• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan merupakan tempat menemukan informasi dan ilmu pengetahuan berupa buku-buku yang dibutuhkan oleh pengguna. Menurut Reitz dalam Hasugian (2009, 70) mengemukakan bahwa :

Terminologi perpustakaan dalam bahasa inggris adalah library.Istilah library berasal dari kata liber yang berarti buku.Dari istilah itu terbentuklah istilah librarius yang artinya tentang buku. Dalam bahasa Greek dan Romance istilah yang bersesuain adalah Bibliotheca. Dari istilah ini maka dalam bahasa belanda perpustakaan disebut Bibliotheek ,dalam bahasa Jerman disebut Bibliothek, bahasa Perancis Bibliotheque, dan pada bahasa Spanyol Bibliotheca, serta dalam bahasa portugis juga disebut Biblitheca. Akan tetapi semua istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani dari kata Biblia yang juga artinya adalah tentang buku, kitab. Oleh karena, Bible diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Alkitab.

Pengertian perpustakaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007, ) “Tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunan koleksi buku”.

Dari pengertian tentang perpustakaan di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan adalah Biblia yang artinya tentang buku di suatu gedung, ruang, yang disediakan untuk pemeliharan.

2.2 Audio Visual

Corea (1993, 86) mengemukakan menyatakan bahwa “Audio adalah sesuatu yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan jarak 15 Hz hingga 20.000 Hz.”

Sedangkan Dalam KamusBesar Bahasa Indonesia (2005, 1706) Mengemukakan bahwa “Visual adalah sesuatu yang berkenaan dengan penglihatan ; dapat dilihat dengan indera.”

Sehubungaan dengan hal di atas Lismurtini (2013) mengemukakan bahwa:

Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.

Sedangkan Dalam Pedoman Teknis Pengembangan Koleksi Layanan Perpustakaan Nasional R.I (2002, 17) dikemukakan bahwa “koleksi Audiovisual

adalah Semua bentuk bahan pustaka yang bisa didengar dan dilihat.”

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Audio-visual adalah sesuatu yang dapat didengar atau dilihat..Dalam pengertian yang lebih khusus koleksi Audio-visual adalah semua bahan pustaka yang dapat dilihat oleh panca indera (media gambar) atau yang dapat didengar (media suara) dan yang dapat dilihat serta didengar (media video).Contohnya seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar, seperti kaset, audio visual, mikrofilm, mikrofis, piringan hitam, video kaset, dan CD-ROM.

Menurut Daryanto (1985, 204) ada beberapa kentungan dan kelemahan dalam koleksi Audiovisual sebagai berikut:

Keuntungan:

1. Menghemat tempat penyimpanan jika dibandingkan dengan buku atau majalah yang memerlukan tempat yang lebih besar.

2. Melindungi bahan aslinya karena bahan kertas sangat terbatas ketahananya.

3. Biaya cetak jenis ini lebih mudah dijangkau (murah) jika dibandingkan dengan dokumen yang sudah tua dan mahal.

4. Bahan-bahan ini mudah pengirimannya, lebih ringan.

Kelemahan:

1. Pemakaian yang kurang hati-hati menyebabkan kleksi audio visual ini cepat rusak dan biaya perbaikannya cukup tinggi.

2. Lebih cepat melelahkan mata dalam penggunaannya/pembacaannya.

3. Diperlukan seorang operator yang betul-betul mengetahui penggunaaan koleksi audiovisual.

4. Perpustakaan harus memiliki hardware yang dapat membaca software yang harganya relatif mahal.

5. Peminjaman software (koleksi audiovisual) harus bisa mengusahakan hardwarenya.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa media Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar yang dapat dilihat dan didengar oleh panca indra. Audio visual memiliki keuntungan dan kelemahan, Keuntungan dari koleksi Audiovisual yaitu dari ruang penyimpanan, ketahanan koleksi, biaya cetak yang lebih murah dan lebih mudah digunakan. Sedangkan kelemahannya adalah penggunaanya harus diperhatikan, lebih cepat melelahkan mata dibandingkan dengan bahan tercetak dan memerlukan perangkat tambahan dalam pengunanya.

Menurut buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan

Perguruan Tinggi (1999,11-12) Bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu :

1. Tercetak

a. Buku/Monograf b. Bahan Bukan Buku c. Terbitan berkala/berseri

Terbitan berkala/terbitan berseri adalah terbitan yang diterbitkan terus- menerus dengan jangka waktu/kala terbit tertentu.Terbitan seperti ini dapat berupa harian, mingguan, bulanan, dan sebagainya.Yang termasuk dalam bentuk ini adalah surat kabar, majalah dan terbitan lain yang mempunyai kala terbit tertentu.

d. Peta e. Gambar

f. Brosur, pamphlet, booklet, dan lain-lain g. Makalah

Terbitan ini mempunyai nilai sementara, tidak diolah sebagaimana bahan pustaka lainnya.

2. Tidak tercetak

a. Rekaman gambar, misalnya film, CD(compact Disc), microfilm, dan Microfis.

b. Rekaman suara, misalnya piringan Hitam, CD dan kaset

c. Rekaman data magnetik/digital, missal nya dalam bentuk disket, CD dan pangkalan data

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa bentuk koleksi perpustakan ada dua tercetak dan tidak tecetak, bahan buku yang tercetak adalah buku dan bahan bukan buku seperti terbitan berseri, peta, gambar, brosur dan makalah sedangkan koleksi bahan yang tidak tercetak seperti rekaman gambar, rekaman suara dan rekaman data magnetik/digital.

Menurut buku Pengatalogan Bahan Bukan Buku Khusus Bahan Audio Visual (2003,2) jenis koleksi Audio Visual (bahan bukan buku) yaitu sebagai berikut :

1. Map

9. Machine-readable data file

Junaedi (1997, 27), mengemukakan bahwa jenis dan macam koleksi pandang dengar (audio-visual), adalahsebagai berikut:

a. Kaset Audio: kaset Analog, kaset Video, Piringan Hitam (PH), Open Rel, CPAudio, adalah koleksi audio visual yang hanya menampilkan suara, baik suaramanusia atau suara alunan nada/musik dan lain sebagainya.

b. Kaset Video: MDU (Master), Video High 8 mm, VHS Video, Betamax, VCD(Video Casette Digital), DVD (Digital Video Disk), adalah jenis koleksi audiovisual yang sudah disempurnakan dari jenis kaset audio. Jenis koleksi inimempunyai kelebihan yaitu dapat didengar dan dilihat, dan informasi akan maksimal diterima.

c. Piringan Hitam, adalah jenis koleksi audio visual yang hanya menampilkaninformasi suara. Media jenis ini bisa dikatakan media informasi audio, sepertihalnya dengan kaset.

d. CD-ROM, adalah Perangkat keras yang di dalamnya terdapat programprogramyang telah ter-install, dan berfungsi untuk membaca CD.

e. Slide, adalah media atau bentuk fisik rekaman gambar yang hanya dapat dilihatsaja.

f. Disket, adalah jenis koleksi audio visual yang sama dengan CD, tapi biasanyainformasi di dalam disket berupa informasi berbentuk tulisan saja, sebabdisket tidak dapat menampilkan informasi gambar, dikarenakan memori yangdimiliki disket cenderung sedikit sedikit. File dokumen non printing sendiri dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. File dokumen yang dapat didengar saja. Contoh : kaset, piringan hitam, reel to reel, CD

2. File dokumen yang dapat dilihat sajaContoh : slide, film bisu, mikrofilm, mikrofish, transparansi, peta, globe,foto, file

3. File dokumen yang dapat didengar dan dilihatContoh : film suara, video, film strip, slide bersuara.File dokumen diperlukan untuk dokumentasi agar dapat berpacudengan cepat seiring banyaknya

dokumen cetak menjadi bentuk non cetak akanlebih efektif dan efisien.

Jenis koleksi audio visual diatas tidak diletakaan sembarangan koleksi tersebut memiliki media penyimpanan khusus.

Menurut Buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999,25) mengemukakan bahwa :

Pustaka bukan buku, misalnya peta, bahan audio visual, disket, CD dan lain-lain ditempatkan pada tempat khusus sesuai dengan jenis bahan tersebut. Ada yang ditempatkan di map khusus dan dijajarkan dilemari arsip (filing cabinet) atau ditempatkan dalam kotak khusus yang dibuat untuk menyimpan bahan-bahan tersebut. Untuk memudahkan penelusuran, masing-masing map atau kotak diberi label yang memuat deskripsi bibiliografi pustaka yang bersangkutan. Apabila dana mencukupi bahan-bahan bukan buku sebaik nya disimpan dalam ruagam yamg menggunakan alat pendingin (AC).

2.3 Pemanfaatan

Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna.. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 711) dinyatakan bahwa “Pemanfaatan mengandung arti, proses, cara, perbuatan memanfaatkan.”

Menurut Handoko yang dikutip oleh Handayani (2007, 28) bahwa dari segi pengguna pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal meliputi:

1. Kebutuhan, Yang dimaksud kebutuhan dalam pernyataan ini adalah kebutuhan informasi.

2. Motif, Motif merupakan suatu yang meliputi semua penggerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

3. Minat, Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Faktor eksternal meliputi:

1. Kelengkapan koleksi, Banyaknya koleksi yang dapat dimanfaatkan informasinya oleh pengguna.

2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna, Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecepatan dan ketepatan mereka memberi layanan.

3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.

Sehingga dapat diketahui bahwa pemanfaatan merupakan suatu proses, cara, ataupun perbuatan untuk memanfaatkan sesuatu yang dibutuhkan. Dengan kata lain pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah cara untuk memanfaatkan bahan pustaka yang ada pada suatu perpustakaan. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kebutuhan terhadap informasi, alasan pengguna dan kecenderungan hati pengguna terhadap informasi yang dibutuhkan.

Beberapa hal teresebut dapat tercapai dengan baik didukung oleh ketersediaan informasi ketrampilan pustakawan dalam melayani dan ketersediaan fasilitas dalam temu kembali.Sebagai pusat pemanfaatan informasi perpustakaan harus mampu menyebarluaskan informasi kepada pengguna sehingga tujuan pemanfaatan koleksi perpustakaan dapat tercapai.

2. 4Pemanfaatan Audio Visual

Pemanfaatan koleksi adalah mendayagunakan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dan jasa informasi yang tersedia.Pembinaan koleksi perpustakaan merupakan salah satu dari kegiatan kerja pelayanan teknis yang harus dilakukan perpustakaan dalam usahanya untuk memberikan pelayanan informasi kepada para pengguna perpustakaan demi tercapainya tujuan perpustakaan yaitu menyajikan jenis informasi dalam menambah ilmu pengetahuan yang digunakan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan atau penelitian yang sedang dilakukan oleh pengguna. Menurut Jerold E. Kemp yang dikutip oleh Pribadi (1996, 10) Tujuan dari media Audiovisual adalah:

1. Memotivasi (to motivate)

2. Menyampaikan informasi (to inform) 3. Maksud Pengajaran (to instruct)

Adapun tujuan penyelenggaraan layanan audiovisual dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 90) adalah:

1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendididkan, pengajaran, penelitian, dan rekreasi.

3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan.

4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka audiovisual disamping bahan bacaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan audiovisual adalahpelayana yang menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penilitain dan juga rekreasi. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas yang ada di perpustakaan khususnya audio visual untuk meningkatkan kulitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan agar lebih mudah di paham pengguna perpustakaan danmeningkatkan daya ingat pengguna dengan bahan audio visual disamping bahan bacan Karena audio visual lebih mudah diingat karna menampilkan gambar

dan suara atau video.

Dalam memanfaatkan koleksi Audio-Visual memerlukan sarana pendukung, karena pemanfaatan koleksi audio-visual berbeda dengan pemanfaatan jenis koleksi perpustakaan lainnya.

Dalam VISI PUSTAKA Volume 3 Nomor 2Desember (2001, 2) Adapun peralatan standard yang perlu disediakan perpustakaan dalam penggunaan koleksi Audio-visual adalah sebagai berikut:

1. Pemutar videocassette (3/4- dan 1/2-inch VHS, PAL dan SECAM)

2. Pemutar videodisc (baik stand-alone maupun dengan komputer-interactive);

3. Pemutar DVD (Digital Versatile Disc);

4. Slide/tape synchronized viewers;

5. Pemutar audiocassette;

6. Pemutar audio compact disc (CD);

7. Komputer Macintosh dan IBM dengan CD-ROM drives.

8. Akan lebih baik dan lengkap lagi jika terdapat sambungan Internet (termasuk di dalamnya web browsers dengan fasilitas plug-in/play untuk mengakomodasi banyaknya situs multimedia saat ini).

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pemanfaatan koleksi Audiovisual adalah pendayagunaan sumber informasi audiovisual yang terdapat padaperpustakaan dan jasa informasi audiovisual yang tersedia yang bertujuan untuk memotivasi dan menyampaikan informasi dengan maksud pengajaran kepada pengguna. Pemanfaatan audio visual memerlukan sarana pendukung tidak seperti koleksi perpustakaan yang

lain nya cotohnya buku yang dapat langsung dilihat dan dibaca untuk kebutuhan informasi pengguna.

BAB III

Pembahasan

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Perpustakaan USU didirikan pada tahun 1970.Kemudian perpustakaan ini menjadi perpustakaan sentral yang dimulai dengan bergabungnya sejumlah perpustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang diresmikan pada tanggal 2 Nopember 1987 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.Bila ditelusur kembali sejarah USU, perpustakaan pertama didirikan di lingkungan USU adalah Perpustakaan Fakultas Kedokteran (1952) dan kemudian disusul oleh Perpustakaan Fakultas Hukum (1954).Ketika itu USU masih merupakan sebuah Yayasan yang kemudian diserahkan kepada pemerintah serta diresmikan sebagai Perguruan Tinggi Negeri ke tujuh di Indonesia pada tanggal 20 Nopember 1957.

Perpustakaan USU menempati sebuah gedung berlantai empat dengan luas sekitar 6.090 m2 yang terletak di tengah-tengah kampus. Setelah USU berubah status mejadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN), selanjutnya menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dan sekarang ini menjadi PTN-BH sesuai dengan PP No. 16 Tahun 2014. Pasal 49 ayat 1 PP 16 Tahun 2014 menyatakan bahwa perpustakaan berkedudukan sebagai unsur penunjung yang menyelengarakan pelayana sumber informasi keilmuan USU. Sejak tahun 2006, perpustakaan layanannya dengan membuka perpustakaan cabang fakultas untuk mendekatkan koleksi dengan pengguna dan juga dimaksudkan untuk menambahkan kapasitas daya tampung gedung perpustakaan. Dimana mendatang, perpustakaan akan terus membuka Perpustakan Universitas Cabang pada fakultas yang belum memiliki perpustakaan. Luas gedung/ruangan seluruh Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas adalah 1.622 m2, dengan demikian luas seluruh

ruangan perpustakaan adalah 7.712 m2 dan jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa sekarang ini rasionya adalah 1 : 0,17 m2. Rasio ini di bawah standar yang ditentukan oleh Dikti yaitu 1 : 0,5 m2. Sehubungan dengan itu penambahan luas gedung perpustakaan menjadi suatu yang mendesak dilakukan saat ini atau di masa yang akan mendatang.

Pada bulan September 2014 telah dibuka Perpustakaan Cabang Fakultas Ekonomi yang pengelolaannya langsung dan terintegrasi dengan Perpustakaan Universitas.Pembukaan Perpustakaan Cabang Fakultas Ekonomi ini berdasarkan permintaan dari Pimpinan Fakultas. Hingga saat ini kegiatan pengelolaan masih berlangsung terutama untuk rekatalogisasi dan input data ke database koleksi

Perpustakaan Universitas. Hingga sekarang ini ada 11 (sebelas) Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas, adapun kesebelas perpustakaan tersebut terdiri dari: (1) Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum yang mulai beroperasi pada akhir tahun 2006, (2) Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas MIPA yang mulai beroperasi pada awal tahun 2007, (3) Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kedokteran Gigi dimulai beroperasi awal tahun 2008, (4) Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kedokteran mulai beroperasi bulan Agustus 2008, (5) Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kesehatan Masyarakat mulai beroperasi pada bulan Desember 2008, (6) Perpustakaan Cabang Fakultas Keperawatan mulai beroperasi pada awal tahun 2011, (7) Perpustakaan Cabang Fakultas Farmasi mulai beroperasi pada Januari 2012, (8) Perpustakaan Cabang Fakultas Ilmu Budaya beroperasi Juni 2012, (9) Perpustakaan Cabang Fakultas Psikologi, (10) Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Pertanian beroperasi Nopember 2012, dan (11) Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Ekonomi. Perlu dijelaskan bahwa masih ada 2 (dua) Fakultas dan Sekolah Pascasarjana yang perpustakaannya belum terintegrasi dengan Perpustakaan Universitas, yaitu Fakultas Teknik dan Fakultas ISIP.

Gedung Perpustakaan Universitas dikelilingi areal taman dan parkir seluas sekitar 4 Ha. Gedung Perpustakaan Universitas sekarang ini hanya dapat menampung sekitar 750 orang pembaca dalam waktu yang bersamaan.Pada masa kuliah (Agustus s.d. Desember dan Februari s.d. Juni) Perpustakaan biasanya sangat ramai sehingga daya tampung ruangan tidak mencukupi.Sedangkan seluruh Ruangan Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas hanya dapat menampung sekitar 298 orang. Dengan demikian total daya tampung ruangan perpustakaan di USU adalah 1.048 orang. Jumlah daya tampung ini masih jauh di bawah standar pelayanan yang ditetapkan Dikti, idealnya dengan jumlah mahasiswa sekitar 46.424 orang, maka daya tampung ruangan perpustakaan yaitu sekitar 2.321 orang.

Untuk memperluas daya tampung pengguna dan koleksi perpustakaan yang terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan, maka sejak tahun 2007 telah dimulai pembangunan Gedung Perpustakaan Unit II seluas 6.323 m2 daridana bantuan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan anggaran tahun jamak (multi years), namun sejak tahun 2009 hingga sekarang lanjutan pembangunan gedung tersebut tidak mendapat pendanaan, sehingga terlihat pembangunan Gedung Perpustakaan Unit II terbengkalai. Padahal gedung ini memiliki arsitektur yang sama dengan Gedung Perpustakaan Unit I, yang kemudian direncanakan akan dihubungkan dengan jembatan penghubung antar lantai, sehingga kedua gedung terhubung dan terintegrasi dalam pelayanan.

Sehubungan dengan surat Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti No.

3086/D4/SP/2016 tanggal 14 Oktober 2016 tentang pendataan Gedung/Bangunan Dalam Penyelesaian (KDP), maka Perpustakaan telah mengajukan usulan lanjutan pembangunan Gedung Perpustakaan Unit II kepada Rektor USU melalui surat No.

663/UN5.4.1/PSS/2016 tanggal 20 Oktober 2016 dan untuk selanjutnya diusulkan ke Kemenristek Dikti

Dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya Perpustakaan mengalami perkembangan pesat khususnya sejak dua puluh lima tahun terakhir. Sejak tahun 1991, Perpustakaan mulai melakukan perubahan mendasar dalam berbagai aspek pelayanannya dengan menerapkan manajemen baru untuk memberdayakan sivitas akademika USU. Perpustakaan benar-benar berorientasi pada kepentingan mahasiswa sebagai pelanggan utama USU. Prinsip kewirausahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan dijadikan sebagai filosofi penyelengaraan pelayanan. Sejak tahun 2011 Perpustakaan Universitas mengalami penurunan pagu anggaran yang disediakan oleh Univeristas, dari sebelumnya sekitar 10 miliar dan terus mengalami penurunan hingga tahun 2015 menjadi 3,4 miliar. Penurunan besaran anggaran ini berdampak kepada penurunan performa perpustakaan. Akan tetapi tahun 2016 perpustakaan mendapatkan pagu anggaran yang lebih besar dari tahun sebelumnya menjadi 9,99 miliar tidak termasuk gaji PNS dengan persentasee kenaikan sekitar 191%. Anggaran tersebut bersumber dari Non-PNBP dan BPPTN.

Perpustakaan sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma Perguruan Tinggi memiliki peranan yang besar dalam mendukung misi dan tujuan USU sebagai pusat pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, pusat pendidikan yang mampu bersaing secara global dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja, penelitian yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta sebagai pusatkonsultasi dan rujukan bagi dunia usaha/industri. Berkaitan dengan itu, Perpustakaan terus berupaya untuk menyelaraskan peranannya dalam mengikuti dinamika perkembangan USU.

3.2 Visi dan Misi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Visi

“Menjadi suatu perpustakaan pendidikan tinggi terkemuka dalam pelayanan terhadap sivitas akademikanya “.

Misi

“Menyediakan akses terhadap informasi dan layanan informasi secara tepat waktu, tepat guna dan efektif untuk mendukung fungsi Tri Dharma Universitas Sumatera Utara melalui pengadaan dan penyediaan bahan pustaka serta membantu mahasiswa dan tenaga pendidik, sehingga menjadi terampil dalam menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan mereka”.

3.3 Tujuan Perpustakaan

Bedasarkan Visi dan Misi tersebut Tujuan Perpustakaan ditetapkan sebagai berikut:

1. Mendukung fungsi pendidikan dan pembelajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat USU dengan mengindefikasi memilih, mengadakan, mengatalog, dan memproses dan menjadikan bahan pustaka tersedia dengan memperhatikan faktor relevansi, kemuktahiran, keseimbangan dan terpelihara.

2. Mengupayakan agar pelayanan perpustakaan disediakan secara efektif dan efesien dengan memanfaatkan perkembangan dibidang teknologi informasi dan komunikasi.

3. Menyediakan fasilitas yang memudahkan kegiatan pengadaan, pengelolahan, penelusuran koleksi dan pelayanan perpustakan sistem otomasi perangkat lunak (software) yang terintegrasi.

4. Merencanakan, mempromosikan dan mengavaluasi kegiatan perpustakaan dalam rangka proses pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dilingkungan USU.

5. Mengupayakan manajemen stuktur organisasi yang tepat untuk mencapai pada tujuan dan sasaran perpustakaan.

6. Menciptakan suatu lingkungan, peluang dan kondisi yang tepat untuk memanfaatkan staff perpustakaan dapat mencapai dan memelihara kinerja dengan mengacu pada mutu yang ditetapkan.

7. Menyediakan suatu lingkungan fisik yang tepat untuk memenuhi kebutuhan koleksi, pengguna dan staf yang berbeda.

8. Menciptakan dan memelihara suatu komunikasi dua arah yang baik didalam maupun diluar perpustakaan.

9. Mengoptimalkan resource sharing dan jaringan lokal, regional, nasional dan internasional.

10. Mengevaluasi dalam perkembangan proses strategis suatu perpustakaan.

3.4 Sistem penyajian LAKIP Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Laporan Perpustakaan ini disusun sebagai Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), berisikan laporan kinerja Perpustakaan selama tahun anggaran 2016 yang merupakan pertanggung jawaban Pimpinan Perpustakaan kepada Rektor USU dan seluruh stakeholders. Laporan ini membuat hasil-hasil yang dicapai baik yang bersifat rutin maupun pengembangan dalam penyelenggaran Perpustakaan dengan sistematika penyajian sebagai berikut :

a. Pendahuluan menguraikan gambaran umum organisasi Perpustakaan.

b. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja mengikhtisarkan beberapa hal dalam perencanaan dan perjanjian kinerja.

c. Akuntabilitas kinerja menguraikan pencapaian sasaran-sasaran organisasi Perpustakaan dan penyajian hasil pengukuran kinerja.

d. Penutup, dan

e. Lampiran dimaksudkan untuk memudahkan pembaca memahami secara utuh Laporan Perpustakaan Tahun 2016 dan untuk mengetahui perkembangan perpustakaan dalam kurun waktu lima tahun terahkir.

Sistem penyajian laporan ini didasarkan kepada tatacara penyajian LAKIP yang dianjurkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

3.5 Daya Serap Anggaran Perpustakaan

Besar pagu anggaran Perpustakaan USU tahun 2015 hanya sebesar Rp.3.493.904.143, sedangkan tahun anggaran 2016 adalah sebesar Rp. 9.996.907.480 sehingga terdapat peningkatan 285,26 %. Pagu anggaran perpustakaan tahun 2016 hampir sama dengan pagu anggaran perpustakaan ditahun 2010. Peningkatan pagu anggaran perpustakaan ditahun 2016 sangat ditentukan oleh dokungan Rektor USU terhadap keberlangsungan pengelolahan perpustakaan.

Realisasi capaian anggaran perpustakaan ditahun 2016 adalah Rp.

9.738.988.161, sehingga realisasi capaiannya adalah 97,71 %. Tingginya tingkat capaian ini didukung oleh sistem perencanaan penggunaan anggaran diperpustakaan dan pemrosesan di Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang semakin baik.

3.6 Struktur Organisasi

Saat ini seluruh kegiatan Perpustakaan dilayani oleh 100 orang staf yang terdiri dari 1 orang tenaga Dosen (yaitu Wakil Kepala Perpustakaan), 19 orang tenaga Fungsional Pustakawan, 36 orang Fungsional Umum dan 44 orang Tenaga Kependidikan Honorer.

Sehubungan dengan perubahan status USU dari PT-BHMN (PP No. 56 Tahun 2003) tanggal 11 Nopember 2003 menjadi PTN-BH ( PP No. 16 Tahun 2014), organisasi dan tata kerja Perpustakaan akan mengalami perubahan mengikuti PP yang baru tersebut. Dalam Pasal 49 ayat 1-3, dalam ayat 2 dan 3 dinyatakan bahwa perpustakaan dipimpin oleh kepala dan ketentuan lebih lanjut

Sehubungan dengan perubahan status USU dari PT-BHMN (PP No. 56 Tahun 2003) tanggal 11 Nopember 2003 menjadi PTN-BH ( PP No. 16 Tahun 2014), organisasi dan tata kerja Perpustakaan akan mengalami perubahan mengikuti PP yang baru tersebut. Dalam Pasal 49 ayat 1-3, dalam ayat 2 dan 3 dinyatakan bahwa perpustakaan dipimpin oleh kepala dan ketentuan lebih lanjut

Dokumen terkait