• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Teori

4. Pengertian Problem Based Learning

Menurut Sudarman (2007: 69), Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan

ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran.

Sementara itu menurut Barrow (2014:1), Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Masalah tersebut dipertemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran.

Dalam proses Problem Based Learning, Sunggur dan Tekkaya(2007: 308) menyatakan bahwa siswa dituntut untuk berpikir kritis, kreatif dan memonitor pemahaman mereka. Berarti model Problem Based Learning memungkinkan siswa berpikir kritis, kreatif dan juga mengukur kemampuan mereka sendiri dalam menyelesaikan masalah sehingga diharapkan menumbuhkan self concept yang positif pada diri siswa.

Model Problem Based Learning jika dibandingkan dengan model pembelajaran lain, Massa (2008: 19) mengemukakan bahwa tidak seperti pembelajaran tradisional dimana informasi-informasi ditransfer secara pasif dari guru ke siswa.

pembelajaran mereka sendiri. Pembelajaran mengantar siswa ke situasi yang tidak diketahui dimana terdapat masalah-masalah yang membutuhkan penyelesaian.

Pembelajaran ini menimbulkan interaksi aktif antara siswa dan guru. Siswa secara aktif membangun pengetahuan yang dibutuhkan dari masalah yang diberikan. Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran mengindikasikan bahwa pembelajaran bukan proses transfer ilmu dari guru ke siswa tetapi guru sebagai fasilitator yang menyediakan masalah dan

scaffolding (kerangka pendukung) yang dibutuhkan oleh siswa dalam mengonstruksi pengetahuan.

Berkaitan dengan peran aktif siswa, Arends (2008: 43), menyatakan bahwa

pembelajaran dengan model Problem Based Learning membantu siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan ketrampilan mengatasi masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa dan menjadi pelajar mandiri. Ditinjau dari perspektif informasi yang diterima siswa, Ratumanan (2004: 145), mengemukakan bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning membantu siswa memproses informasi yang sudah jadi dalam

benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.

Dua definisi ini memposisikan guru sebagai fasilitator dan mediator yang membantu siswa melakukan kegiatan penyelidikan terhadap masalah dan menemukan pengetahuan relevan untuk kehidupan nyata. Selanjutnya siswa diharapkan dapat menyusun kerangka pengetahuan baru yang dapat diaplikasikan. Jika skema pengetahuan yang dibentuk tidak dapat diaplikasikan, maka kegiatan pembelajaran menjadi suatu yang abstrak dan bahkan tidak menyentuh dimensi kehidupan praktis.

a. Karakteristik Problem Based Learning

Karakteristik pembelajaran berbasis masalah menurut Tan (Rusman, 2011:232)

sebagai berikut:

1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar;

terstruktur;

3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective);

4) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar;

5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama;

6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBL;

7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi dan kooperatif;

8) Pengembangan ketrampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan; 9) Keterbukaan proses dalam PBL meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses

belajar dan

10) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

Berdasarkan karakteristik proses Pembelajaran Berbasis Masalah yang sudah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan terdapat tiga unsur utama dalam proses pembelajaran berbasis masalah antara lain adanya suatu permasalahan, pembelajaran berpusat pada siswa dan belajar dalam kelompok kecil.

b. Langkah –langkah Model Problem Based Learning (PBL)

Pelaksanaan model Problem Based Learning (PBL) menurut Trianto ( 2007) terdiri dari 5 tahap proses, yaitu :

1) Tahap pertama adalah proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah dan mengajukan masalah.

2) Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta didik ke dalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah

3) Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4) Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan, dokumentasi atau model dan membantu mereka berbagi tugas dengan sesama temannya.

5) Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan.

Tabel 2.1

Tahap-tahap Problem Based Learning (PBL) Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru

Tahap 1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

Orientasipesertadidik menjelaskan logistik yang diperlukan, mengajukan pada masalah fenomenaatau demonstrasi atau cerita untuk

memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah. Tahap 2 Guru membagi peserta didik ke dalam

Mengorganisasi kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan peserta didik dan mengorganisasik

an tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.

Tahap 3 guru mendorong peserta didik untuk

Membimbing mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, penyelidikan individu melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk maupun kelompok mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Tahap 4 Guru membantu peserta didik dalam

Mengembangkan merencanakan dan menyiapkan laporan, dan menyajikan hasil dokumentasi atau model dan membantu mereka

berbagi tugas dengan sesama temannya. Tahap5 Guru membantu peserta didik untuk

Menganalisis dan melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses mengevaluasi proses dan dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan. hasil pemecahan masalah

c. Kelebihan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Kelebihan dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut antara lain (Wina Sanjaya, 2009 : 220) :

1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa

2. Meningkatkan motivasi baru bagi siswa

3. Meningkatkan siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata

4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

5. PBL juga dapat mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

6. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

7. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

8. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

9. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata.

d. Kelemahan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kelemahan dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) antara lain (Sanjaya, 2009 : 221) :

1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan mencobanya.

2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

e. Hasil yang diperoleh dari problem based learning

Ketrampilan dan Problem based

learning

Perilaku dan keterampilan sosial sesuai peran orang

dewasa

Keterampilan untuk belajar secara mandiri

Gambar 2.1

Problem Based Learning tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar kepada siswa, pengajaran langsung dan ceramah lebih cocok untuk maksud ini. Problem Based Learning

seperti diilustrasikan dalam gambar 1, dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan ketrampilan berpikir, ketrampilan menyelesaikan masalah dan ketrampilan intelektualnya; mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan; dan menjadi pelajar yang mandiri dan otonom.

Dokumen terkait