• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I Pendahuluan, Bab ini terdiri dari Latar-Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kerangka Teori,

EFEKTIFITAS MODEL PENGHIMPUNAN DANA PADA PERBANKAN SYARI’AH

B. Pengertian Penghimpunan Dana

Sebagai lembaga financial intermediary, salah satu kegiatan utama bank adalah melakukan penghimpunan dana. Secara umum penghimpunan dana dapat diartikan sebagai aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap dana yang diperoleh dari masyarakat.

Penghimpunan dana di Bank Syari’ah agak berbeda dengan yang terdapat di perbankan konvensional. Jika di perbankan konvensional hanya dikenal tiga jenis yakni: Giro, Tabungan, dan Deposito. Maka di bank syari’ah produk penghimpunan dana terbagi menjadi dua, yaitu produk dana simpanan dan produk dana investasi. Perbedaan keduanya terletak pada motif dasar nasabah.11

11

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah, (Jakarta; Zikrul Hikam, 2003). h. 93

Produk dana simpanan dibuat untuk nasabah dengan motif sebagai simpanan saja, tanpa memiliki niat untuk memperoleh return (hasil investasi) tertentu. Sedangkan produk dana investasi ditujukan bagi nasabah untuk melakukan kegiatan investasi dengan mengharapkan return tertentu.12

C. Fungsi dan Tujuan Penghimpunan Dana 1. Fungsi Penghimpunan Dana

Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. Tanpa dana yang cukup operasional bank akan terhambat, dan pada akhirnya eksistensi bank akan kehilangan fungsinya. Oleh karena itu, penghimpunan dana oleh bank berfungsi untuk:

• Penyimpan harta atau asset berharga

• Pengelola investasi yang baik (Professional Investment Manager)

• Pemenuhan kebutuhan cash out bank dalam memberikan pembiayaan

• Meningkatkan kemampuan likuiditas bank

• Melakukan perluasan usaha atau ekspansi usaha

• Penambahan sarana dan prasarana baru

• Biaya kegiatan operasional bank13

2. Tujuan Penghimpunan Dana

12

Ibid. h. 94 13

Adapun tujuan penghimpunan dana oleh bank adalah:

• Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang rendah

• Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas

tetap aman14

D. Konsep Produk Penghimpunan Dana 1. Prinsip Wadi’ah

Ada dua definisi wadi’ah yang dikemukakan oleh fuqaha. Pertama, ulama madzhab Hanafi mendefinisikan wadi’ah dengan mengikutsertakan orang lain dalam memelihara harta, dengan ungkapan yang jelas melalui tindakan maupun melalui isyarat.

Kedua, ulama madzhab Maliki, Syafi’I, dan Hambali (Jumhur Ulama), mendefinisikan

wadi’ah dengan mewakilkan orang lain untuk memelihara barang (harta) tertentu

dengan cara tertentu.15

Sedangkan menurut definisi Pedoman Standar Akuntansi, Wadi’ah diartikan sebagai titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggung jawab atas pengembalian titipan dana nasabah.16 Firman Allah SWT: 14 Ibid, h 51. 15

Sutan Remy Sjahdeni, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999). H. 55

16

نءﺎﻓ

ﻜ ﻦ أ

يﺬ ا دﺆ ﻓ ﺎ

ﻪ ر ﷲا ﻖ و ﻪ ﻨ أ ﻦ ؤا

)

ةﺮﻘ ا

:

283

(

Artinya: “Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah

yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah

Tuhannya”. (Al-Baqoroh 2:283)

Wadi’ah dibagi atas wadi’ah yad dhamanah dan wadi’ah yad amanah:

a. Wadi’ah yad dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan ke

penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan.17

b. Wadiah yad amanah adalah penerima titipan yang selama belum dikembalikan

ke penitip, penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip.18

Rukun Wadi’ah

a. Barang yang dititipkan b. Orang yang menitipkan c. Orang yang menerima titipan d. Ijab Qobul

17

Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari’ah, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005). h. 21

18

Prinsip-prinsip di atas dikembangkan berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:19

a. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung bank, sedang pemilik dana tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai suatu insentif.

b. Bank harus membuat akad pembuatan rekening yang isinya mencakup izin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan lain yang disepakati selama tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah.

c. Terhadap pembukaan rekening ini bank dapat mengenakan pengganti biaya administrasi untuk sekedar menutupi biaya yang benar-benar terjadi.

d. Ketentuan lain yang berkaitan dengan rekening giro dan tabungan tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah.

2. Prinsip Mudharabah

Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian dimana pihak

pertama (Shahibul mal) menyediakan dana dan pihak kedua (Mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nisbah porsi bagi hasil yang telah disepakati bersama. Jika rugi Shahibul mal akan kehilangan dana investasinya, sedangkan mudhorib kehilangan waktu atas hasil kerja keras dan

managerial skill selama proyek berlangsung.

19

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006). h. 108

Firman Allah SWT:

نﻮﻜ ﺳ نأ

ﻦ نﻮﻐ ضرﻷا ﻰﻓ نﻮ ﺮ نوﺮﺧاءو ﻰ ﺮ ﻜﻨ

ﺳ ﻓ نﻮ ﻘ نوﺮﺧاءو ﷲا ﻓ

ﷲا

)

ﺰ ا

:

30

(

Artinya: “Allah mengetahui bahwa akan ada diantara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan

orang-orang yang berperang dijalan Allah”. (Al-Muzammil 73:20)

Hadist Nabi:

“Dari Suhaib r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tiga perkara di dalamnya

terdapat keberkahan (1) menjual secara kredit, (2) Muqaradhah (nama lain dari

Mudharabah), (3) mencampurkan tepung dengan gandum untuk kepentingan rumah dan

bukan untuk dijual. (HR. Ibnu Majah)

Rukun Mudharabah

a. Pelaku (pemilik modal maupun pelaku usaha) b. Objek Mudharabah (Modal dan kerja)

c. Persetujuan kedua belah pihak (Ijab-Qobul) d. Nisbah (Keuntungan)20

Berdasarkan kewenangan pengelolaan dananya, prinsip mudharabah dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Mudharabah Mutlaqoh

20

Penerapan mudharabah mutlaqoh dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana yaitu: tabungan mudharabah dan deposito

mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam

menggunakan dana yang dihimpun. Ketentuan umum:

a. Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata-cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian kerugian secara risiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana, yang dicantumkan dalam aqad.

b. Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti penyimpanan. Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan deposito kepada deposan.

c. Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai dengan perjanjian yang disepakati, namun tidak diperkenankan mengalami saldo negative.

d. Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. Deposito yang diperpanjang, setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi bila akad sudah dicantumkan perpanjangan otomatis, maka tidak perlu dibuat akad baru.

e. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan deposito atau tabungan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan syari’ah.21

21

Himpunan Ketentuan Perbankan Syari’ah Indonesia Februari 2005- April 2006 Bank Indonesia, Nomor: 7/46/PBI/2005 Bab II Pasal 5 (Jakarta: Direktorat Perbankan Syari’ah, 2005)

2. Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet

Jenis Mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Karakteristik jenis simpanan ini:

a. Pemilik dana wajib menetapkan syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank. b. Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata-cara

pemberitahuan keuntungan.

c. Sebagai tanda bukti simpanan, bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib memisahkan dana dari rekening lain.

d. Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimnpanan deposito kepada deposan22

3. Mudharabah Muqoyyadah off Balance Sheet

Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana shahibul mal langsung kepada pelaksana usahanya, dimana bank bertindak sebagai perantara yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksana usahanya.

Karakteristiknya:

a. Sebagai tanda bukti simpanan, bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib memisahkan dana dari rekening lainnya. Simpanan khusus dicatat pada pos tersendiri dalam rekening administrative

22

b. Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak yang diamanatkan oleh pemilik dana

c. Bank menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak. Sedangkan Antara pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil 23

D. Produk - produk Penghimpunan Dana

Dokumen terkait