• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pendidikan Akhlak

C. Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Pendidikan Akhlak

Kebutuhan manusia akan pendidikan merupakan suatu yang sangat mutlak dalam kehidupan, dan manusia tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan.

Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan secara alami merupakan kebutuhan hidup manusia, upaya melestarikan kehidupan manusia dan telah berlangsung sepanjang peradaban manusia itu ada. Ini sesuai dengan kodrat manusia yang memiliki peran lengkap dalam hidupnya yaitu sebagai makhluk individu yang perlu berkembang dan sebagai anggota

30

masyarakat di mana mereka hidup. Untuk itu, pendidikan mempunyai tugas ganda, yakni disamping mengembangkan kepribadian manusia secara individual, juga mempersiapkan manusia sebagai anggota penuh dari kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, negara, dan lingkungan

duniannya.31

Secara istilah pendidikan berasal dari kata dasar “didik”, yang artinya “memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai

akhlak dan kecerdasan pikiran”.32

Kata “pendidikan” dalam bahasa Yunani, dikenal dengan nama

paedagogos yang berarti penuntun anak. Dalam bahasa Romawi, dikenal

dengan educare, artinya membawa keluar ( sesuatu yang ada di dalam).

Bahasa Belanda menyebutkan istilah pendidikan dengan nama opvoeden,

yang berarti membesarkan atau mendewasakan. Dalam bahasa Inggris

disebut dengan istilah educate/education, yang berarti to give moral and

intellectual training artinya menanamkan moral dan melatih intelektual .33 Dari istilah-istilah dalam berbagai bahasa tersebut kemudian dapat disederhanakan bahwa ternyata pendidikan itu merupakan kegiatan yang di dalamnya terdapat: 1. proses pemberian pelayanan untuk menuntun perkembangan peserta didik, 2. proses untuk mengeluarkan atau menumbuhkan potensi yang terpendam dalam diri peserta didik, 3. proses memberikan sesuatu kepada peserta didik sehingga tumbuh menjadi besar,

31

A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam (Malang: UIN Malang Press, 2008),16.

32

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008),425

33

baik fisik maupun non-fisiknya, 4. proses penanaman moral atau proses pembentukan sikap, perilaku dan melatih kecerdasan intelektual peserta didik.34

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.35

Sedangkan secara istilah (terminologi), terdapat beberapa definisi pendidikan yang beragam, di antaranya sebagai berikut :

Pendidikan adalah bimbingan dan pertolongan secara sadar yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik sesuai dengan perkembangan

jasmaniah dan rohaniah ke arah kedewasaan,36 dan pendidikan membantu

pengembangan potensi, kemampuan dan karakteristik pribadi peserta didik

melalui berbagai bentuk pemberian pengaruh.37

Ki Hajar Dewantara, sebagaimana dikutip oleh Abudin Nata, mengartikan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditunjukkan untuk keselamatan dan kebahagiaan

34

Ibid, 16 35

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2010), Cet. I, h. 2-3

36

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 170.

37

manusia. Pendidikan adalah usaha kebudayaan, berasas peradaban, yakni

memajukan hidup agar mempertinggi derajat kemanusiaan.38

Sementara itu, Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan sebagai

“pengembangan pribadi dalam semua aspeknya”.39

Yang dimaksud pengembangan pribadi di sini adalah yang mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain (guru). Seluruh aspek mencakup jasmani, akal, dan hati. Jelasnya pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal.

Pendidikan juga diberikan melalui bimbingan, pengajaran dan latihan. Ketiga kegiatan tersebut, merupakan bentuk utama dari proses pendidikan. Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh dan terintegrasi, tetapi untuk memudahkan pengkajian dan pembahasan biasa diadakan pemilahan dalam kawasan atau domain-domain tertentu, yaitu pengembangan domain

kognitif, afektif dan psikomotor.40

Salah satu diantara ajaran Islam adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan pendidikan. Menurut Islam, pendidikan adalah juga merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

38

Abudin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), 11 39

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), 26-27.

40

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 8

Demikian pendidikan itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam

ilmu pengetahuan untuk bekal dan kehidupannya.41

Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan dengan sadar untuk menuntun, menumbuhkan, mengeluarkan dan mengembangkan potensi peserta didik baik kognitif, afektif maupun psikomotor demi mencapai sebuah tujuan.

Adapun pengertian akhlak ditinjau dari segi etimologi (kebahasaan),

kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama‟ dari bentuk mufradnya

khuluqun ٌقُلُخ yang menurut lughat diartikan budi pekerti, perangai,

tingkah laku atau tabiat.42 Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian

dengan perkataan khalqun ٌقْلَخ yang berarti kejadian, yang juga erat

hubungannya dengan kha<liq ٌقِلاَخyang berarti pencipta, demikian dengan

makhlu<qun ٌقوُلْخَه yang berarti yang diciptakan. 43

Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang

memungkinkan adanya hubungan baik antara kha<liq dengan makhluk.

Ibnu Athir menjelaskan bahwa:

“Hakikat makna khuluq itu, ialah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedang khalqu merupakan gambaran bentuk luarnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan lain

sebagainya)”. 44

41

Zaini Muchtarom, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 9

42

Zahruddin AR., Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), 1

43

H.A. Mustofa, Akhlak Tasawuf (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997),11

44

Erwin Yudi Prahara, Materi Pendidikan Agama Islam (Ponorogo: STAIN Po Press, 2009), 181.

Sedangkan secara terminologi beberapa pakar mengemukakan definisi akhlak di antaranya, Ibnu Maskawaih mendefinisikan:

Akhlak adalah jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan

perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih dahulu.”45

Imam al-Ghazali mendefinisikan:

“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuata-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbangan.”46

Sedangkan Prof. Dr. Ahmad Amin menyatakan:

“Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak

yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu,

kebiasaan itu dinamakan akhlak.”47

Berbicara tentang akhlak berarti kita berbicara tentang sifat dan kepribadian, tentang budi pekerti, sikap hidup, cara pandang dan cara

berpikir manusia.48 Jadi secara terminologi, akhlak berarti tingkah laku

seseorang yang didorong oleh sesuatu keinginan secara sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik. Seperti halnya tiga pakar dibidang akhlak di atas mereka sependapat bahwasanya akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan

perbuatan dengan mudah tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dulu.49

45

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 221

46

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Dan Karakter Mulia (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), 3.

47

Zahruddin AR., Pengantar Studi...,5.

48

Joko Suharto, Menuju Ketenangan Jiwa (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 98.

49

Tobroni dkk, Jurnal Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2012), 160

Setelah mengetahui pemaparan pengertian masing-masing dari pendidikan dan akhlak di atas maka akan bisa dengan mudah dalam perumusan definisi pendidikan akhlak.

Pendidikan akhlak adalah inti dari semua jenis pendidikan yang ada, karena pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang mengarahkan pada perilaku manusia baik lahir maupun batin sehingga menjadi manusia yang

seimbang dalam arti terhadap dirinya maupun terhadap luar dirinya.50

Pendidikan akhlak juga meningkatkan kemajuan manusia pada bidang

rohaniah, selalu menuntun pada kebajikan dan lain sebagainya.51

Dari pemaparan di atas penulis menyimpulkan bahwasanya pendidikan akhlak adalah kegiatan yang disengaja dengan tujuan untuk melahirkan pribadi yang mulia dalam kehidupan sesuai dengan perintah Allah melalui Rasul-rasulnya.

Dokumen terkait