II. KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Integratif
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari beberapa mata pelajaran ke dalam sebuah tema. Tujuan dari adanya tema ini bukan hanya untuk menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran akan tetapi juga keterkaitannya dengan konsep-konsep dari mata pelajaran lain. Sehingga setelah mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan tema tersebut anak akan menguasai kompetensi dari masing-masing mata pelajaran yang diintegrasikan. Pembelajaran tematik juga dapat diartikan sebagai pola pembelajaran mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kemahiran, nilai dan sikap pembelajaran dengan menggunakan tema.
Dalam Kurikulum 2013, pengintegrasian beberapa mata pelajaran tersebut didasari oleh dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga siswa tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Disinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada siswa seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Dari sudut pandang psikologis, siswa belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdiciplinarity maka pengkotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya. Melalui pembelajaran tematik akan tercipta sebuah pembelajaran terpadu, yang akan mendorong keterlibatan siswa dalam belajar, membuat siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan menciptakan situasi pemecahan masalah sesuai dengan kebutuhan siswa, dalam belajar secara tematik siswa akan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi. Pembelajaran tematik juga memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna, dan otentik. Pembelajaran tematik integratif berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.
Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan atau hafalan sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan stuktur intelektual anak. Teori pembelajaran tematik dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pendekatan pembelajaran tematik integratif lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing) sehingga anak dapat lebih menemukan sendiri pengalaman belajar yang bermakna (Rusman, 2012: 254). Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.
Pembelajaran tematik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, antara lain: (1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; (2) kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; (3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; (4)
membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; (5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan (6) mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain (Rusman, 2012: 257).
Selain memiliki beberapa keunggulan dari pembelajaran konvensional, pembelajaran tematik juga memiliki banyak nilai dan manfaat, diantaranya: (1) dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan; (2) siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi atau materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, (3) pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah; (4) dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat Rusman (2012: 258).
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) berpusat pada siswa; (2) memberikan pengalaman langsung; (3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; (4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; (5) bersifat fleksibel; (6) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, dan (7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (Rusman, 2012: 258) .
Dalam Kurikulum 2013 model pembelajaran untuk anak tingkat Sekolah Dasar kelas rendah yaitu kelas 1, 2, dan 3 adalah pembelajaran yang dikemas dalam bentuk tema-tema (tematik). Tema merupakan wadah atau wahana untuk mengenalkan berbagai konsep materi kepada anak didik secara menyeluruh. Tematik diberikan dengan maksud menyatukan konten kurikulum dalam unit-unit atau satuan-satuan yang utuh dan membuat pembelajaran lebih terpadu, bermakna, dan mudah dipahami oleh siswa SD/MI.
Menurut Sa’ud (2006), dengan adanya tema ini akan memberikan banyak keuntungan diantaranya: 1) siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu; 2) siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama; 3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; 5) siswa dapat lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; 6) siswa dapat lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain; 7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk remedial, pemantapan, atau pengayaan.
2.1.2 Tujuan dan Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Integratif pada