• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semangat kerja karyawan merupakan masalah yang penting dalam setiap usaha kerjasama kelompok orang dalam mencapai tujuan tertentu dari kelompok tersebut.

P a d a u m u m n ya m o r i l ( s e m a n g a t k e r j a ) d i p e r g u n a k a n u n t u k menggambarkan suasana keseluruhan yang dirasakan samar-samar atau kabur diantara anggota-anggota suatu kelompok masyarakat atau perkumpulan.

Semangat kerja yang rendah dihubungkan dengan ketidaktenangan atau kegelisahan. Sebaliknya moral yang tinggi kadang-kadang dihubungkan dengan motif dan hasil-hasil yang baik. Untuk membahas masalah semangat

dan k egai rah an kerj a, h al p ert am a yan g k ita haru s perh ati kan ad al ah pen gerti an s em an gat kerj a itu. Berikut i ni ak an di papark an b eberapa pengertian tentang semangat kerja.

Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat dengan jalan memperkecil kekeliruan dalam pekerjaan, mempertebal rasa tanggung jawab, serta dap at men yelesaikan tu gas dengan waktu yan g sesuai dengan rencana yang ditetapkan (Nitisemito, 2002 : 108).

Semangat (moril) kerja adalah kemampuan sekelompok orang-orang untuk bekerjasama dengan giat dan konsekuen dalam mengejar tujuan bersama (Moekijat, 2002 : 130).

Definisi di atas menunjukkan bahwa dengan meningkatnya semangat dan kegairahan kerja, maka pekerjaan akan lebih cepat dapat diselesaikan, kerusakan akan dapat dikurangi, absensi akan dapat diperkecil sehingga dengan ini semua produktivitas akan dapat ditingkatkan.

I. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja karyawan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja karyawan, yaitu antara, lain:

a) Gaji yang cukup

Setiap perusahaan seharusnya memberikan gaji yang cukup kepada karyawan/pegawainya. Pengertian "cukup" ini adalah sebenamya sangat relatif sifatnya. Oleh karena itu cukup di sini adalah jumlah yang mampu dibayar tanpa

menimbulkan kerugian bagi perusahaan tersebut. Dan dengan sejumlah gaji yang diberikan tersebut akan mampu memberikan kegairahan kerja para karyawannya.

Perlu dicatat disini bahwa yang dimaksud gaji bukanlah imbalan jasa dalam bentuk uang semata, tetapi dalam b e n t u k ya n g l a i n . M i s a l n ya ; j a t a h b e r a s , p e r a w a t a n kesehatan, fasilitas perumahan dan sebagainya.

b) Memperhatikan kebutuhan rohani

Selain kebutuhan materi yang berbentuk gaji yang cukup, mereka juga membutuhkan kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani ini antara lain adalah menyediakan tempat untuk menjalankan ibadah, rekreasi, partisipasi dan sebagainya.

c) Sekali-kali perlu menciptakan suasana santai

S u a s a n a k e r j a ya n g r u t i n b a r a n g k a l i m e n i m b u l k a n kebosanan dan ketegangan kerja bagi karyawan. Untuk menghindari hal-hal seperti itu maka perusahaan perlu s e k al i -k a l i a t au k ad a n g - k a d an g ( d a l am k u ru n w a k t u t e r t en t u ) u n t u k n menciptakan suasana santai.

B a n ya k s e k a l i c a r a- c a r a ya n g d a p a t d i j al a n k a n o l eh perusahaan, misalnya dengan jalan mengadakan rekreasi/

piknik bersama-sama, mengadakan pertandingan olah raga antar karyawan dan sebagainya.

P e n g a r u h ya n g d i a k i b a t k a n k a r e n a i t u c u k u p b e s a r ,

kegairahan kerja para karyawan akan timbul karenanya.

Mereka akan saling merasa berada di dalam satu kesatuan dan merasa satu naungan di bawah nama perusahaan.

d) Harga diri perlu mendapat perhatian

Perusahaan yang baik biasanya mempunyai karyawan yang hasil kerjanya dapat diandalkan. Dengan keadaan seperti itu perusahaan akan cepat maju karena cara kerja karyawan cukup baik.

Jika prestasi karyawan itu cukup menonjol tidak ada salahnya bila pemimpin memberikan penghargaan, baik itu berupa surat penghargaan maupun dalam bentuk hadiah materi, karena setiap orang pasti menghendaki dirinya dihormati orang lain.

e) Tempatkan para karyawan/pegawai pada posisi yang tepat

S e t i a p p e r u s a h a a n h a r u s m a m p u m e n e m p a t k a n p a r a karyawannya pada posisi yang tepat. Artinya tempatkan mereka p ad a posi si yan g s esu ai d en gan k et eram pil an masing-masing. Jadi sesungguhn ya masalah ketepatan m e n em p at k an p a r a k a r ya w a n p a d a p o s i s i ya n g s e s u ai merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha membangkitkan kegairahan kerja karyawan.

f) Berikan kesempatan untuk maju

Ke g ai r ah a n k erj a k ar ya w an ak an t i m b u l j i k a m er ek a

mempunyai harapan untuk maju. Oleh karena itu hendaknya setiap perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk maju dengan pemberian penghargaan dan jaminan peningkatan jenjang karir kepada karyawan yang berprestasi.

Selain itu hendaknya perusahaan m e n g a d a k a n p r o g r a m p e n d i d i k a n t a m b a h a n b a g i k a r y a w a n n y a . T e n t u s a j a p a r a k a r y a w a n a k a n men yambutn ya den gan hati gembira d an kegembiraan inilah salah satu pendorong kegairahan kerja.

g) Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan

Kegairahan kerja para karyawan akan terpupuk jika mereka mempunyai perasaan aman terhadap masa depan profesi mereka. Untuk menciptakan rasa aman menghadapi masa depan, hendakn ya perusahaan melaksanakan program pensiun bagi karyawannya.

Kalau sekiranya pemberian tunjangan pensiun dirasakan sebagai suatu tindakan yang berat bagi perusahaan, maka seb en am ya ad a j al an lai n yan g cuku p bai k. Mi sal n ya d e n g a n c a r a m e w a j i b k a n p a r a k a r y a w a n n y a u n t u k menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung dalam bentuk polis asuransi.

h) Usahakan agar para karyawan mempunyai loyalitas

Kesetiaan/loyalitas para karyawan terhadap perusahaan akan dapat menimbulkan rasa tanggungjawab, karena tanggungjawab dapat menciptakan kegairahan kerja. Untuk d ap at menimb ulk an lo yalit as p ara kar ya wan terh adap perusahaan, maka pihak pimpinan harus mengusahakan agar para karyawan merasa senasib dengan perusahaan. Dengan merasa senasib seperti ini kemajuan dan kemunduran perusahaan akan dapat dirasakan juga oleh mereka. Sebenamya loyalitas dapat juga ditimbulkan dengan cara pemberian gaji yang cukup, perhatian terhadap kebutuhan rohani dan hal-hal positif lain seperti yang dijelaskan dimuka.

i ) S ek al i -k al i p a r a k ar ya w an / p e g aw a i p erl u j u ga d i aj ak berunding

Di dalam perusahaan, ketika akan merencanakan sesuatu yang agak p e n t i n g s e b ai k n ya p a r a k a r ya w a n ya n g a d a d i aj a k u n t u k b er u n d i n g . Misalnya kita akan merencanakan menaikkan penjualan sebanyak 25% untuk tahun depan, maka setiap karyawan yang bertugas dibidang penjualan, produksi, pembelian dan keuangan sebaiknya diajak berunding untuk membahas hal tersebut.

D e n g a n m e n g i k u t s e r t a k a n m e r e k a u n t u k b e r u n d i n g m a k a perasaan bertanggungjawab akan timbul, sehingga

mereka dalam melaksanakan setiap kebijaksanaan baru tersebut akan lebih baik.

j) Pemberian insentif yang terarah

Agar perusahaan memperoleh hal secara langsung maka selain cara-cara yang telah disebutkan di atas, dapat pula ditempuh sistem pemberian insentif kepada para karyawan.

Perusahaan akan memberikan tambahan penghasilan secara l a n g s u n g k e p a d a p a r a k a r ya w a n ya n g m e n u n j u k k a n kelebihan dalam prestasi kerjanya. Cara seperti ini sangat efektif untuk mendorong gairah kerja para karyawan, tentu saja cara itu harus juga disertai dengan kebijaksanaan yang tepat.

k) Fasilitas yang menyenangkan

Setiap perusahaan bila memungkinkan hendaknya m en yed i ak an fas i li t as yan g m en ye n an gk an b a gi p ara k ar yawan n ya.

Ap ab i l a d en gan fas i li t as t ers eb ut tem yat a mampu menambah kesenangan pada karyawan, berarti kegairahan kerjanya dapat pula ditingkatkan.

Fasilitas yang menyenangkan janganlah diartikan secara s e m p i t , s e b a b b a n y a k y a n g m e n a f s i r k a n b a h w a f a s i l i t a s menyenangkan tersebut antara lain berupa rekreasi, cafetaria sampai olah raga dan sebagainya. Sebenamya fasilitas yang menyenangkan itu cangkupannya sangat luas, sehingga

termasuk juga pengobatan, tempat ibadah, kamar kecil yang bersih, pendidikan untuk anak dan sebagainya. Tempat ibadah akan menimbulkan rasa kesenangan batiniah, sebab dengan penyediaan tempat ibadah akan memudahkan mereka yang akan menjalankan ibadah (Nitisemito, 2002 : 108).

Apabila kegairahan kerja karyawan menurun, akan berdampak terhadap perkembangan suatu perusahaan. Hal ini disebabkan oleh menurunnya moral kerja dari karyawan karena a d a n y a p e r a s a a n t i d a k p u a s t e r h a d a p c a r a - c a r a y a n g d i p e r g u n a k a n o l e h p e m i m p i n u n t u k m e n g g e r a k k a n bawahannya.

Sedangkan ketidakpuasan ini dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :

a) Labour tum over (pergantian pegawai) yang tinggi.

b) Sering terjadi pertikaian perburuhan (labaur disputes) yang dap at m en gakib at kan show down at au b ent uk-b entu k lainnya.

c) Tingkat kebiasaan absen (abseniesme) yang tinggi, artinya terlalu ban yak jumlah pegawai yang tidak masuk atau sering datang terlambat

d) Moral yang rendah dalam bentuk kenakalan, perbuatan yang merugikan nama baik organisasi, dan lain sebagainya.

e) Tidak adanya loyalitas kepada organisasi.

f) Pessimisme

g) Appatisme

II. Indikator turunnya semangat kerja dan kegairahan kerja karyawan

Indikator turunnya semangat dan kegairahan kerja oleh setiap perusahaan sangat penting untuk diketahui, karena adanya pengetahuan tentang indikator tersebut akan dapat diketahui s eb ab t u run n ya s em an g at d an k egai rah an k erj a. Den gan demikian perusahaan akan dapat mengambil tindakan-tindakan pencegahan atau pemecahan masalah seawal mungkin dengan mengadakan penelitian terlebih dahulu.

Indikator-indikator turunnya semangat dan gairah kerja antara lain:

a) Turun/rendahnya produktivitas kerja

Salah satu indikasi turunnya kegairahan kerja ditunjukkan dengan menurunnya produktivitas kerja, ini dapat terjadi karena karyawan cenderung malas dalam melaksanakan tugas dan sengaja menunda-nunda pekerjaan.

b) Tingkat absensi yang naik/tinggi

Sebenamya tingkat absensi yang naik juga merupakan salah satu indikator turunn ya kegairahan kerja, maka perlulah untuk dilakukan penelitian bila ada gejala-gejala absensi yang naik-turun. Pada umumnya bila kegairahan kerja turun, maka mereka akan malas untuk setiap hari datang bekerja dan setiap ada kesempatan untuk tidak bekerja akan mereka pergunakan, ap ab i l a w ak t u ya n g l u an g t ers eb u t d a p at d i gu n ak an

men dapat kan hasil yan g l ebi h ti n ggi mesk ipu n u ntuk sementara ada hal-hal lain yang menyebabkan kegairahan kerja menurun.

c) Labour tum-over (tingkat perpindahan) yang tinggi

Dalam suatu perusahaan tidak jarang terjadi perubahan dari sumber daya manusia yang ada, karena ada yang keluar akibat pindah, meninggal, dipecat, pensiun, pengurangan terpaksa, ketidakpuasan mereka bekerja di perusahaan tersebut. Tingkat keluar masuknya yang tinggi selain dapat menurunkan produktivitas kerja juga dapat menghambat kelangsungan hidup perusahaan.

d) Tingkat kerusakan yang tinggi

Indikator lain yang menunjukkan turunnya kegairahan kerja adalah naiknya tingkat kerusakan baik terhadap bahan baku, barang jadi maupun mesin dan peralatan.

e) Kegelisahan di mana-mana

Sebagai seorang pemimpin harus mengetahui kegelisahan yang timbul pada bawahannya. Kegelisahan yang timbul dapat berwujud ketidaktenangan dalam bekerja, perasaan tidak aman dalam menghadapi masa depan serta hal-hal lainnya.

Kegelisahan pada tingkat terbatas dengan dibiarkan begitu saja pada tingkat tertentu bukanlah tindakan yang bijaksana k a r e n a a k a n m e r u g i k a n p e r u s a h a a n d e n g a n s e g a l a

akibatnya.

f) Tuntutan yang sering kali terjadi

Tuntutan yang sering terjadi pada perusahaan merupakan perwujudan dari ketidakpuasan para karyawannya, di mana semakin seringnya terjadi tuntutan merupakan indikasi yang k u a t a d a n y a k e g a i r a h a n k e r j a y a n g m e n u r u n d a r i karyawannya.

g) Pemogokan

Pemogokan merupakan perwujudan ketidakpuasan atau kegelisahan yang juga merupakan tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunnya kegairahan kerja ( Nitisemito, 2002 : 161).

Dalam hal ini setiap perusahaan selalu berusaha agar t i m b u l n ya p e m o g o k a n d a p a t d i c e g a h k a r e n a h a l i n i b u k a n n ya s e k e d a r i n d i k a s i t u r u n n ya s e m a n g a t d a n kegairahan kerja tetapi juga akan dapat menimbulkan kelumpuhan bagi perusahaan dengan segala akibatn ya sehingga menyebabkan jalannya kegiatan perusahaan menjadi kurang lancar.

Dokumen terkait