• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1. Penelitian Terdahulu

2.2.6. Teori Pendapatan

2.2.7.2. Pengertian Pendapatan Nasional

Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh seseorang maka akan terdapat dana yang dapat disisakan sebagai modal untuk menjalankan kegiatan usaha selanjutnya, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan nasional.

Beberapa penelitian tentang pendapatan nasional dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain :

1. Menurut Dumairy (1997:37)

Pendapatan nasional adalah prestasi ekonomi suatu bangsa atau negara dapat dinilai dengan berbagai ukuran agregat. Secara umum prestasi tersebut dapat diukur melalui sebuah besaran dengan istilah pendapatan nasional.

2. Menurut Sukirno (2001:34)

Pendapatan nasional adalah jumlah dari pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan dengan produksi barang dan jasa dalam satu tahun tertentu. Dalam suatu perhitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu dinamakan produk nasional netto harga-harga faktor produksi.

3. Menurut Winardi (1983:50)

Pendapatan nasional adalah keseluruhan dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian suatu negara dalam periode tertentu.

Pendapatan nasional sampai saat ini masih dianggap sebagai pilar utama penyangga politik ekonomi, artinya kearah peningkatan pendapatan nasional itulah hampir semua kebijaksanaan dibidang perekonomian difokuskan. Tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak memandang penting masalah pendapatan nasional. Untuk mengetahui arus terbentuknya pendapatan nasional/gross nasional product (GNP) dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2 : Arus Pendapatan Nasional

Produksi

Pengeluaran Pendapatan

Sumber : Rosyidi, Suherman, 2000, Pengantar Teori Ekonomi, Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro Dan Makro, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal 102.

Untuk membaca gambar tersebut diatas dapat dimulai sebelah manapun juga, sebab semuanya akan memberikan pengertian yang sama. Produksi menciptakan pendapatan. Pendapatan barang dan jasa oleh business tentu memerlukan jasa-jasa produktif dari semua faktor produksi dan dari situlah munculnya pendapatan yakni berupa balas jasa untuk semua faktor produksi. Sebab semua orang yang berpendapatan itu pasti akan mengeluarkan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa. Dan pada akhirnya pengeluaran akan menciptakan produksi, sebab pengeluaran itu tentu bertujuan untuk ditukarkan dengan alat-alat pemuas kebutuhan hidup yakni barang dan jasa. Oleh sebab itulah, business harus memenuhi pengeluaran masyarakat dengan jalan memproduksi barang dan jasa. (Rosyidi, 2000:102).

GNP (gross nasinal product) adalah nilai semua barang dan jasa yang tiap tahun dihasilkan oleh bangsa yang bersangkutan, diukur menurut harga pasar. GNP (Gross Nasional Product) merupakan alat pengukur pokok kegiatan perekonomian.

2.2..7. Teori Inflasi 2.2.7.1. Pengertian Inflasi

Inflasi menunjukkan adanya kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada sebagian besar dari harga barang-barang lain. (Boediono, 1992:155).

Disisi lain inflasi dapat ditandai dengan kenaikan harga barang-barang ekspor, dimana bila harga barang-barang ekspor naik, maka ongkos produksi dari barang-barang yang menggunakan barang-barang tersebut dalam produksinya akan naik, dan kemudian harga jualnya akan naik pula. Kenaikan harga barang-barang ekspor berarti kenaikan penghasilan eksportir (dan juga para produsen barang-barang ekspor tersebut). (Boediono, 1992:159).

Manullang (1993:11). Pengertian inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi senantiasa meningkatnya harga pada umumnya. Atau suatu keadaan dimana terjadi turunnya nilai mata uang. Inflasi terjadi karena semakin meningkatnya jumlah uang beredar dalam masyarakat.

Nopirin (2000:25). Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga barang-barang umum secara terus menerus yang disebabkan karena bertambahnya jumlah uang yang beredar yang tidak diikuti bertambahnya jumlah produksi barang-barang.

Inflasi dapat diartikan jika harga barang-barang ekspor naik, maka indeks biaya hidup akan naik pula, sebab barang-barang ini langsung masuk dalam daftar barang-barang yang tercantum dalam indeks harga. (Boediono, 1992:158).

1. Inflasi dari dalam negeri disebabkan oleh gagalnya panen raya, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara yang dibiayai dengan cara percetakan yang baru.

2. Inflasi dari luar negeri (Boediono, 1995:164).

Berawal dari naiknya harga barang impor yang mengakibatkan : a. Kenaikan harga barang luar negeri yang dijual dalam negeri

b. Menaikkan biaya produksi, yang diakibatkan oleh kenaikan harga baham baku barang yang berasal dari luar negeri

c. Akan menaikkan harga barang-barang dari dalam negeri, kenaikan tersebut berdasarkan acuan kenaikan harga barang-barang impor yang dijual didalam negeri.

Dampak Inflasi

Terjadinya inflasi dapat mengganggu stabilitas nasional, khususnya stabilitas ekonomi. Terjadinya inflasi akan memberikan dampak terhadap kegiatan ekonomi masyarakat, baik dampak positif maupun negative. Dampak-dampak tersebut antara lain :

Dampak positif inflasi :

1. Produksi bertambah karena keuntungan pengusaha 2. Kesempatan kerja bertambah

3. Pendapatan nominasi bertambah Dampak negatif inflasi :

1. Kesadaran menabung masyarakat berkurang 2. Harga barang dan jasa naik

3. Kepercayaan terhadap uang tunai berkurang

Dari definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa inflasi merupakansuatu gejala adanya kecenderungan harga-harga untuk menaik sampai batas tertentu. Dimana dalam arti yang lebih luas inflasi bukan semata-mata ekonomi tetapi juga masalah sosial, ekonomi, dan politis.

2.2.7.2. Teori Utama Dalam Inflasi 1. Teori Kuantitas

Teori kuantitas mengenai inflasi menyatakan bahwa penyebab utama dari inflasi adalah pertambahan jumlah uang beredar, dan psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga dimasa mendatang.

2. Teori Keynes

Teori Keynes mengenai inflasi menyatakan bahwa inflasi terjadi karena suatu keadaan dimana masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya. Dengan kata lain dapat diterjemahkan menjadi suatu keadaan

dimana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia.

3. Teori Strukturalis

Teori Strukturalis mengenai inflasi adalah teori inflasi "jangka panjang" karena menyoroti sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya: ketegaran yang berupa ketidakelastisan dari penerimaan ekspor yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibandingkan dengan pertumbuhan sektor-sektor lain dan ketegaran yang berkaitan dengan ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan makanan didalam negeri. Dimana produksi bahan makanan didalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan penghasilan per kapita sehingga adanya kecenderungan naiknya harga bahan makanan didalam negeri. (Boediono, 1992:167).

Dokumen terkait