• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja banyak diungkapkan oleh beberapa ahli. Yang dimaksud tenaga kerja adalah daya manusia untuk melakukan pekerjaan (Sulistyaningsih, 1998:20). Menurut Undang-undang Pokok Ketenagakerjaan No. 14 tahun 1969 yang dimaksud tenaga kerja adalah tiap-tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Moekijat, 1987:82).

Kata mampu tersebut haruslah diartikan sebagai ukuran minimal tenaga kerja yang menyangkut masalah kondisi sehat jasmani dan sehat rohani. Disamping itu masalah umur yang mempunyai kaitan erat dengan tingkat pertumbuhan fisik dan kematangan berpikir seseorang merupakan bahan pengetahuan pula bagi usaha pengadaannya, karena tidak semua jenis pekerjaan tersebut dapat dan boleh dipekerjakan menurut Undang-undang (Artoyo, 1986:12).

Pembangunan merupakan pelaksanaan dari pendayagunaan kemanunggalan komponen alam, tenaga kerja dan modal untuk mencapai keberhasilan bidang-bidang yang berhubungan dengan keperluan hidup manusia yang telah direncanakan oleh pemerintah maupun yang direncanakan oleh masyarakat atau pihak swasta (swadaya masyarakat). Dalam dunia ekonomi, ketiga komponen tersebut merupakan hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Tenaga kerja adalah seluruh penduduk dalam suatu negara yang berusia 10 tahun ke atas yang dapat memproduksi barang dan jasa. Penduduk yang termasuk dalam tenaga kerja dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja dan penduduk bukan angkatan kerja.

Penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja adalah mereka yang bekerja (mempunyai pekerjaan) atau mereka yang tidak mempunyai pekerjaan, tetapi sedang mencari atau mengharap untuk memperoleh pekerjaan (pengangguran penuh atau pengangguran terbuka). Sedangkan penduduk yang bukan angkatan kerja adalah mereka yang sekolah atau mengurus rumah tangga dan lainnya (Alatas, 1987:244-245).

Dalam Undang-undang No. 13 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 tentang ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.

Pengembangan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh dan ditujukan pada peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif dan efektif serta efisien dan berjiwa wiraswasta. Pada saatnya nanti akan mampu mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja serta kemampuan perusahaan dalam putaran waktu tertentu hal demikian dianggap penting supaya dapat menilai kegiatan perusahaan pada tingkat keberhasilannya.

BPS tahun 2000 mendefinisikan bahwa penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas, sedangkan bekerja adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh

13

pendapatan. Penduduk usia kerja tersebut terbagi dalam angkatan kerja yang mencakup bekerja dan mencari pekerjaan serta bukan angkatan kerja terdiri dari sekolah, rumah tangga dan lainnya (BPS, 2000).

Menurut statusnya pekerja dibagi ke dalam sektor formal dan sektor informal. Sektor formal adalah pekerja yang bekerja sebagai buruh atau karyawan dan pengusaha dengan dibantu oleh buruh tetap. Sedangkan cakupan pekerja informal adalah pekerja yang berusaha sendiri, pengusaha dan dibantu buruh tidak tetap dan pekerja keluarga.

Tabel 1. Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Sektor di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun 2001

Sektor Jumlah Pertanian Industri Perdagangan Jasa Lainnya 12024 1703 6706 10670 2766 Jumlah 33869 Sumber : BPS

Menurut Payaman Simanjuntak bahwa tenaga kerja sebagai man power yaitu penduduk yang sudah atau sedang mencari pekerjaan dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga (Sandjun, 1990:3).

Menurut Sunarto (1987:4) tenaga kerja meliputi semua penduduk yang berusia 14 tahun ke atas kecuali anak-anak yang berusia dibawah 14 tahun, mereka yang berusia diatas 14 tahun tapi masih bersekolah untuk waktu penuh, mereka yang karena usia lanjut, cacat jasmani atau rohani tidak mau bekerja, mereka yang karena sesuatu hal tidak diperkenankan bekerja.

Pengembangan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh dan ditujukan pada peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efektif dan efisien serta berjiwa wiraswasta. Pada saatnya nanti mampu mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja.

Tenaga kerja dapat digolongkan menjadi beberapa golongan menurut kriteria tertentu, seperti :

1. Menurut keaktifan tenaga kerja dibagi menjadi :

a. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur atu sedang mencari pekerjaan.

b. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan lain-lain atau yang menerima pendapatan. 2. Menurut tingkat keahlian, dapat dibagi menjadi tiga yaitu tenaga ahli profesional,

tenaga ahli dan buruh (tenaga kasar). Tenaga ahli profesional merupakan tenaga ahli yang mempunyai tingkatan paling tinggi dan jumlah paling sedikit. Tenaga ahli merupakan tingkatan yang mempunyai keahlian sedikit di bawah tenaga ahli profesional, seperti sarjana dan tenaga terdidik lainnya, ini menempati ruang pertengahan, jumlahnya lebih sedikit dibanding buruh. Sedang tenaga kasar (buruh) adalah tenaga yang bekerja dengan tenaga saja dan tidak mempunyai pendidikan khusus atau keterampilan, ini menempati strata paling bawah dan jumlahnya paling banyak.

3. Menurut pendidikannya, sebenarnya penggolongan ini hampir sama dengan penggolongan nomor dua di atas tetapi lebih khusus dan nyata. Menurut pendidikannya tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tiga golongan :

15

a. Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu seperti guru, apoteker, dokter dan sebagainya.

b. Tenaga kerja terlatih

Tenaga kerja terlatih yaitu tenaga kerja yang memerlukan latihan atau praktek terlebih dahulu, seperti sopir, perbengkelan, pertukangan dan sebagainya.

c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan, misalnya pelayan, pesuruh dan sebagainya (Adikoesoemah, 1982:173).

Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Wirosuharjo, 2000:193). Angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomi (Mantra, 2003:225).

Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi. Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup manusia merubah faktor produksi menjadi barang dan jasa. Faktor produksi meliputi tenaga kerja (dari manusia itu sendiri), modal, lahan dan kewiraswastaan (Anonim, 1994:35). Tenaga kerja merupakan suatu faktor produksi sehingga dalam kegiatan industri diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dan kemampuan tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tenaga kerja adalah sebagian dari keseluruhan penduduk yang secara potensial dapat menghasilkan barang dan jasa atau sebagian dari penduduk yang

termasuk golongan tingkat usia 10 – 64 tahun (Ananta, 1986:286). Sedangkan menurut DR. Payaman Simanjuntak dalam bukunya Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Tenaga Kerja (Man Power) adalah:

“Penduduk yang sudah, sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga”. (Simanjuntak, 1990:3)

Di Indonesia dipilih batas umur minimum 10 tahun tanpa batas maksimum. Dengan perkataan lain tenaga kerja di Indonesia adalah setiap penduduk yang berumur 10 tahun/lebih. Sedangkan penduduk yang berumur dibawah 10 tahun digolongkan bukan tenaga kerja. Pemilihan 10 tahun sebagai batas umur minimum adalah berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk berumur muda terutama di desa-desa yang bekerja/mencari pekerjaan. Demikian juga di Indonesia tidak menganut batas umur maksimum. Alasannya adalah bahwa Indonesia belum mempunyai jaminan sosial secara nasional, hanya sebagian kecil penduduk Indonesia yang menerima tunjangan di hari tua yaitu pegawai negeri dan sebagian pegawai swasta. (Manulang, 1990:4).

Istilah tenaga kerja tidaklah identik dengan angkatan kerja, di Indonesia yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetap tetapi sementara tidak bekerja dan tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan secara aktif. (Mantra, 2003:225)

17

Dokumen terkait