sesuatu dengan baik dan selalu ada peningkatan nilai dari jelek menjadi baik, dari baik menjadi lebih baik. Manajemen adalah melakukan sesuatu agar lebih baik. Perbuatan yang baik dilandasi dengan niat atau rencana yang baik, tata cara pelaksanaan sesuai syariat dan dilakukan dengan penuh kesungguhan dan tidak asal-asalan sehingga tidak bermanfaat.

Manajemen bimbingan dan konseling sangatlah penting dalam pelayanan bimbingan dan konseling, karena manajemen bimbingan dan konseling terkait dengan program bimbingan dan konseling yang disesuaikan dengan kondisi nyata peserta didik. Dengan manajemen bimbingan dan konseling yang baik maka kualitas proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling juga dapat meningkat dimana berujung pada kualitas sekolah yang baik pula.

Sugiyo menyatakan manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan

yang diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling,

pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakan sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan

mengetahui bagaimana hasilnya.55

Manajemen pelayanan bimbingan dan konseling adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan aktivitas-aktivitas pelayanan

55

bimbingan dan konseling dan penggunaan sumber daya-sumber daya lainnya

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.56

Selain itu, Gibson juga menyatakan bahwa manajemen bimbingan dan konseling adalah aktivitas-aktivitas yang memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi keseharian staf konseling meliputi aktivitas administratif seperti pelaporan dan perekaman, perencanaan dan kontrol anggaran, manajemen fasilitas dan

pengaturan sumber daya.57

Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah dirdasarkan pada ketentuan yang termasuk di dalam peraturan perundangan yang berlaku, khususnya SK Menpan tentang Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, dan SK Menpan tentang Jabatan fungsional Pengawas sekolah dan Angka Kreditnya beserta

berbagai aturan pelaksanaannya.58

Menurut Thantawy istilah manajemen bimbingan dan konseling ialah dalam arti segala upaya dengan berbagai cara atau metode dari kepala sekolah untuk mendayagunakan secara optimal dan efektif semua komponen atau sumber daya (tenaga, dana, sarana, prasarana) dan sistem informasi yang meliputi himpunan data bimbingan dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling untuk

mencapai tujuan bimbingan dan konseling.59

56 Tohirin, Op.cit., hlm. 256.

57Ulvina Rachmawati, Skripsi: “Manajemen Bimbingan Dan Konseling Tanpa Alokasi Jam Pembelajaran Di Sma Negeri 3 Semarang Tahun Ajaran 2012/ 2013” ( Semarang: UMS, 2013), hlm. 12.

58

Dewa Ketut, Manajemen Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 185.

59Robiatul Adawiyah, Skripsi: “Penerapan Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 68”. (Jakarta: USH, 2005), hlm. 11.

Sedangkan menurut Ridwan memanage bimbingan dan konseling dapat berarti kemampuan mendayagunakan semua sumber organisasi dan administrasi

yang sifatnya terbatas.60

Dari pendapat-pendapat diatas menunjukkan bahwa manajemen bimbingan

dan konseling memerlukan subjek yang mengatur pengelolaan dan

pendayagunaan sumber daya yang ada di sekolah. Adapun sumber-sumber organisasi sekolah yang perlu didayagunakan antara lain kemampuan pengelolaannya, dana yang terbatas, bahan atau materi serta alat penunjang yang terbatas pula, waktu tatap muka secara formal, dan komunikasi yang sangat jarang dengan siswa dan kesempatan siswa yang hampir tidak ada.

Orientasi manajemen perlu diserta dengan prinsip-prinsip dalam penyusunan program dan pengambilan keputusan dalam keseluruhan prosesnya. Kemudian akhir dari penanganan perlu disertai dengan pertanggungjawaban dan pelaporannya. Untuk mewujudkan manajemen tersebut, dikehendaki awal kegiatan bimbingan dan konseling pada perencanaan program yang didasarkan atas penelaahan kebutuhan subjek sasaran (siswa) dan kebiasaana-kebiasaan

personil pelaksana.61

Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwasannya manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan manajemen yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi fungsi bimbingan dan konseling mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang efektif dan efesien dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di sekolah melalui pengaturan dan pemungsian semua fungsi

60Ibid.

61 Rohayu Selpiani, Skripsi: “Strategi Manajemen Bimbingan Konseling Di Sekolah Dalam Membina Kedisiplinan Di SMP 18 Bandar Lampun”.(Lampung: UIN Raden Intan, 2017), hlm. 8.

manajemen melalui koordinasi kepala sekolah dan kerjasama dari guru BK serta semua komponen sekolah.

Dengan manajemen bimbingan dan konseling yang baik diharapkan sistem bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan kegiatan bimbingan dan konseling, serta dapat menegakkan akuntabilitas bimbingan dan konseling.