• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A. Arti Penting Industri Kecil

E. Pengertian Pedagang

Pedagang merupakan orang yang berusaha dibidang produksi dan berjualan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu di dalam masyarakat dalam suasana lingkungan informal. Mereka adalah orang yang menjalankan kegiatan dalam usaha memindahkan hak atas orang lain secara terus menerus sebagai sumber penghidupannya (Irawan Bayu Swastha, 1992: 289).

Pedagang kecil pada awalnya diartikan sebagai orang yang menjual barang-barang dan jasa langsung kepada konsumen akhir bagi yang pemanfaatan yang sifatnnya perseorangan dan bukan untuk usaha. Arti sempit pedagang kecil atau pengecer adalah sebuah lembaga untuk melakukan suatu

commit to user

usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi atau non-bisnis (Irawan Bayu Swastha, 1992: 291).

Menurut Forbes (dalam Marning dan Effendi, 1985: 335-358), struktur perdagangan sektor informal dapat dilihat secara tepat dengan menggolongkan para pedagang dalam tiga kategori, yaitu:

a. Penjual Borongan (Punggawa)

Punggawa adalah istilah umum yang digunakan di seluruh Sulawesi Selatan untuk menggambarkan pihak yang mempunyai cadangan dan penguasaan modal yang lebih besar dalam perekonomian dan digunakan secara luas di kota dan di desa. Istilah punggawan ini tidak mempunyai pengertian yang tepat, namun diantara pedagang sektor informal, istilah ini dapat digunakan untuk menggambarkan para wiraswasta yang memodali dan mengorganisir barang-barang dagangan. b. Pengecer Besar

Pedagang besar adalah pedagang-pedagang besar yang mempunyai warung di pasar. Warung atau kios tersebut adalah tempat yang permanen, dalam artian bahwa bangunannya tidak berpindah-pindah, namun kekuatan penggunaan tempat tersebut tergantung pada persetujuan dan tata tertib pemerintah setempat.

c. Pengecer Kecil

Kategori pengecer kecil ini mencakup pedagang pasar yang berjualan di luar pasar, tepi jalan, maupun mereka yang menempati kios-kios di pinggiran pasar. Perbedaan dari pengecer besar adalah mereka hanya membayar sedikit saja untuk menggunakan tempat-tempat tersebut,

commit to user

tidak seperti pedagang yang memperoleh tempat yang tetap dalam pasar yang resmi.

Seperti yang disebutkan sebelumnya pedagang merupakan orang yang berusaha di bidang produksi dan berjualan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu di dalam masyarakat dalam suasana lingkungan informal. Tujuan dari kegiatan yang dilakukan tersebut adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimum.

F. Keuntungan

a. Teori Keuntungan

Menurut Lincolin Arsyad (1996:23) keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya sehingga keuntungan tergantung pada besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau seseorang.

Pemilik usaha menjalankan kegiatan usahanya untuk mencari keuntungan yang maksismum, dan keuntungan maksimum hanya akan didapat apabila pemilik usaha membuat pilihan tepat terhadap jenis barang atau jasa yang akan dijualnya.

Keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara, yang pertama keuntungan dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, keuntungan dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan di antara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya.

commit to user

Secara bentuk matematis sederhana dapat ditulis sebagai berikut : TR – TC = 䤸

Keterangan :

a. TR (Total Revenue) adalah penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya. TR = output x harga jual

b. TC (Total Cost) adalah total biaya yang dilakukan utnuk memproduksi output yang dipengaruhi oleh dua variabel biaya tetap (biaya yang dihasilkan untuk menghasilkan output hingga jumlah tertentu dengan biaya yang sama) dan biaya variabel (biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah output yang diproduksi)

c. TR harus lebih besar dari TC, dengan kata lain TR-TC harus mempunyai selisih positif, bila terjadi TR=TC, maka terjadi BEP (Break Event Point) atau tidak terjadi keuntungan maupun kerugian.

Manfaat dari analisis keuntungan menurut Lipsey et al (1995) adalah untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan sumber daya langka dengan sebaik-baiknya. Tingginya tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan digunakan sebagai parameter tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan sumber daya yang digunakan. Oleh karena itu, tujuan dari suatu perusahaan ataupun pedagang adalah untuk memaksimumkan keuntungan usahanya. Agar pedagang memperoleh keuntungan, pedagang harus dapat memaksimumkan penerimaan dan meminimumkan biaya. Besarnya penerimaan yang diperoleh dipengaruhi oleh total penjualan dan harga yang ditetapkan oleh

commit to user

pedagang. Semakin besar volume penjualan, maka semakin besar jumlah penerimaan yang diperoleh oleh pedagang.

b. Faktor-faktor yang Diduga Mempengaruhi Keuntungan Pedagang Bakpia Pathok

1) Modal Usaha

Modal Usaha mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan berhasil atau tidaknya suatu usaha yang telah didirikan. Modal dapat dibagi menjadi 2, yaitu (Suryana, 2001:36) :

a) Modal Tetap

Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam jangka waktu yang relatif lama dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah produksi.

b) Modal Lancar

Modal lancar adalah modal yang memberikan jasa hanya sekali dalam proses produksi, bisa dalam bentuk bahan-bahan baku dan kebutuhan lain sebagai penunjang usaha tersebut.

Berdasarkan fungsi kerjanya, modal dapat dibagi menjadi 2, yaitu (Riyanto, 1994:51) :

a) Modal investasi tetap, meliputi peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan usaha.

b) Modal kerja, digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari, misalnya untuk memberikan porsekot, pembelian bahan mentah, dan membayar upah tenaga kerja.

commit to user 2) Pengalaman Usaha

Pengalaman usaha dapat diartikan sebagai interaksi diri pribadi dengan lingkungan, di mana di dalamnya seseorang belajar secara aktif dan interaktif dengan lingkungan tersebut. Istilah pengalaman yang lain juga dapat diartikan sebagai hasil belajar. Pengalaman yang diperoleh seseorang meliputi 3 aspek, yaitu :

a) Pengalaman berupa pengetahuan b) Pengalaman berupa keterampilan c) Pengalaman berupa sikap atau nilai

Pengalaman berupa keterampilan dapat memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah maupun batiniah, karena keterampilan yang lebih maka seseorang akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk meningkatkan pendapatannya (Bambang Riyanto, 1994:63)

Menurut Woodworth dan Marquis yang dikutip oleh Raida Nur Hapsari (2004), dalam hal pengalaman kerja ternyata tidak hanya menyangkut jumlah masa kerja saja, tetapi lebih dari itu juga perlu diperhitungkan jenis pekerjaan yang pernah dihadapinya. Sejalan dengan bertambahnya pengalaman kerja maka akan bertambah pula pengetahuan dan keterampilan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya karena penguasaan situasi dan kondisi dalam menghadapi calon pelanggan yang bervariasi semakin baik.

commit to user 3) Waktu dagang / jam berdagang

Waktu dagang atau jam berdagang adalah curahan waktu yang diberikan oleh pedagang (pemilik dan pegawai) dalam suatu proses produksi setiap harinya.

Jones dan Bondan telah membagi lama kerja seseorang dalam satu minggu menjadi tiga kategori. Aris & Hatmaji (1985:175):

a. Seseorang yang bekerja kurang dari 35 jam perminggu, maka ia dikategorikan bekerja dibawah jam normal.

b. Seseorang yang bekerja antara 35 sampai 45 jam perminggu, maka ia dikategorikan bekerja pada jam normal.

c. Seseorang yang bekerja diatas 45 jam perminggu, maka ia dikategorikan bekerja dengan jam panjang.

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan yang telah ditempuh oleh seseorang, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), sampai dengan Sarjana.

5) Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap keuntungan pedagang. Jika jumlah tenaga kerja pada suatu usaha mencukupi, maka akan sangat membantu dalam pelayanan konsumen sehingga berimbas pada kenaikan keuntungan. 6) Tingkat Upah Tenaga Kerja

Tingkat pemberian upah kepada tenaga kerja dalam suatu kegiatan usaha pada dasarnya merupakan imbalan atau balas jasa dari para

commit to user

pemilik usaha kepada tenaga kerja atas prestasi yang telah disumbangkan dalam kegiatan usahanya. Tingkat upah tenaga kerja yang diberikantergantung pada : a) Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya. b) Peraturan undang-undang yang mengikat tentang upah minimum pekerja (UMR). c) Produktivitas marginal tenaga kerja. d) Tekanan yang dapat diberikan oleh serikat buruh dan serikat pengusaha. e) Perbedaan jenis pekerjaan. Tingkat upah yang diberikan oleh para pemilik usaha secara teoritis dianggap sebagai harga dari tenaga yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan usaha.

Dokumen terkait