• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Metode Pembelajaran

Penting untuk kita memahami pengertian dari metode pembelajaran, sebelum diuraikan lebih luas perlu kita ketahui terlebih dahulu dengan apa yang dimaksud oleh metode dan pembelajaran. tentu antara metode, pembelajaran dan metode pembeajaran mempunyai makna dan pengertian yang berbeda sehingga tidak bisa di sambung artikan begitu saja. Sehingga perlu disampaikan pengertian dari masing-masing istilah tersebut.

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang memiliki makna cara atau jalan yang ditempuh. Adapun secara istilah metode merupakan suatu sistem atau cara yang digunakan untuk menggapai sesuatu yang telah diinginkan. Seperti pendapat Nasir (1988:51), “Metode adalah cara yang digunakan untuk memahami sebuah objek sebagai bahan ilmu yang bersangkutan”. Selain itu Depatemen Sosial RI juga mengungkapkan bahwa “Metode adalah cara teratur yg digunakan utk melaksanakan pekerjaan agar tercapai hasil sesuai dgn yg diharapkan”.

Sedangkan pembelajaran dapat diartikan sebuah interaksi yang melibatkan siswa sebagai peserta didik dengan guru sebagai pendidik dan sumber belajar yang telah disediakan. Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, baik itu langsung maupun tidak langsung. Menurut Sudjana “pembelajaran ialah

setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan kegiatan interaksi yang edukatif antara guru dan peserta didik”. Sesuai juga dengan apa yang ada di Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 bahwa “Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar”.

Apabila kata metode disandingkan dengan kata pembelajaran, maka memiliki arti yang berbeda. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu sistem yang digunakan pada pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik dapat memahami, mengetahui, mempergunakan, menguasai bahan pelajaran tertentu.

Dalam makna yang lain, metode pembelajaran diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang khususnya proses belajar mengajar. Metode bisa juga diartikan sebagai prinsip prinsip yang mendasari kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang khususnya dalam proses belajar mengajar.

Selain pendapat diatas ada, beberapa pendapat juga yang tidak jauh berbeda dalam memaknai atau mendevinisikan metode pembelajaran. Adapun pendapat tersebut berasal dari Sujana, Sutikno dan Ahmadi yang peniliti kutip dari berbagai sumber tulisan.

Menurut Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan menurut Sutikno (2009: 88) menyatakan,

“Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Menurut Ahmadi (1997: 52) metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.

Sehingga dari banyaknya pendapat diatas dapat kita pahami sekali lagi bahwa metode pembelajaran adalah suatu jalan atau cara untuk mencapai kesuksesan pembelejaran yang berjalan. Yang mana apa bila pemilihan metode tersebut tepat maka pembelajaran yang disampaikan akan lebih maksimal ditangkap oleh para peserta didik.

Dalam proses pemilihan metode yang tepat tersebut maka metode pembelajaran harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip berikut ini:

1. Didasarkan pada pandangan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi bawaan tertentu dan dengan itu dia mampu berkembang secara aktif dengan lingkungannya. Hal ini mempunyai implikasi bahwa proses belajar mengajar harus didasarkan pada prinsip belajar siswa aktif. Atau lebih menekankan pada proses pembelajaran bukan proses mengajar.

2. Metode pembelajaran didasarkann pada karaktersistik masyarakat madani yaitu manusia yang bebas berekspresi dari ketakutan.

3. Metode pembelajaran didasarkan pada prinsip learning kompetensi, dimana siswa akan memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, sikap, wawasan dan penerapannya sesuai kreteria atau tujuan pembelajaran. Penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, keahlian berkarya, sikap dan prilaku berkarya dan cara-cara berkehidupan masyarakat sesuai profesinya. Proses belajar diorentasikan pada pengembangan kepribadian yang optimal dan didasarkan pada nilai-nilai ilmiah.

Dari tiga prinsip diatas maka dapat menjadi sebuah auan dalam menentukan metode pembelajaran. Karena kita telah mengetahui bahwa manusia itu dilahirkan dengan potensi, metode pembelajaran berdasarkan karakteristik masyarakat madani, dan metode pembelajaran didasarkan pada prinsip learning kompetensi.

Dalam perjalanannya ada tiga metode pembelajaran yang sangat sering digunakan dalam sebuah proses pembelajaran. walau pun kita tahu bahwa sangat banyak metode yang ada dengan gaya masing-masing namun dengan berbagai macam pertimbangan maka ada beberpaa metode yang dominan digunakan. Adapun tiga metode pembelajar tersebut adalah:

1. Metode ceramah

Metode ceramah ialah penerangan dan penuturan lisan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran disebuah kelas atau

kelompok. Dalam pelaksanaannya pengajar dapat menggunakan alat peraga atau gambar untuk membantu penyampaiannya namun tetap dititik beratkan pada berbicara.

Ada beberapa poin yang membuat metode ceramah ini wajar untuk dipergunakan, adapun poin-poin tersebut adalah:

a. Apabila guru akan menyampaikan fakta (kenyataan) atau pendapat di mana tidak terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta atau pendapat yang dimaksud.

b. Apabila guru harus menyampaikan fakta pada siswa yang besar jumlahnya dank arena besarnya kelompok maka metode-metode yang lain tidak mungkin dipergunakan.

c. Apabila guru adalah pembicara yang bersemangat dan akan merangsang siswa untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan.

d. Apabila guru akan menyimpulkan pokok yang penting yang telah dipelajari oleh siswa untuk memungkinkan siswa-siswa melihat lebih jelas perhubungan pokok yang satu dengan yang lain.

e. Apabila guru akan memperkenalkan pokok baru dalam rangka pelajaran yang lalu.

Dari beberpa poin diatas dapat dipahami bahwa metode ceramah ini digunakan untuk menyampaikan hal-hal yang perlu disampaikan langsung seperti fakta yang sulit dicari, kelompok yang terlalu besar, kesimpulan sebuah pokok bahasan dan ketika ingin memperkenalkan pokok bahasan baru. Sehingga harus disampaikan secara lisan agar tidak ada terjadi kesalah pahaman.

Tentunya dalam metode ini terdapat sebuah keuntungan ketika diterapkan oleh pendidik, adapun keuntungan tersebut sebagai berikut:

a. guru dapat menguasai seluruh arah kelas, hal tersebut karena perhatiannya akan dapat mencakup seluruh peserta didik yang ditambah lagi dala metode ceramah dominan menggunakan lisan. b. organisasi kelas akan menjadi sederhana, karena para peserta didik

hanya fokus dengan apa yang disampaikan oleh pendidik.

Metode ceramah tentunya juga tidak lepas dari kekurangan, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Adapun kekurangan tersebut adalah:

a. guru tidak dapat mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti (memahami) yang telah dibicarakan. Hal tersebut dikarenakan menyampaikan materi ajarnya secara global dan menyeluruh.

b. pada siswa dapat terbentuk konsep yang lain dari pada kata-kata yang dimaksudkan oleh guru tersebut. Hal ini terjadi ketika ada penjelasan yang tidak dimengerti peserta didik namun tidak ditanyakan kembali.

2. Latihan siap (Drill)

Metode ini ditujukan untuk memperoleh suatu ketangkasan dan keterampilan pada peserta didik. Peserta didik harus disempurnakan hasil belajarnya dengan diberikan sebuah latihan, namun perlu dilihat situasi dan kondisinya karena apabila pengajar salah menerapkannya mungkin akan terjadi kebencian dari peserta didik akan pelajaran tersebut.

Namun sebenarnya metode drill ini sangat membantu siswa untuk memahami dan mengulang-ulang kembali materi pelajaran yang telah diberikan. Dalam metode drill ini pun peserta didik akan dituntut untuk menuangkan hasil dari apa yang dia pahami ketika pembelajaran berlangsung.

Latihan siap (Drill) ini sendiri wajar digunakan untuk:

a. Kecakapan motoris, seperti penulis melafalkan, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin), permainan dan atletik.

b. Kecakapan mental, seperti dalam perkalian, menjumlah, mengenal tanda-tanda (simbol) dan sebaliknya.

c. Asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta dan sebagainya.

Tentu dalam metode ini juga terdapat beberapa kelemahan, beberapa kelemahan metode latihan siap (Drill) adalah:

a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, yang mana minat, bakat dan inisiatif siswa dianggap sebagai gangguan kemudian dikesampngkan. b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan,

perkembangan inisiatif di dalam menghadapi situasi-situasi baru dimatikan. Sehingga peserta didik melakukan penyelesaian masalah yang baru dengan cara yang statis, padahal seharusnya setiap ada masalah yang baru peserta didik dapat mereorganisasi kembali pengetahuan dan pengalamannya sesuai dengan situasi baru yang mereka hadapi.

c. Membentuk kebiasaan yang kaku, yang mana dalam metode ini peserta didik belajar secara mekanis. Dalam memberikan respon peserta didik dibiasakan memberikan secara otomatis, tanpa menggunakan inteligensi.

d. Menimbulkan verbalisme, ketika diadakan sebuah ulangan yang memunculkan soal-soal dari materi yang telah dipelajari maka mereka harus tahu, dan menghapalkan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tertentu. Peserta didik harus menjawab soal secara otomatis, karena itu maka proses belajar yang lebih realitas menjadi terdesak, dan sebagai gantinya timbullah respon-respon yang melulu bersifat vebalistis.

3. Metode tanya-jawab

Metode ini tentu mempunyai perbedaan dengan metode diskusi, walau pun sama-sama mengajukan sebuah pertanyaan. Adapun perbedaannya terletak pada:

a. Cara dan jenis pertanyaan yang dikemukakan oleh pendidik. b. Sifat partisipasi yang diharapkan dari siswa.

Dalam metode tanya-jawab, pertanyaan yang dilontarkan oleh pengajar secara umum yaitu apakahh peserta didik telah mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan, atau apakah proses pemikiran yang dipakai oleh siswa. Sedangkan dalam metode diskusi pertanyaan guru lebih diarahkan untuk merangsang siswa mempergunakan fakta yang lebih kompleks. Pertanyaan tidak

bersifat faktual. Sebab itu juga maka jawabannya tidak bersifat tunggal atau mutlak.

Ada beberapa poin yang membuat metode tanya jawab ini wajar untuk digunakan, adapun beberapa poin tersebut adalah:

a. Meninjau pelajaran yang lalu, agar siswa memusatkan lagi perhatian tentang jumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran berikutnya.

b. Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerja-sama peserta didik atau dengan perkataan lain untuk mengikut-sertakan semua peserta didik.

c. Menangkap perhatian siswa.

d. Memimpin pengamatan dan perhatian siswa.

Sebaliknya metode tanya-jawab ini akan menjadi tidak wajar untuk diterapkan apabila ditujukan untuk:

a. Menilai kemajuan siswa.

b. Mencari jawaban dari peserta didik, tetapi membatasi jawaban yang dapat diterima.

c. Memberi giliran kepada siswa tertentu saja.

Seperti metode yang lain metode tanya-jawab ini jugamempunyai kelemahan. Metode tanya-jawab ini dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan. Lebih-lebih jika siswa memberi jawaban atau mengajukan

pertanyaan yang dapat menimbulkan beberapa masalah baru dan kemudian menyimpang dari pokok persoalan atau menimbulkan pokok pembicaraan baru.

Demikian pembahasan metode pembelajaran diungkapkan kejelasannya serta telah disebutkan beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran. Bersinggungan dengan metode pembelajaran perlu diketahui bahwa dalam Islam juga mempunyai beberapa metode pembelajarannya yang sering digunakan, termasuk tiga metode yang sering digunakan seperti disebutkan diatas Islam juga menggunakan metode tersebut.

Menurut Ramayulis (2005: 215) Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama, pada masa awal pertumbuhan Islam telah menjadikan Al-Qur‟an sebagai dasar pendidikan Islam di samping Sunnah beliau sendiri.

Kedudukan Al-Qur‟an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat Al-Qur‟an itu sendiri.

Firman Allah SWT:

َه َو

آ

َأ ًْ

َش

ْل ٌَ

َع ا

َل ْي

َل

ْلا

ِن

َت

َة

ِإ

َّلّ

ِل

ُت َث

ِّي

َي

َل

ُه

ُن

َّلا

ِذ

ْخا ي

َت َل

ُف

ْى

ِف ا

ْي

ِه

َو

ُه

ًد

َو ي

َر

ْح

َو

ًة

ِّل

َق

ْى

م

ُي

ْؤ

ِه

ٌُ

َىى

ا(

ل

:لحٌ

64

)

Artinya :

“Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur‟an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (Q.S. Al-Nahl: 64).

ِم

َت

ة

َأ

ًْ

َش

ْلٌَ

ُه

ِإ

َل ْي

َل

ُه

َث

َز

ك

ِّل

َي

َّد

َّت

ُز

ْاو

َء

َيا

ِت

ِه

َو ِل

َي َت

َذ

َّم

َز

ُأ

ْو

ُل

ْاى

ا

َْل

ْل َث

ِة

:ص(

29

)

Artinya :

“Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperlihatkan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran”. (Q.S. Shad: 29).

Dapat kita pahami pelajaran-pelajaran dalam Al-Qur‟an tentunya disampaikan kepada para sahabat dengan menggunakan sebuah metode pembelajaran. seminimalnya metode yang digunakan adalah metode ceramah. Sehingga pembelajaran tersebut dapat disampaikan dengan baik.

Demikian telah kita ketahui bahwa bukan hanya di pendidikan Nasional yang menggunakan metode pembelajaran, namun juga didalam Islam telah melakukan hal tersebut dari sejak kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sangat penting mempelajari metode-metode pembelajaran untuk para pengajar secara khusus dan masyarakat secara umum.

Sebelum melanjutkan kepembahasan berikutnya perlu diketahu bahwa sebelum metode kita harus menyusun strategi, sedangkan strategi itu sendiri adalah sebuah rencana awal sebelum pembelajaran dimulai yang mana rencana-rencana tersebut harus dijalani oleh guru dan murid agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Seperti pemikiran dari J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual

tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

Selain itu juga ada teknik pembelajaran, yang biasanya digunakan dengan melihat situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Misalkan dalam suatu kelas besar seorang guru ingin menggunakan metode ceramah maka harus menggunakan teknik yang beda dengan metode ceramah yang dilaksanakan pada kelas kecil.