• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Penilaian Berbasis Kelas

Dalam dokumen Evaluasi Pembelajaran (Halaman 82-86)

P

enilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan suatu proses pengumpulan pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran di bawah kewenangan guru di kelas. PBK mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.

Dengan demikian PBK tidak lain adalah sebuah pradigma, pendekatan, pola, dan sekaligus sebagai komponen utama dalam penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Ada empat komponen KBK yang satu sama lain saling terkait erat, yaitu: kurikulum dan hasil belajar, penilaian berbasis kelas, kegiatan belajar mengajar, dan pengelolaan kurikulum berbasis kelas.

1Secara umum sumber penulisan pada Bab ini berasal dari buku-buku terbitan Diknas, antara lain: Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Diknas), 2002; Penilaian Berbasis Kelas (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Diknas), 2002; Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam (Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum Dijend Pendidikan

Sebagai kurikulum yang berbasis kompetensi maka sasaran utamanya adalah bagaimana agar kompetensi dari hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai dengan indikator-indikator keberhasilan belajar. Dengan demikian penilaiannya pun lebih menekankan kepada sejauh mana kompetensi belajar telah tercapai melalui segenap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itulah evaluasi atau penilaian berbasis kelas yang dimaksudkan hanya mungkin dilakukan pada penyelenggaraan pendidikan yang berbasis kompetensi, yaitu suatu pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan.

Dikatakan sebagai penilaian berbasis kelas karena penilaian yang dilaksanakan adalah untuk memperoleh informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar terselenggara. Jadi PBK merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan.

PBK menggunakan arti penilaian sebagai “assessment”, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan pembelajaran. Data atau informasi dari penilaian di kelas ini merupakan salah satu bukti yang digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan. PBK merupakan bagian dari evaluasi pendidikan karena lingkup evaluasi pendidikan secara umum jauh lebih luas dibandingkan PBK, seperti dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini yang menunjukkan bahwa PBK berada pada lingkup evaluasi pendidikan pada umumnya.

Dapat dikatakan bahwa penilaian berbasis kelas merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi mengenai

hasil belajar siswa pada tingkat kelas dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian dengan pelaksanaan yang berkelanjutan, dan disertai dengan bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Karena itulah PBK mengindentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar pada tingkat kelas yang dituangkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang jelas mengenai standar yang harus dan telah dicapai yang disertai dengan peta kemajuan belajar siswa berdasarkan tingkat pencapaian prestasi siswa.

Jadi, PBK mencakup kegiatan pengumpulan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi tersebut. Pengumpulan informasi dalam PBK dapat dilakukan dalam suasana resmi maupun tidak resmi, di dalam atau di luar kelas, menggunakan waktu khusus atau tidak, misalnya untuk penilaian aspek sikap/nilai dengan tes atau non tes atau terintegrasi dalam seluruh kegiatan pembelajaran (di awal, tengah, dan akhir). Di sekolah sering digunakan istilah tes untuk kegiatan PBK dengan alasan kepraktisan, karena tes sebagai alat ukur sangat praktis digunakan untuk melihat prestasi siswa dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditentukan, terutama aspek kognitif.

Bila informasi tentang hasil belajar siswa telah terkumpul dalam jumlah yang memadai, maka guru perlu membuat keputusan terhadap prestasi siswa:

1. Apakah siswa telah mencapai kompetensi seperti yang telah ditetapkan?

2. Apakah siswa telah memenuhi syarat untuk maju ke tingkat lebih lanjut?

3. Apakah siswa harus mengulang bagian-bagian tertentu? 4. Apakah siswa perlu memperoleh cara lain sebagai pendalaman

(remedial)?

5. Apakah siswa perlu menerima pengayaan (enrichment)? 6. Apakah perbaikan dan pendalaman program atau kegiatan

pembelajaran, pemilihan bahan ajar atau buku ajar, dan penyusunan silabus telah memadai?

ketepatan jenis penilaian untuk menilai keberhasilan atau kegagalan siswa . Teknis penilaian yang dibuat oleh guru harus memenuhi standar validitas dan reliabilitas, agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk itu, kompetensi profesional bagi guru merupakan persyaratan penting. PBK yang dilaksanakan oleh guru, harus memberikan makna signifikan bagi orang tua dan masyarakat pada umumnya, dan bagi siswa secara individu pada khususnya, agar perkembangan prestasi siswa dari waktu ke waktu dapat diamati (observable) dan terukur (measurable). Di samping itu, sebagaimana hakikat evaluasi pendidikan pada umumnya, maka pelaksanaan PBK pun diharapkan dapat:

1. Memberikan umpan balik bagi siswa mengenai kemampuan dan kekurangannya, sehingga menumbuhkan motivasi untuk memperbaiki prestasi belajar pada waktu berikutnya;

2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar siswa, sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remediasi untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan perkembangan, kemajuan dan kemampuannya;

3. Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajarannya di kelas apabila terjadi hambatan dalam proses pembelajaran;

4. Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan, walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda antara masing-masing individu;

5. Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada masyarakat tentang efektivitas pendanaan, sehingga mereka dapat meningkatkan partisipasinya di bidang pendidikan secara serius dan konsekwen. Dilihat dari pola pelaksanaannya, dapat dikatakan bahwa PBK merupakan suatu tagihan yang diminta guru kepada siswa terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.

Tagihan-tagihan tersebut terdiri atas beberapa jenis, antara lain: 1. Kuis. Bentuknya berupa isian singkat dan dapat menanyakan hal-hal yang prinsip. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 5-10 menit. Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan

pelajaran oleh siswa. Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman.

2. Pertanyaan Lisan. Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip atau teorema. Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman.

3. Ulangan Harian. Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran satu kompetensi dasar. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi dan analisis.

4. Ulangan Blok. Ulangan Bok adalah ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Tingkat berpikir yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan evaluasi.

5. Tugas Individu. Tugas individu dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan kliping, makalah, dan yang sejenisnya. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, sampai sintesis dan evaluasi.

6. Tugas Kelompok. Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan salah satunya adalah uraian bebas dengan tingkat berpikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.

7. Responsi atau Ujian Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Ujian response bisa dilakukan di awal praktik atau setelah melakukan praktik. Ujian yang dilakukan sebelum praktik bertujuan untuk mengetahui kesiapan siswa melakukan praktik dilaboratorium atau di tempat lain, sedangkan ujian yang dilakukan setelah praktik, tujuannya untuk mengetahui kompetensi dasar praktik yang telah dicapai siswa dan yang belum.

8. Laporan Kerja Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Peserta didik antara lain bisa diminta mengamati suatu gejala dan melaporkannya.

Dalam dokumen Evaluasi Pembelajaran (Halaman 82-86)

Dokumen terkait