• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Mutu Pembelajaran

1. Pengertian Mutu Pembelajaran

Menurut Edward Sallis dalam Donni Juni Prisma mutu merupakan sebuah filosofis dan methodologis yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan, Menurut sudarwan Danim menyatakan mutu adalah mengandung makna, derajat keungulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang maupun jasa.51

Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 2013 pada pasal 1 ayat (19) menyebutkan “pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.52

Mutu pembelajaran dapat dikatakan sebagai gambaran mengenai baik-buruknya hasil yang dicapai oleh guru - peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Sekolah dianggap bermutu bila berhasil mengubah sikap, perilaku dan keterampilan peserta didik dikaitkan

50

Kementerian Pendidikan Nasional. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru: Buku 2 : Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru.Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, 2012.hal. 11-12

51

Doni Juni Prisma Rismi Somad, Manajemen Supervisi &Kepemimpinan Kepala Sekolah, hal. 11

52

Kementerian Sekretariat Negara RI. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. pasal 1 ayat (19)

dengan tujuan pendidikannya. Mutu pendidikan sebagai sistem selanjutnya tergantung pada mutu komponen yang membentuk sistem, serta proses pembelajaran yang berlangsung hingga membuahkan hasil.

Mutu pembelajaran merupakan hal pokok yang harus dibenahi dalam rangka peningkatan pendidikan. Berkenaan dengan mutu pembelajaran, guru memegang peranan utama dalam pembelajaran sebagaimanan dalam lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya dengan cara:

a. Merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir;

b. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, inovatif dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran;

c. Menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat bantu yang tersedia secara efektif dan efisien;

d. Memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan peserta didik, dan pengalaman belajar sebelumnya yang bervariasi serta kebutuhan khusus bagi peserta didik dari yang mampu belajar dengan cepat sampai lambat;

e. Memperkaya kegiatan pembelajaran melalui lintas kurikulum, hasil- hasil penelitian dan penerapannya;

f. Mengarahkan kepada pendekatan kompetensi agar dapat menghasilkan lulusan yang mudah beradaptasi, memiliki motivasi, kreatif, mandiri, mempunyai etos kerja yang tinggi, memahami belajar seumur hidup, dan berpikir logis dalam menyelesaikan masalah.53

Pembelajaran yang bermutu akan bermuara pada kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Secara sederhana kemampuan yang harus

53

Menteri Pendidikan Nasional 2007, Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Tanggal 23 Mei 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional. hal.20

dimiliki oleh guru yaitu kemampuan merencanakan pembelajaran, proses pembelajran, serta evaluasi pembelajaran.

Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran sebagaimana dalam buku Penilaian Kinerja Guru bahwa aspek-aspek yang dapat diamati adalah sebagai berikut:

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

b. Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mta pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

c. Mengembangakn materi pelajaran yang diampu secara kreatif. d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.54

Mutu pembelajaran adalah ukuran yang menunjukkan seberapa tinggi mutu interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Proses interaksi ini dimungkinkan karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Oleh karena itu, keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada guru, siswa, sarana pembelajaran, lingkungan kelas, dan budaya kelas. Semua indikator tersebut harus saling mendukung dalam sebuah sistem kegiatan pembelajaran yang bermutu.

Dalam proses pembelajaran yang bermutu terlibat berbagai input pembelajaran seperti; siswa (kognitif, afektif, atau psikomotorik), bahan ajar, metodologi (bervariasi sesuai kemampuan

54

Departemen Pendidikan Nasional, Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah , hal. 7-8

guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Mutu proses pembelajaran ditentukan dengan metode, input, suasana, dan kemampuan melaksanakan manajemen proses pembelajaran itu sendiri. Mutu proses pembelajaran akan ditentukan dengan seberapa besar mempu memberdayakan sumberdaya yang ada untuk siswa belajar secara produktif. Manajemen sekolah, dukungan kelas berfungsi mensinkronkan berbagai input tersebut atau mensinergiskan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik konteks kurikuler maupun ekstra- kurikuler, baik dalam lingkup subtansi yang akademis maupun yang non-akademis dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran.

Sehubungan dengan tugas guru, seorang guru dituntut untuk mempunyai kecakapan dan pengetahuan dasar agar mampu melaksankaan tugasnya secara profesional. Depdiknas dalam Majid menyebutkan ruang lingkup kompetensi guru terdiri tiga komponen kompetensi. Pertama, komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran, yang mencakup: penyusunanperencanaan pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar peserta didik, dan pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian peserta didik. Kedua, komponen kompetensi pengembangan potensi yang diorientasikan pada pengembangan profesi, dan ketiga, komponen kompetensi penguasaan

akademik yang mencakup: pemahaman wawasan kependidikan, penguasaan bahan kajian akademik.55

UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan empat standar kemampuan/kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Setiap guru bertanggung jawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran. Keempat kompetensi di atas apabila benar-benar dimilki oleh seorang guru maka akan dapat mewujudkan ketercapaian mutu pembelajaran.56

Dokumen terkait