• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

3. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good Character) berlandaskan kebajikan–kebajikan inti (core virtues) yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Kebajikan-kebajikan inti disini merujuk pada dua kebajikan fundamental dan sepuluh kebajikan esensial sebagaimana telah diuraikan di atas kebajikan fundamental yaitu rasa hormat dan tanggung jawab. Sedangkan kebajikan esensial yaitu kebijaksanaan, keadilan, ketabahan, pengendalian diri, kasih, sikap positif, kerja keras, integritas, penuh syukur, dan kerendahan hati (Saptono, 2011: 23).

Pendidikan karakter merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never ending process), sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan (continuous quality improvement), yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia masa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa (E. Mulyasa, 2013: 1-2). Pendidikan karakter yaitu suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran dan kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut (Rohinah M. Noor, 2012: 55).

13

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen pemangku kepentingan atau stakeholders harus dilibatkan; termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktifitas atau kegiatan kokurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Dengan demikian, pendidikan karakter juga bisa dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikannya dilandasi dengan karakter (Agus Wibowo, 2012: 36).

Tujuan pendidikan karakter menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011: 42-43) tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri peserta didik dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Akhmad Muhaimin Azzet (2011: 16) menyampaikan bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk setiap pribadi menjadi

14

insan yang mempunyai nilai-nilai yang utama. Insan yang mempunyai nilai-nilai yang utama ini, terutama dinilai dari perilakunya dalam kehidupan sehari-hari, bukan pada pemahamannya.

Pendidikan karakter memiliki beberapa fungsi. Menurut Endah Sulistyowati (2012: 27), pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama yaitu pengembangan, perbaikan, dan penyaring. Fungsi pertama berperan untuk mengembangkan potensi siswa yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa. Fungsi perbaikan yaitu memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi siswa yang lebih bermartabat; dan fungsi penyaring untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. Fungsi pendidikan karakter menurut Kemendiknas yaitu: 1) membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural; 2) membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; 3) membangun sikap warga negara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.

Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi: 1)

15

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; 2) membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; 3) mengembangkan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011:7).

Pendidikan karakter sangat penting diberikan karena dengan adanya pendidikan karakter, peserta didik akan mendapatkan bimbingan serta arahan dan pedoman mengenai karakter yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pentingnya pendidikan karakter juga tertera dalam tujuan dan fungsi pendidikan nasional menurut UUSPN No.20 tahun 2003 Bab 2 Pasal 3 yang berisi :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulai, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Dharma Kesuma dkk. 2011: 6).

Sebagai salah satu penunjang penanaman nilai karakter, Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional dalam publikasinya yang berjudul Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (2010) menyatakan bahwa nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa bersumber pada empat nilai yaitu nilai agama, nilai tujuan pendidikan nasional, nilai pancasila dan nilai budaya. Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut teridentifikasi

16

18 nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa yang antara lain:

1. Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri: Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokrasi: Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

17

9. Rasa ingin tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta tanah air: Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12. Menghargai prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat dan komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Cinta damai: Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan

orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

18

17. Peduli sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. (Kementrian Pendidikan Nasional, 2010: 9-10).

18 nilai pembentuk karakter bangsa ini dapat dijadikan acuan yang baik untuk diterapkan ke dalam pendidikan karakter di sekolah dikarenakan bersumber dari nilai-nilai yang menghasilkan nilai-nilai karakter yang sangat berguna dalam kehidupan manusia di lingkungannya. Pendidikan karakter yang ideal menurut Samsuri (2011: 8) yaitu pendidikan karakter hendaknya mencakup aspek pembentukan kepribadian yang memuat dimensi nilai-nilai kebajikan universal dan kesadaran kultural dimana norma-norma kehidupan itu tumbuh dan berkembang. Ringkasnya, pendidikan karakter mampu membuat kesadaran transendental individu mampu terejawantahkan dalam perilaku yang konstruktif berdasarkan konteks kehidupan di mana ia berada: memiliki kesadaran global, namun mampu bertindak sesuai konteks lokal.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan oleh manusia secara sengaja agar dapat mengembangkan nilai karakter yang baik. nilai karakter yang baik meliputi komponen pengetahuan,

19

kesadaran dan kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut yang berguna sebagai bekal dalam kehidupan manusia dalam masyarakat kelak.

Dokumen terkait