• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Tema: Arsitektur Berkelanjutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Pengertian Tema: Arsitektur Berkelanjutan

Pengertian arsitektur yang berkelanjutan, seperti dikutip dari buku James Steele Sustainable Architecture, adalah “Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat Lain, dari itu kawasan satu ke kawasan lain dan paling baik adalah ditentukan oteh masyarakat terkait.”

Terdapat pendapat Lain seperti yang ditontarkan oleh The Brunttond Report (1987) didefinisikan sebagai pembangunan yang bertujuan memenuhi kebutuhan kebutuhan pada masa kini tanpa meniadakan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhannya kelak.

Menurut eko prawoto Pembangunan yang berketanjutan/sustainable pada dasarnya haruslah diawali dengan kesadaran bahwa bumi ini memiliki keterbatasan.

Karenanya membutuhkan upaya-upaya nyata bagi siapa saja untuk melindungi bahkan menyelamatkan bumi ini dari kehancurannya. Sustainability akan terjadi bukan semata pada perwujudan artefaknya melainkan lebih pada adanya kepercayaan atas nilai- nilai yang mendasarinya yaitu penghargaan serta pemahaman pada menjagai keselarasan alam.

Arsitektur berkelanjutan merupakan Konsekuensi dari komitmen tentang pembangunan berkelanjutan karena arsitektur berkaitan erat dan fokus perhatiannya kepada faktor manusia dengan menitikberatkan pada pilar utama konsep

pembangunan berkelanjutan yaitu aspek Lingkungan binaan dengan pengembangan lingkungannya, di samping pilar pembangunan ekonomi dan sosial.

Berbagai konsep datam arsitektur yang mendukung arsitektur berketanjutan, antara Lain dalam efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan tahan, efisisensi penggunaan material, penggunaan teknologi dan material baru, dan manajemen limbah.

2.4.1 Pilar -pilar penopang bangunan berkelanjutan (Sustainable building)

Bertitik totak dari komitmen The World Business Council on Sustainable Development (WBCSD) bersama dengan The Conseil International du Batiment (CIB) mengenahi tiga pilar keberlanjutan dan kontrusi yang berketanjutan , reatisasi pembangunan berkelanjutan metatui konstruksi berketanjutan dapat dijabarkan melalui tiga pilar utama atau “triple bottom-line 3E”. Tujuan dari bangunan yang berkelanjutan bukan hanya meraih kepuasan maksimum, melainkan mengupayakan keseimbangan ketiga aspek berikut ini:

1. Aspek Kwalitas Lingkungan Global (Environmental - Ecology Quality) Dapat dilakukan dengan cara preservasi lingkungan global dan konservasi sumber daya alam.

2. Aspek Vitalit Economic (Economy Stitle)

Dapat dilakukan dengan cara Kontribusi pada peningkatan aktivitas ekonomi dan Pendayagunaan potensi dan sumberdaya local.

Dapat dilkaukan dengan cara Keterlibatan aktif pihak pihak .terkait (pemitik, pengguna, komunitas, otoritas Lokal, institusi tainnya) dengan pendekatan kolaboratif dan Pemberdayaan dan peningkatan kemampuan masyarakat. Aspek penopang Lainnya menurut Holcim Foundation:

1. Aspek Kontekstual dan Estetika (Proficiency)

Dapat dilakukan dengan cara peningkatan kwalitas lingkungan alami maupun Lingkungan binaan lokal dan peningkatan kwatitas arsitektur dan dampak estetikanya.

2. Aspek Pembelajaran dan Transfet-bilitas (Progress)

Dapat ditkaukan dengan cara kontribusi peningkatan pengetahuan multi disiplin yang terkait dan Perintis proyek percontohan yang inspiratif.

Buletin environmental building news menyatakan bahwa terdapat sebelas masalah paling penting dalam perancangan yang dapat dipertahankan. Sebelas daftar prioritas untuk bagunan berkelanjutan sebagai berikut:

1. Hemat energi: merancang dan membangun bangunan hemat energi

2. Bangunan yang memanfatkan ruang bangunan yang ada serta infrastrukturnya daripada menggunakan ruang terbuka

3. Membangun masyarakat: merancang masyarakat untuk mengurangi ketergantungan pemakatan kendaraan bermotor serta mendorong kepekaan masyarakat sekitar

4. Mengurangi pemakian bahan mefloptimalkan rancangan yang menggunakan ruang lebih kecil serta memanfaatkan materi dengan lebih efisien

5. Melindungi dan menggankat mutu lahan: menjaga dan mengembatikan potensi ekosistem Lokal dan keaneragaman

6. Memilih bahan bangunan yang memiliki dampak paling kecil terhadap lingkungan dan juga bahan dengan sumber yang efisien.

7. Memaksimalkan umur panjang: merancang agar dapat bertahan lama dan mudah beradaptasi.

8. Menyelamatkan air: merancang bangunan serta ruang luar yang hemat air 9. Membuat bangunan sehat menghasilkan lingkungan ruang dalam aman serta

nyaman

10. Meminimalis sampah konstruksi dan sampah hasil penghancuran bangunan mengembalikan, memakai ulang serta mendaur ulang sampah dari bidang pekerjaan dan mempratikan sifat peduli lingkungan

11. “menghijaukan” bisnis anda: dampak lingkungan ditempat anda bekerja dan menyebarluaskan konsep ini.

2.4.2 Elemen Sumber Daya Alam

Bangunan didirikan dengan material yang diambil dari bumi, dioperasikan dengan air dan api, serta berinteraksi dengan udara, air, api dan burnt dimana para penghuninya bergantung untuk kelangsungan hidupnya (survival). Elemen-elemen sumber daya alami menurut priatman (2007) meliputi:

a. ELemen Udara

Bangunan perlu dirancang sedemikian rupa untuk mencapai kuatitas udara yang bersih dan sehat (dituar / didalam ruang)

b. Elemen Air

Bangunan pertu dirancang untuk konservasi air c. Etemen Api / energi

Bangunan perlu dirancang bagi konservasi energi d. Etemen Burnt I tanah / tahan

Bangunan dirancang untuk konservasi tahan/ tanah e. Elemen Material

2.4.3 Pengelompokan Tema Arsitektur Berkelanjutan ke Dalam Level Filosofis, Level Teoritis dan Level Aplikatif

Gambar 2.27 Skema Level Tema Arsitektur Berkelanjutan (Sumber: Analisis, 2015)

Penerapan tema Arsitektur Berkelanjutan pada perancangan, merupakan respon dari isu dan permasalahan menipisnya kualitas serta kuantitas sumber daya baik alam maupun manusia. Kembali lagi pada hakekat yang mendasar atas keseimbangan dan keselarasan alam dalam pemenuhan kebutuhan sehingga menciptakan hubungan yang saling menghargai dan saling memahami antara manusia dan alam.

Aplikatif

Pemenuhan Kebutuhan dengan

Dasar Penghargaan dan Pemahaman dalam Keselarasan Alam

Teoritisis

Filosofis

Three Dimension Sustainability:

K Environmental Sustainability K Social Sustainability K Economical Sustainability

Gaya dominan lokalitas, berkisi selaras padu dengan material lokal, irama terkendali, karakteristik sustainable adalah kesatuan

Untuk menanggapi permasalahan tersebut, dengan melalui ide dasar yang terdiri dari beberapa teori Arsitektur Berkelanjutan yang masuk dalam level teoritis, salah satu diantaranya adalah Three dimension sustainability, yang memiliki tiga prinsip yang telah dijelaskan di atas.

Setelah itu, prinsip-prinsip tersebut digunakan sebagai acuan dalam level aplikatif yang digunakan sebagai batasan dalam merancang, sehingga sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan tersebut.

Dokumen terkait