• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Skematis Konfigurasi Politik Hukum:

1. Pengertian Politik Hukum

Istilah politik itu berasal dari istilah “Polis” yang artinya Negara Kota, kemudian dalam bagian ini kita akan mengemukakan apakah itu politik hukum. Secara etimologis, istilah politik hukum merupakan terjemahan merupakan terjemahan dari istilah Belanda yakni “Rechtpolitiek”, yang merupakan bentukan dari dua kata ‘recht’ dan ‘politiek’. Istilah ini sebaiknya tidak dirancukan dengan istilah yang muncul belakangan yang dikemukakan oleh Hence van Maarseven, yakni ‘politiekrecht’ atau hukum politik. Sebab keduanya memiliki konotasi yang berbeda. Istilah demikian itu, sebetulnya istilah untuk menggantikan istilah Hukum Tata Negara.

Istilah ‘Rechtpolitiek’, berasal dari kata ‘recht’ . Dalam bahasa Indo-nesia kata ‘recht’ berarti hukum. Kata hukum sendiri berasal dari bahasa arab ‘hukm’ (kata jamaknya ‘ahkam’), yang berarti putusan (‘ judge-ment’, ‘verdict’, ‘decission’), ketetapan (‘provision’), perintah (‘command’), hukuman (‘sentence’) dan lain-lain.124Kata kerjanya, ‘hakama-yahkumu’, berarti memutuskan, mengadili, menetapkan, memerintahkan, memerintah, menghukum, mengendalikan, dan lain-lain. Asal-usul kata ‘hakama’ berarti mengendalikan dengan satu pengendalian.125

Kita mengetahui bahwa setiap masyarakat yang teratur, yang dapat menentukan pola-pola hubungan yang bersifat tetap antara para

124 Hans Wehr, A Dictionary of Modern Written Arabic, London: Mac Donald and Avans Ltd, 1980, hlm 196

125 Jubran Mas’ud, Al Ra’id Mu’jam Lughawiyun Ashriyyun, Cet VII, Beirut Dar al ‘ilm li al Malayin, 1992, hlm 312

anggotanya adalah masyarakat yang mempunyai tujuan yang jelas. Dan politik adalah bidang dalam masyarakat yang berhubungan dengan tujuan masyarakat tersebut, mempunyai tujuan didahuli oleh proses pemilihan tujuan diantara berbagai tujuan yang mungkin. Oleh karena itu politik adalah juga aktivitas memilih suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini, menurut Satjipto Rahardjo.126Hukum juga berhadapan dengan masalah politik hukum, yang adanya keharusan untuk menentukan suatu pilihan mengenai tujuan maupun cara-cara yang hendak dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.

Apa yang dimaksud dengan politik hukum, kita beberapa pengertian yang akan diuraikan di bawah ini:

Sudarto127mengatakan bahwa politik hukum adalah:

“Politik hukum adalah kebijakan dari negara melalui badan-badan yang berwenang untuk menetapkan peraturan yang dikhendaki yang diperkirakan bisa digunakan untuk mengekpresikan apa yang terkandung dalam masyarakat dan untuk mencapai apa yang dicita-citakan.”

Dalam kesempatan yang lain Sudarto juga mengatakan bahwa ‘politik hukum adalah : merupakan suatu usaha untuk mewujudkan peraturan-peraturan yang baik sesuai dengan keadaan dan situasi pada waktu tertentu’.128 Dari pengertian Sudarto tersebut maka politik hukum mengandung makna bagaimana mengusahakan atau membuat dan merumuskan suatu peraturan perundang-undangan yang baik.

126 Satjipto Rahardjo. Ilmu Hukum. Op.cit., hlm. 34.

127 Sudarto. Hukum Pidana dan Perkembangan Masyarakat: Kajian Terhadap Pembaharuan Hukum Pidana. Sinar Baru: Bandung, 1983, hlm. 20

Sunaryati Hartono129mengatakan bahwa:

“Politik hukum adalah di satu pihak tidak terlepas dari realitas sosial dan tradisional yang terdapat di Indonesia sendiri dan di lain pihak, sebagai salah satu anggota masyarakat dunia, politik hukum In-donesia tidak terlepas pula dari realitas politik hukum internasional’.

Dengan demikian faktor-faktor politik hukum tidak semata-mata ditentukan oleh apa yang dicita-citakan atau tergantung pada kehen-dak pembentuk hukum, praktisi atau para teoretisi belaka. Beliau melihat politik hukum sebagai sebuah alat (‘tool’) atau sarana dan langkah yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk menciptakan sistem hukum nasional itu akan diwujudkan cita-cita bangsa Indone-sia.

Setiap masyarakat yang teratur, yang bisa menentukan pola-pola hubungan yang bersifat tetap antara para anggotanya adalah masyarakat yang mempunyai tujuan. Dari kegiatan masyarakat dalam menentukan tujuannya tersebut, maka diperlukan politik untuk mempelajarinya. Dari tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat inilah, maka politik hukum Menurut Satjipto Rahardjo130 adalah;

“Politik hukum adalah: Kegiatan memilih dan cara yang hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan sosial dan hukum tertentu dalam masyarakat. Menurut Satjipto Rahardjo, ada beberapa pertanyaan yang mendasar dari studi politik hukum:, (a) Tujuan

129 Sunaryati Hartono. Politik Hukum Menuju Sistem Hukum Nasional. Alumni: Bandung, 1991. hlm. 1-5.

130 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum. Op.cit., hlm. 309. Pendefinisian dari Satjipto Rahardjo tersebut, senada dengan apa yang dikemukakan oleh Soedjono Dirjosisworo, yang mengatakan bahwa: ’Politik hukum adalah sebagai disiplin hukum yang mengkhususkan dirinya pada usaha memerankan hukum dalam mencapai tujaun-tujuan yang dicita-citakan oleh masyarakat terntu’. Lihat dalam Soedjono Dirdjosisworo. Pengantar Ilmu Hukum. Rajawali: Jakarta, tt, hlm. 48.

apa yang hendak dicapai dengan sistem hukum yang ada., (b) Cara-cara apa dan yang mana, yang dirasa paling baik untuk bisa dipakai mencapai tujuan tersebut., (c) Kapan waktunya hukum itu dirubah, dan melalui cara dan bagaimana hukum itu seharusnya dirubah., (d) Dapatkah merumuskan suatu pola yang baku dan mapan, yang bisa membantu kita memutuskan proses pemilihan tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut secara baik.”

Pendefinisian politik hukum dari Satjipto Rahardjo di atas, nampaknya beliau memilih definisi politik sebagai bidang dalam masyarakat yang berhubungan dengan tujuan masyarakat tersebut. Struktur politik menaruh perhatian pada pengorganisasian kegitan kolektif untuk mencapai tujuan-tujuan yang secara kolektif menonjol.131

Dari pemilihan tujuan, atau didahului oleh proses pemilihan tujuan dari berbagai sudut yang mungkin tercapai, maka politik juga dapat dkatakan sebagai aktivitas memilih tujuan sosial tertentu.

Dari pendefinisian Satjipto Rahadjo tersebut di atas, maka pertanyaan yang penting dalam studi politik hukum adalah: 132

1. Tujuan apakah yang hendak dicapai dengan sistem hukum yang ada? Tujuan ini bisa berupa satu tujuan besar yang tunggal, bisa juga dipecah-pecah ke dalam tujuan-tujuan yang lebih spesifik menurut bidang, seperti ekonomi, sosial, yang kemudian masih bisa dipecah-pecah ke dalam tujuan-tujuan yang lebih kecil lagi; 2. Cara-cara apakah dan yang manakah yang paling baik untuk bisa dipakai mencapai tujuan tersebut? Termasuk di dalamnya persoalan pemilihan antara hukum tertulis atau tidak tertulis, antara sentralisasi dan desentralisasi;

131 Talcott Parsons. Societies, Evolutionary and Comparative Perspective. Englewood Cliffs, N,J: Prentice Hall, 1966, hlm. 13-15.

3. Kapankah waktunya hukum itu perlu diubah dan melalui cara-cara bagaimana perubahan itu sebaiknya dilakukan;

4. Dapatkan dirumuskan suatu pola yang mapan yang bisa memutuskan kita dalam proses pemilihan tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut? Termasuk di dalamnya proses untuk memperbaharui hukum secara efesien, dengan perubahan total, dengan perubahan bagian demi bagian.

Untuk mencapai tujuan dari politik hukum yang didefinisikan oleh

Satjipto Rahadjo tersebut, sebaiknya akan lebih lengkap jika melihat juga definisi politik hukum dari Padmo Wahyono, yang memberikan definisi politik hukum, ini ‘Sebagai kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk maupun isi dari hukum yang akan dibentuk’.133

Menurut penulis definisi yang diberikan oleh Padmo Wahjono

tersebut sangatlah abstrak, kemudian dari penelitian kepustakaan yang penulis lakukan akhirnya menemukan definisi yang lengkap apa yang dimaksudkan politik hukum oleh Padmo Wahjono, dalam artikelnya yang berjudul “Menyelisik Proses Terbentuknya Perundang-undangan”.

Padmo Wahjono memberikan definisi lengkap yakni politik hukum adalah:

Kebijakan penyelenggaraan negara tentang apa yang dijadikan kriteria untuk menghukum sesuatu. Dalam ini kebijakan tersebut berkaitan dengan pembentukan hukum, penerapan hukum dan penegakan hukumnya sendiri.

Beberapa definisi lainnya yang cukup penting di kemukakan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

133 Padmo Wahjono. Indonesia Berdasarkan atas Hukum. Ghalia Indonesia: Jakarta, 1986, hlm. 160.

Soediman Kartohadiprodjo,134mengatakan bahwa:

“Politik hukum negara dapat ditunjuk pada bentuk yang akan diberikan pada hukum, yang dapat tidak ditulis (maksudnya sebagai kebisaan dalam kehidupan manusia), dapat tertulis dalam peraturan-peraturan (undang-undang) atau tertulis dengan kodifikasi, yakni ditulis dan dikumpulkan secara sistematis dalam Kitab Undang-Undang serta dapat pula ditunjuk pada isinya.”

Dari definisi di atas, dikatakan bahwa politik hukum itu dapat ditunjuk pada perubahan, dalam arti perbaikan dalam kesadaran hukum pergaulan hidup, begitu juga dalam melakukan politik hukum negara harus memperhatikan kesadaran hukum yang terdapat dalam pergaulan hidup setidak-tidaknya memperhatikan dasar-dasar pokok daripada kesadaran hukum itu.

Teuku Mohammad Radhie, memberikan definisi politik hukum, menurutnya bahwa politik hukum adalah: Sebagai suatu pernyataan kehendak penguasa negara mengenai hukum yang berlaku di wilayahnya, dan mengenai arah perkembangan hukum yang dibangun.135

Pendapat dari Teuku Mohamad Radhie ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Solly Lubis,136bahwa menurutnya politik hukum adalah: Kebijakan politik yang menentukan peraturan hukum hukum apa yang seharusnya berlaku mengatur berbagai hal kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

134 Soediman Kartohadiprodjo. Pengatar Tata Hukum Di Indonesia. PT. Pembangunan Ghalia Indonesia: Jakarta, 1974, hlm. 50

135 Teuku Mohammad Radhie. Pembaharuan Hukum, dan Politik Hukum Dalam Rangka Pembangunan nasional. Dalam Jurnal Prisma Nomor 6 Tahun II desember, 1973, hlm. 4.

136 M. Solly Lubis. Serba-Serbi politik dan Hukum. CV. Mandar Maju: Bandung, 1989, hlm. 49.

Dari berbagai kepustakaan politik hukum di atas, akhirnya penulis dapat menemukan pengertian tersendiri dalam buku ini, bahwa yang dinamakan dengan politik hukum adalah, suatu usaha dari para sarjana hukum untuk mensosialisasikan berbagai bentuk, berbagai macam peraturan perundang-undangn yang berlaku dalam waktu tertentu kepada khalayak ramai, yakni kepada masyarakat. Yang tujuan utamanya adalah Untuk mencapai keadilan masyarakat, melalui hukum pemerintah harus mengimangi kepentingan umum dengan kepentingan-kepentingan lainnya. cita-cita akan keadilan yang hidup dalam jiwa rakyat tidaklah lain daripada simbol suatu harmonisasi kepentingan-kepentingan tersebut, dengan demikian tugas utama suatu negara adalah menjamin keadilan sosial., Menciptakan ketentraman hidup, dengan memelihara kepastian hukum. Bila dikatakan bahwa dalam satu negara terdapat kepastian hukum, sungguh berlaku sebagai hukum. Maka orang tidak ragu-ragu lagi untuk menggunakan hukum tersebut. Menangani kepentingan-kepentingan yang nyata dalam kehidupan bersama secara konkret.

Dalam hal penulis memberikan definisi politik hukum di atas, penulis lebih terinspirasi oleh pengertian yang dikemukakan oleh

Abdul Hakim Garuda Nusantara, beliau mengatakan bahwa politik hukum merupakan suatu kebijakan hukum (‘legal policy’) yang hendak diterapkan atau dilaksanakan secara nasional oleh suatu pemerintahan negara tertentu. 137