• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

D. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Membahas tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sebaiknya terlebih dahulu menguraikan pengertian pembelajaran secara umum. Pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya membelajarkan peserta didik. Dalam pengertian tersebut terkandung makna bahwa dalam kegiatan pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode yang optimal untuk menggapai hasil yang diinginkan dalam kondisi tertentu.22

Senada dengan pendapat Meril yang kutip oleh Sutiah dalam buku “Teori Belajar dan Pembelajaran” bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan di mana seseorang sengaja diubah dan dikontrol dengan maksud agar dapat bertingkah laku atau bereaksi sesuai kondisi tertentu.23

Pengertian Pendidikan Agama Islam tidak dapat dipisahkan dari pendidikan pada umumnya sebab pendidikan agama merupakan bagian integral dari pendidikan umum dan Pendidikan Islam. Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.24

Langgulung dalam Muhaimin, mengemukakan bahwa Pendidikan Islam itu setidak-tidaknya tercakup dalam delapan pengertian, yaitu: al-tarbiyah al-diniyah (pendidikan keagamaan), al-ta'lim al-din (pengajaran agama), al-ta'lim al-diny (pengajaran keagamaan), ta'lim islamy (pengajaran keislaman), tarbiyah al-muslimin (pendidikan orang-orang Islam), al-tarbiyah fi al-Islam (pendidikan dalam

22Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 82.

23Sutiah, Teori Belajar dan Pembelajaran (Malang: UM Press, 2003), h. 8.

Islam), tarbiyah inda muslimin (pendidikan di kalangan orang-orang Islam), al-tarbiyah al-islamiyah (Pendidikan Islam).25

Pendidikan Agama Islam dapat diartikan berkembangnya pengertian peserta didik dalam mengembangkan, memahami, menghormati dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.26

Abdul Majid dan Dian Andatani, mengemukakan bawa Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami agama Islam seluruhnya, menghayati tujuannya, dan dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.27

Pengertian Pendidikan Agama Islam sebagaimana dirumuskan oleh Pusat Kurikulum seperti yang dikutip oleh Nasir A. Baki adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci al-Quran dan hadis melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.28

Hal ini menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan kepada Allah swt. serta berakhlak mulia dalam

25Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 36.

26 Lihat Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 21.

27Lihat Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 130-131.

28Nasir A. Baki, Metode Pembelajaran Agama Islam (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 14.

kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Berbagai pengertian tentang Pendidikan Agama Islama yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa Pendidikan Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran agama Islam berupa bimbingan dan asuhan terhadap peserta didik agar setelah menjalani proses pembelajaran peserta didik dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidup. Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) secara formal dalam kurikulum berbasis kompetensi dikatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan bertakwa serta berahlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan hadis, melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, latihan serta penggunaan pengalaman, dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persaudaraan bangsa.29

Pendidikan agama Islam memiliki tingkat urgensitas yang tinggi dan menempati tempat utama dalam lembaga pendidikan sehingga menjadi bahagian mata pelajaran yang dapat disejajarkan dengan mata pelajaran yang lain dalam berbagai tingkatan sekolah formal baik SD, SMP, SMA hingga ke Perguruan Tinggi. Namun ada hal yang sangat memiriskan bahwa alokasi waktu untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam hanya dua atau tiga jam dalam seminggu. Misalnya di tingkat Sekolah Dasar (SD) masing-masing 2 jam pelajaran untuk kelas

29Lihat Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

I, II, dan III dan masing-masing 3 jam untuk kelas IV, V, dan VI. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas jam pelajaran Bidang Studi Pendidikan Agama Islam adalah 2 jam dalam seminggu baik untuk kelas I semester 1 dan 2, untuk kelas II semester 3 dan 4 maupun untuk kelas III semester 5 dan 6.30

Meskipun alokasi waktu untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak cukup memadai, akan tetapi perlu ditekankan, bahwa pembelajaran agama Islam pada pendidikan formal tidak hanya sekedar mengajarkan ilmu agama kepada peserta didik, tetapi juga menanamkan komitmen terhadap ajaran agama yang dipelajarinya. Hal ini berarti, bahwa pendidikan agama Islam memerlukan pendekatan pengajaran agama yang berbeda dari pendekatan subjek pelajaran yang lain. Sebab di samping mencapai penguasaan terhadap perangkat ilmu agama, pendidikan agama juga menanamkan komitmen kepada peserta didik untuk mau mengamalkannya.

Di samping itu, tantangan yang dihadapi dalam Pendidikan Agama khususnya Pendidikan Agama Islam sebagai sebuah mata pelajaran adalah bagaimana mengimplementasikan Pendidikan Agama Islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik agar memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia, selanjutnya terimplementasi dalam kehidupan keseharian peserta didik. Dengan demikian, materi Pendidikan Agama Islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian peserta didik agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupannya senantiasa dihiasi dengan

akhlak yang mulia dimanapun mereka berada, dan dalam posisi apapun mereka bekerja.31

Kendala lainnya adalah lemahnya tingkat kreatifitas para pendidik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam karena sebagian besar masih menganut paradigma pembelajaran konvensionalistik, yakni pola belajar tradisional yang cenderung menjadikan peserta didik sebagai objek proses pembelajaran dan pendidik menjadi satu-satunya sumber informasi dan pengetahuan. Akibatnya akan terjadi pola belajar teacher centered di mana pendidik memonopoli segala aktivitas belajar dengan menggunakan metode yang monoton tanpa adanya improvisasi metodologi penyajian materi yang berakibat pada kurangnya minat peserta didik untuk belajar materi pendidikan Agama Islam. Pendidik juga diharapkan untuk tidak terlalu fokus pada hasil belajar (out put), atau sekedar memenuhi target administrasi sesuai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. Akan tetapi pendidik diharapkan fokus pada proses penyajian materi dengan menggunakan segala macam metode dan pendekatan yang selaras dengan materi pelajaran yang diajarkan. Kendala lainnya adalah waktu yang disediakan hanya dua jam pelajaran dengan muatan materi yang begitu padat dan memang penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya. Oleh karena itu, pembelajaran agama Islam yang diterapkan di sekolah-sekolah saat ini sebagai mata pelajaran seyogyanya bukan sekedar mengajarkan pengetahuan tentang ke-Tuhanan, tetapi meliputi penanaman nilai dan prinsip prilaku, transfer pengetahuan dan nilai, keterampilan ritual dan doktrin kehidupan sosial politik. Wilayah pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini bukan

31Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi; Konsep

sekedar afektif, kognitif, dan psikomotorik, tetapi meliputi dimensi spiritual metafisik tentang peran manusia sebagai khalifah Allah bagi kemakmuran.

Berangkat dari paparan yang dikemukakan di atas, dipahami bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah upaya membelajarkan pesert didik secara sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, dan bertakwa serta berahlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam berdasarkan sumber utamanya, yaitu kitab suci al-Quran dan hadis, melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, latihan serta penggunaan pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi pembelajaran yang ada. Jadi pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah pembelajaran yang memberkan pendidikan keagamaan yang menitik beratkan pada peningkatan kemampuan afektif (budi pekerti dan ahlak mulia dalam bertingkah laku) dan psikomotorik demi mempersiapkan dan menumbuhkan akal dan rohani peserta didik sehingga peserta didik mampu menunjukkan tingkah laku yang mencerminkan ajaran Islam.